• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Jumat, 20 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Ibrah

Dimana Cintaku untuk Ibu?

by Aldi Rahadian
4 tahun ago
in Ibrah
Reading Time: 3 mins read
0
ayah terbaik, ABK, Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anaknya, Manusia Bodoh

Foto: Pinterest

SUATU hari seorang wanita duduk santai bersama suaminya, pernikahan mereka berumur 21 tahun, mereka mulai bercakap dan ia bertanya pada suaminya, “Tidakkah engkau ingin keluar makan malam bersama seorang wanita?”

Suaminya kaget dan berkata, “Siapa? Saya tak memiliki anak juga saudara.”

Wanita itupun kembali berkata, “Bersama seorang wanita yang selama 21 tahun tak pernah kau temani makan malam.”

BACA JUGA: Ibu, the Invisible Power

Tahukah kalian siapa wanita itu?

Ibunya.

Wanita itu berkata pada suaminya, “Selama kita bersama tak pernah engkau bersama ibumu walau sejenak saja, hubungilah beliau, ajak makan malam berdua..luangkan waktumu untuknya.”

Suaminya terlihat bingung, seakan-akan ia lupa pada ibunya.

Maka hari itu juga ia menelpon ibunya, menanyakan kabar dan berkata “ Ibu, gimana menurutmu jika kita habiskan malam ini berdua, kita keluar makan malam. Saya akan menjemput ibu, bersiaplah.”

Ibunya heran, “Anakku, apakah terjadi sesuatu padamu?” jawabnya.

“Tidak ibu.”

Tapi, berulang kali sang ibu bertanya.

BACA JUGA: Surat Seorang Ibu kepada Putranya

“Ibu, malam ini saya ingin keluar bersamamu.”

Loading...

Mengherankan! Ibunya begitu tak percaya namun sangat bahagia. “Mungkin kita bisa makan malam bersama, bagaimana menurutmu?”

Ibunya kembali bertanya, ”Saya keluar bersamamu anakku?”

Ibunya seorang janda, ayahnya telah lama wafat, dan anak lelakinya teringat padanya setalah 21 tahun pernikahannya. Hal yang sangat menggembirakannya, begitu lama waktu telah berlalu ia dalam kesendirian, dan datanglah hari ini, anaknya menghubunginya dan mengajaknya bersama. Seolah tak percaya, diapun bersiap jauh sebelum malam tiba. Tentu, dengan perasaan bahagia yang meluap-luap! Ia menanti kedatangan anaknya.

Laki-laki itupun bercerita : “Setibaku di rumah menjemput ibu, kulihat beliau berdiri di depan pintu rumah menantiku.”

Wanita tua, menantinya di depan pintu!

Dan ketika beliau melihatku, segera ia naik ke mobil.

Saya melihat wajahnya yang dipenuhi kebahagiaan, ia tertawa dan memberi salam padaku, memeluk dan menciumku, dan berkata: “Anakku, tidak ada seorang pun dari keluargaku… tetanggaku… yang tidak mengetahui kalau saya keluar bersamamu malam ini, saya telah memberitahukan pada mereka semua, dan mereka menunggu ceritaku sepulang nanti.”

Lihat bagaimana jika seorang anak mengingat ibunya!

Sebuah syair berbunyi :

Apakah yang harus kulakukan
agar mampu membalaskebaikanmu?
Apakah yang harus kuberikan
agar mampu membalas keutamaanmu?
Bagaimanakah kumenghitung kebaikan-kebaikanmu ?
Sungguh dia begitu banyak..sangat banyak..dan terlampau banyak!

Dan kami pun berangkat, sepanjang jalan saya pun bercerita dengan ibu, kami mengenang hari-hari yang lalu.

Setiba di restoran, saya baru menyadari bahwa baju yang dikenakan ibu adalah baju terakhir yang Ayah belikan untuknya, setelah 21 tahun saya tak bersamanya tentu pakaian itu terlihat sangat sempit, dan saya pun terus memperhatikan ibuku.

Kami duduk dan datanglah seorang pelayan menanyakan menu makanan yang hendak kami makan, kulihat ibu membaca daftar menu dan sesekali melirik kepadaku, akhirnya kufahami kalau ibuku tak mampu lagi membaca tulisan di kertas itu. Ibuku sudah tua dan matanya tak bisa lagi melihat dengan jelas.

