• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 26 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Kisah Nabi

Dia yang Memberi, Dia yang Mengambil

Oleh Ari Cahya Pujianto
4 tahun lalu
in Kisah Nabi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Wasiat Rasulullah, Fakta Mariah Qibtiyah, Umar bin Khattab

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

AYYUB adalah seorang nabi yang kaya raya. Istananya megah, rejekinya berkah melimpah, istri dan anak-anaknya sehat walafiat. Yang lebih penting lagi adalah, semua itu tetap menjadikan Ayyub seorang hamba Allah yang saleh. Ia tidak sedikitpun menunjukan bahwa semua yang ia miliki adalah kepunyaannya semata.

Semua itu tidak sedikitpun membuatnya lalai. Ayyub tetap seorang yang selalu bersujud. Demikian juga istrinya yang bernama Rahmah. Atas ketaatan mereka berdua ini, para malaikat sampai kagum menyaksikan ketaatan Ayyub.

Tapi lain halnya dengan iblis. Seperti biasa, ia tidak pernah bisa ridho melihat manusia yang taat kepada Allah swt. Atas dasar itulah, iblis kemudian mendatangi Sang Maha Pencipta.

BACA JUGA: Meski Diuji Bertubi-tubi, Nabi Ayyub Selalu Tawakal kepada Allah SWT

ArtikelTerkait

Hikmah Penciptaan Nabi Adam (‘alaihis salam)

Kesabaran Nabi Ayyub

Kisah Qabil dan Habil

Kisah Mimpi Nabi Yusuf

“Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu,” katanya tandas kepada Allah swt, “Ayyub berbakti kepada-Mu karena hartanya banyak, anak-anaknya sehat dan lucu-lucu. Kebunnya luas dan subur, istananya megah. Biri-biri serta dombanya berkembang biak terus menerus. Dia menyembah-Mu karena takut jatuh melarat!”

Setelah keluh kesahnya itu, iblis pun turun menghancurkan segala milik Ayyub. Akibat ulah iblis itu, kebun-kebun milik Nabi yang melahirkan banyak nabi lagi itu menjadi kering kerontang dan terbakar. Semua ternaknya terserang wabah dan akhirnya mati semua.

Setelah itu iblis mendatangi Ayyub. Ia menyamar sebagai orang tua yang bijaksana. “Ayyub, “ ujarnya, “Tuhan yang engkau sembah setiap har ternyata tidak bisa menolongmu sama sekali. Aku kasihan padamu. Carilah tuhan lain yang bisa menolongmu.”

Mendengar semua itu, Ayyub meradang. Tapi ia tidak mempedulikannya. Malah, ia bertambah saleh dan semakin sering bersujud saja. Ayyub yakin, segala kenikmatan yang telah direguknya adalah pemberian Allah, dan Allah berhak mencabutnya sewaktu-waktu.

Iblis marah dan kecewa. Kembali ia menghadap Allah swt. Ia berujar dengan keras, “Ayyub masih taat kepadaMu karena ia masih punya anak-anak. Aku akan membinasakan seluruh anak Ayyub. Dan kau akan mengetahui bahwa iman Ayyub tidak seberapa kuatnya.”

Seketika, Iblis dan anak buahnya segera menyebarkan penyakit dan bencana. Semua anak Ayyub mati. Bukan itu saja, istana tempat tinggal mereka kena gempa dan hancur menjadi puing-puing. Ayyub jelas menjadi sedih bukan kepalang. Tapi dari mulutnya hanya keluar ucapan tawakal dan pasrah diri saja.

BACA JUGA: Ungkapan Syukur Nabi Ayyub Kala Ditimpa Musibah

Dalam kondisi itu, datanglah orang tua yang sebenarnya adalah iblis,”Begitukah balasan Tuhan atas ketaatnan dan ibadahmu yang khusyuk dan tak pernah terputus? Tak ada hentinya engkau memuji-muji keagunganNya, tapi yang kau dapat hanya bencana dan bala belaka!”

Advertisements

Ayyub melirik ke arah orang tua itu. Ia menjawab pelan, “Dialah yang memberi, Dia pula yang mengambil. Dia menghidupkan, dan dia juga yang mematikan.”

Mendengar jawaban Ayyub, Iblis makin berang. Kembali dia menghadap Allah. “Ayyub masih taat kepadaMu karena dia masih sehat. Ayyub masih bisa bekerja dan masih bisa punya anak. Kalau dia sakit payah, lenyap tenaga dan kesehatannya, pasti dia akan berpaling dariMu.”

Iblis turun lagi. Kali ini ia menularkan sejenis penyakit yang sangat berbahaya pada sekujur tubuh Ayyub. Baunya bukan main busuknya. Dari kulitnya bermunculan kudis dan bernanah. Dari kepala hingga ke kaki.

