• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 14 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Kisah Kiai Subhan; Berkali-kali Diundang Tanpa Diberi ‘Amplop’

Oleh Sodikin
7 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
KH Subhan Makmun (tengah) bersama Habib Luthfi (kanan). Foto: nu.or.id

KH Subhan Makmun (tengah) bersama Habib Luthfi (kanan). Foto: nu.or.id

1
BAGIKAN

KIAI Subhan Makmun, pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes yang juga salah satu Rais Syuriyah PBNU mengisahkan pengalaman menariknya saat berdakwah.

Pada 1994 Kiai Subhan pernah diundang untuk mengisi sebuah acara khataman kitab Ihya ‘Ulumidin di sebuah pesantren di Kabupaten Tegal. Saat itu beliau masih harus diantar jemput oleh panitia.

Hari yang ditetapkan pun tiba. Panitia telah datang dan menunggu sang kiai untuk bersama menuju ke pesantren tempat acara diselenggarakan. Apa yang semestinya dilakukan oleh seorang pembicara dalam sebuah acara pengajian pun dilakukan oleh Kiai Subhan. Beliau sampaikan mau’idhah kepada para hadirin. Dan usai acara panitia kembali mengantar beliau pulang ke rumah.

Namun Kiai Subhan meminta untuk diantar ke rumah mertua yang letaknya tak jauh dari tempat pengajian. Maka panitia penuhi permintaan itu. Tiba di rumah mertua kiai, panitia langsung undur diri dengan satu catatan; tanpa memberi ‘amplop’ sebagaimana layaknya mubaligh diberi bisyarah. Kiai Subhan hanya diam.

ArtikelTerkait

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

10 Cara Alami Usir Tikus dari Dalam Rumah

Kisah Tikus yang Berkeluh Kesah

Disebutkan dalam Quran dan oleh Rasulullah ﷺ, Ini 5 Hal yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan

Ketika hendak pulang ke pesantrennya sendiri di Brebes kepada sang mertua beliau meminta sedikit uang untuk ongkos pulang. Mendengar permintaannya ini sang mertua tertawa kecil seraya berkata, “Lha apa tadi tidak dikasih amplop? Kok mau pulang saja minta sama mertua.”

Kiai Subhan menjawab singkat, “Tidak.”

Pada kesempatan yang lain pada tahun 1995 pesantren yang sama kembali mengundang beliau untuk mengisi satu acara peringatan haul pendiri pesantren. Kali ini sang kiai tak lagi diantar jemput panitia karena telah memiliki mobil sendiri. Maka pada hari yang telah dijadwalkan beliau berangkat sendiri ke tempat acara dengan membawa uang saku secukupnya.

Apa yang terjadi pada tahun lalu kembali terulang. Ketika Kiai Subhan pamit pulang, lagi-lagi tuan rumah tak memberi ‘amplop’ atau apa pun kepadanya. Entah mengapa.

Untuk yang ketiga kalinya Kiai Subhan kembali diundang dalam acara khataman kitab Fathul Mu’in. Pun saat selesai acara beliau kembali tak diberi amplop oleh tuan rumah.

Namun beberapa kali berikutnya sang pengasuh pesantren yang mengundangnya hadir ke rumah Kiai Subhan. Kepada Kiai Subhan sang tamu mengatakan “Mohon maaf kiai, tiga kali saya mengundang Pak Kiai untuk mengisi acara di pesantren saya namun tidak pernah saya beri amplop. Itu bukan karena saya lupa. Itu memang saya sengaja untuk menguji apakah Pak Kiai benar-benar ikhlas atau tidak.”

Sampai di sini Kiai Subhan sempat terkejut seraya tersenyum kecil. Dan belum juga beliau berkomentar sang tamu kembali meneruskan bicaranya.

“Sekarang, setelah saya tahu betul keikhlasan Pak Kiai mulai saat ini anak-anak saya akan saya pondokkan di pesantren asuhan Pak Kiai ini,” ungkap sang tamu.

Advertisements

Maka mulai saat itu beberapa anak kiai pesantren itu dipondokkan di pesantren asuhan Kiai Subhan Makmun.

Kisah ini diceritakan KH Subhan Makmun pada kajian kitab Tafsir Al-Munir di Islamic Center Brebes. Dalam kajian rutin yang sebagian besar jamaahnya para kiai dan ustadz itu Kiai Subhan mengajarkan, “Kalau ingin ilmu yang diajarkan benar-benar meresap ke hati para santri, maka ustadz harus benar-benar ikhlas mengajar ngaji. Jangan pernah berharap balasan. Berpeganglah pada satu ayat in ajriya illâ ‘alallâh. Upah dakwahku aku serahkan kepada Allah. Allah pasti memberi jalan yang lain untuk kehidupan kita.” []

SUMBER: http://www.nu.or.id/post/read/87726/ketika-sang-kiai-diundang-berkali-kali-dan-tak-diberi-amplop

Tags: AmplopKiai
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini 3 Masjid di Inggris yang Dulunya adalah Gereja

Next Post

Apa Nama Permainan Ini Di Daerahm?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

14 Mei 2025
HEWAN, tikus

10 Cara Alami Usir Tikus dari Dalam Rumah

4 Mei 2025
tikus

Kisah Tikus yang Berkeluh Kesah

12 September 2024
Hal yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan, Hukum Menulis Nama-nama Allah di Dinding

Disebutkan dalam Quran dan oleh Rasulullah ﷺ, Ini 5 Hal yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan

14 Juli 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

siswa ,tawuran

7 Cara Mendisiplinkan Siswa yang Sering Tawuran: Pendekatan Tegas tapi Manusiawi

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

kecoak

7 Cara Ampuh Mengusir Kecoak di Dalam Rumah: Solusi Praktis dan Alami

Oleh Yudi
14 Mei 2025
0

Konstantinopel

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Mobil

Mobil Listrik vs Hybrid: Apa Bedanya dan Mending Pilih Mana?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Khasiat Air Rendaman Kurma (Nabeez)

Oleh Haura Nurbani
13 Mei 2025
0
Nabeez

Ada beberapa hadits yang menyebutkan tentang cara membuat air nabeez ini, salah satunya yang diriwayatkan Imam Muslim.

Lihat LebihDetails

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails

8 Cara Mengetahui Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini

Oleh Yudi
11 Mei 2025
0
jantung

Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah nyeri dada. Biasanya terasa seperti ditekan, diremas, atau berat di dada.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.