BACA JUGA: Ibu Kaya VS Ibu Miskin

Kubertanya padanya, “Ibu, apakah engkau mau saya bacakan menunya?”

Beliau segera mengiyakan dan berkata, “Saya mengingat sewaktu kau masih kecil dulu, saya yang membacakan daftar menu untukmu, sekarang kau membayar utangmu anakku..kau bacakanlah untukku.”

Maka sayapun membacakan untuknya, dan demi Allah, kurasakan kebahagiaan merasuki dadaku…

Beberapa waktu datanglah makanan pesanan kami, saya pun mulai memakannya. Tapi ibuku tak menyentuh makanannya, beliau duduk memandangku dengan tatapan bahagia. Karena rasa gembira beliau merasa tak selera untuk makan.

Dan ketika selesai makan, kami pun pulang, dan sungguh, tak pernah kurasakan kebahagian seperti ini setelah bertahun-tahun. Saya telah melalaikan ibuku 21 tahun lamanya.

Setiba di rumah, kutanyakan padanya : “Ibu..bagaimana menurutmu kalo kita mencari waktu lain untuk keluar lagi?”

Ia menjawab, “Aku siap kapan saja kau memintaku!”

Maka haripun berlalu, saya sibuk dengan pekerjaan..dengan perdagangan..dan terdengar kabar Ibuku jatuh sakit. Dan beliau selalu menanti malam yang telah kujanjikan. Hari terus berlalu dan sakitnya kian parah. Dan…(Ya Allah … Astaghfirullohal al’adzim… Ibuku meninggal dan tak ada malam kedua yang kujanjikan padanya.

Setelah beberapa hari, seorang laki- laki menelponku, ternyata dari restoran yang dulu kudatangi bersama ibuku. Dia berkata, “Anda dan istri Anda memiliki kursi dan hidangan makan malam yang telah lunas.”

Kami pun ke restoran itu. Setiba di sana, pelayan itu mengatakan bahwa Ibu telah membayar lunas makanan untuk saya dan istri.
Dan menulis sebuah surat berbunyi : “Anakku, sungguh aku tahu bahwa tak akan hadir bersamamu untuk KEDUA kalinya, Namun, aku telah berjanji padamu, maka makan malamlah dengan uangku, aku berharap istrimu telah menggantikanku untuk makan malam bersamamu.”

Saya menangis membaca surat ibuku. Di mana saya selama ini? Di mana cintaku untuk Ibu? Selama 21 tahun….

Subhanallah. []

Artikel ini beredar luas di media sosial. Mohon maaf kami kesulitan menyertakan sumber pertama. 

Tags: ibuRenungan
Share256SendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

Krisis Ekonomi Istri Minta Cerai, Bagaimana?

Next Post

Ajib, 2 Siswa SMKN 1 Purworejo Ciptakan Helm Anti-Begal

Aldi Rahadian

Aldi Rahadian

Related Posts

Alasan Tidak Shalat Shubuh di Masjid untuk Laki-laki, Shalat Berjamaah

Demi Bisa Tunaikan Shalat Berjamaah,Pria Ini Tinggalkan Gaji 30 Juta dan Fasilitas Mewah

19 Mei 2022
akibat Berbuat Maksiat

5 Akibat Berbuat Maksiat

17 Mei 2022
Penghuni Surga Paling Akhir

Penghuni Surga Paling Akhir

16 Mei 2022
preman

Kiayi Ajak Preman Shalat Jumat

14 Mei 2022
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

Kesalahan–kesalahan ‘Kecil’ yang Acapkali Dilakukan di Bulan Ramadhan #1 1

Kesalahan–kesalahan ‘Kecil’ yang Acapkali Dilakukan di Bulan Ramadhan #1

by Aldi Rahadian
10:33 am
0

...

didoakan malaikat, Manfaat Memakan Kurma

Sahurlah, walau dengan Sebutir Kurma, Ini Keutamaannya

by Adam
9:45 am
0

...

Ilustrasi. Foto: Pexels

Hukum Menunda-nunda Qadha Puasa Ramadhan

by Sodikin
7:32 pm
0

...

Foto hanya ilustrasi. Sumber: Abu Umar/Islampos

Ini 10 Teladan Pola Makan Sehat a la Rasulullah

by Saad Saefullah
5:42 pm
0

...

waktu mandi yang Mengharuskan Mandi Wajib

Tentang Keramas saat Berpuasa

by Saad Saefullah
6:53 pm
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.