• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 4 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Budidaya Porang, Dulu Disepelekan, Kini Menggiurkan

Redaktur Eneng Susanti
2 bulan ago
in Ekonomi
Reading Time: 2min read
0
Budidaya Porang, Dulu Disepelekan, Kini Menggiurkan

Ilustrasi. Foto: FoodNavigator-USA

PORANG atau amorphophallus muelleri, dulu tak dipandang orang. Tanaman umbi-umbian yang pohonnya mirip dengan bunga bangkai ini dikenal sebagai makanan ular. Namun, kini, terkuak keistimewaan porang yang ternyata menjanjikan cuan.

Budidaya porang kini populer karena memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Porang yang merupakan tanaman herbal ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 1,5 meter dan menghasilkan umbi-umbian yang banyak.

Tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan penyangga seperti pohon jati, mengandung zat glucomanan, dan biasanya merupakan bahan utama pembuatan lem, jelly, tepung, kosmetik, dan penjernih air.

BACA JUGA: Indonesia Negara Agraris, Kenal 5 Jenis Tanaman Padi Ini

Memiliki segudang khasiat dan bisa diolah menjadi beragam produk yang bermanfaat, beberapa tahun terakhir ini, permintaan ekspor tanaman porang meningkat. Nilai ekspornya bahkan bisa mencapai ratusan juta.

Di Jepang, porang diolah menjadi Konyaku. Konyaku dibuat dari umbi-umbian. Dalam bahasa internasional, Konyaku dikenal dengan nama Konjac. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di Indonesia, umbi konyaku itu adalah porang.

Pada prosesnya, dalam industri biasanya umbi porang ditepungkan dan tepung tersebutlah yang diolah menjadi konyaku. Prosesnya pengolahan tepung cukup mudah, seperti membuat agar-agar, tepung tinggal dicampur dengan air, dimasak dan didiamkan hingga mengeras seperti gel.

Tekstur konyaku adalah empuk dan kenyal. Mirip seperti agar-agar dan jelly, konyaku juga mengandung serat pangan yang sangat tinggi dan tentunya rendah kalori.

di Jepang, porang juga diolah menjadi sajian mi yang lezat, dengan tekstur yang tipis dan tebal. Untuk menambah cita rasanya, mi porang seringkali diberi tambahan potongan sayuran segar dan protein, yang berasal dari kuah kaldu atau irisan daging sapi maupun ayam.

Selain itu, ada juga yang membentuk porang seperti bola-bola bakso, kemudian dicampurkan ke dalam sup atau semur. Terlepas dari jenis olahannya, porang atau konyaku ini cukup digemari masyarakat Jepang karena dipercaya dapat membantu menurunkan berat badan.

BACA JUGA: Kisah Inspiratif Anak Muda Lulusan UGM yang Memilih Jadi Petani

Kelebihan lain dari tanaman porang adalah sifatnya yang dapat menyerap seluruh rasa yang berasal dari bumbu masakan. Tak pelak, bila sejumlah ahli kuliner kerap menyebut porang seperti tofu atau tahu.

Perlu juga diketahui, umbi porang tidak hanya dimanfaatkan untuk industri makanan. Industri lain yang memanfaatkan tumbuhan ini adalah industri lem, tekstil, kesehatan, kosmetik, dan masih banyak lagi.

Wah, ternyata tanaman yang dikenal juga dengan nama Iles iles di Indonesia ini punya potensi luar biasa jika dibudidayakan dengan benar.

Loading...

Pada November 2020, nilai ekspor porang Indonesia ke sejumlah negara telah mencapai hampir Rp880 miliar. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi saat melakukan kunjungan kerja dan bertemu petani porang di Kabupaten Madiun, Jumat (20/11/2020), sebagaimana dikutip dari Madiun Pos.

Bagimana, tertarik menghasilkan cuan lewat budidaya porang? Bisa dicoba. []

SUMBER:  LIFEPAL | SWALLOW GLOBE | OKEZONE | MADIUN POS

Tags: budidayaeksporiles-ilesjepangkonyakuporang
Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

Dapat THR, Apakah Wajib Dikeluarkan Zakatnya?

Hukum Jual Beli dengan Sistem Uang Hangus

3 Maret 2021
5 Pertanyaan untuk Perempuan Akhir Zaman

4 Kelemahan Wanita dalam Berbisnis

28 Februari 2021
3 Cara Kelola Ekonomi Rumah Tangga dalam Islam

Pelaksanaan Ekonomi di Zaman Rasulullah ﷺ

27 Februari 2021
Keahlian Tidaklah diperoleh dalam Satu Hari

Sociopreneur dalam Islam

26 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Meski Sudah Wafat, Manusia Masih Bisa Mendengar dan Merasakan Sakit?

Mitos-mitos Seputar Kegaiban yang Berkembang di Masyarakat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Masjid Khaif; Masjid 70 Nabi
Uncategorized

Apa yang Harus Dipersipkan sebelum Pergi Umrah?

Redaktur Laras Setiani
27 menit ago
Kepolisian Inggris Perkenalkan Model Hijab untuk Polwan
Dunia

Kepolisian Inggris Perkenalkan Model Hijab untuk Polwan

Redaktur Eneng Susanti
58 menit ago
Bolehkah Anak Main Boneka?
Syi'ar

Bolehkah Anak Main Boneka?

Redaktur Yudi
1 jam ago
Laporan Otoritas HAM: 6500 Migran Tewas Selama Bekerja untuk Persiapan Piala Dunia di Qatar
Dunia

Laporan Otoritas HAM: 6500 Migran Tewas Selama Bekerja untuk Persiapan Piala Dunia di Qatar

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add