Walau begitu, Ayyub tetap tabah. Ia tetap menjalankan iman dan ibadah kepada Allah swt tanpa berkurang sedikitpun. Dia hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah semata. Tidak seorang tabibpun yang mampu mengobatinya. Satu persatu barang-barangnya sudah hampir habis untuk biaya pengobatan. Semua istrinya telah minta cerai. Tinggallah Rahmah seorang yang masih bersabar merawat dan menemaninya.

Rahmah dengan sabar mendampingi suaminya. Ia memeliharanya dengan baik. Dari hari kehari, teman-teman Ayyub menjauhinya satu persatu. Mereka takut ketularan penyakit yang menjijikan tersebut. Tidak pernah ada seorang pun yang bersedia menjenguknya karena bau tubuh Ayyub bisa membuat orang muntah.

Setiap hari, Rahmah mencuci kulit Ayyub yang penuh dengan lintah dan koreng. Bau kulit Ayyub tidak terkira busuknya. Puncaknya, orang-orang kampung serempak mengusir Ayyub dan istrinya. Mereka berduyun-duyun mendatangi rumah Ayyub. Mereka akhirnya tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi hutan.

Tiap hari, Rahmah pergi keluar untuk menjual barang-barang mereka yang masih tersisa yang sekiranya masih bisa dijual. Sampai akhirnya habis. Dalam saat –saat kelaparan, Rahmah mencari pekerjaan. Akhirnya ia mendapat pekerjaan pada seorang tukang roti. Namun ketika diketahui bahwa ia adalah istri Ayyub, serta merta dipecatlah ia.

BACA JUGA: Belalang Emas dan Terurainya Ujian Nabi Ayyub AS

Alangkah bingungnya sekarang yang dipikirkan oleh Rahmah. Kemana lagi sekarang ia akan mencari sesuap rejeki untuk ia dan suaminya?

Ketika ia mengadukan hal ini kepada Ayyub, suaminya itu dengan penuh kasih sayang, penuh kesabaran meyakinkannya. Dengan cobaan yang sedemikian berat, Ayyub tidak pernah sekalipun mengendorkan keyakinannya pada Sang Pencipta. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah swt begitu mudah untuk membuat seseorang menjadi kaya atau sebaliknya menjadi miskin.

Semiskin dan semenderita apapun tidak akan pernah mengubah Ayyub. Ia akan tetap menjadi hamba Allah yang selalu bersujud dan membaktikan hidupnya sepenuhnya untuk Allah swt. Suatu saat, penderitaannya pasti akan berakhir. []

Sumber: Peri Hidup Nabi & Para Sahabat/Penerbit Islampos Media/ karya Saad Saefullah

Tags: kisah nabi ayyubnabi ayyub
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kisah Muwaffaq, Diterima Pahala Hajinya Meski Tidak Pergi Haji

Next Post

Karena Miskin

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Nabi Musa, Umar bin Khattab, Ujian, Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim, Fakta Nabi Isa, Nabi, Nabi Adam

Hikmah Penciptaan Nabi Adam (‘alaihis salam)

16 Mei 2025
Nabi Ayyub

Kesabaran Nabi Ayyub

16 Mei 2025
qabil dan habil

Kisah Qabil dan Habil

20 Februari 2025
Surat Al-Kafirun, Malam Lailatul Qadar, Nabi Ibrahim, Raja Namrud, Mimpi Nabi Yusuf

Kisah Mimpi Nabi Yusuf

19 Februari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Cara Mengelola Keuangan

Cara Mengelola Keuangan di Usia 40 Tahun

Oleh Dini Koswarini
25 Mei 2025
0

Uban, 40 Tahun

Pesan bagi Orang yang Berumur 40 Tahun dan 50 Tahun

Oleh Saad Saefullah
25 Mei 2025
0

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran, Ulil Amri, Ibnu Abbas

Nasihat Rasulullah ﷺ kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma

Oleh Haura Nurbani
25 Mei 2025
0

Tips Memilih Teman, Rasisme, Adab Memberi Nasihat, Cara Berprasangka Baik pada Orang Lain, Teman dalam Islam, Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh, Bahasa Inggris, Adab Bercanda, Kuliah, Akibat Berbohong, Ciri Orang Berbohong, Baik Sangka

Kenapa Harus Baik Sangka pada Saudaramu

Oleh Dini Koswarini
25 Mei 2025
0

lautan, laut, palung

7 Laut dan Palung Terdalam di Dunia yang Jarang Diketahui

Oleh Yudi
25 Mei 2025
0

Terpopuler

7 Cara Suami Menerima Istri yang Ternyata Sudah Tidak Perawan

Oleh Yudi
23 Mei 2025
0
suami, istri, seksual, perawan

Menerima istri yang tidak perawan bukan tanda kelemahan, melainkan bukti kebesaran hati dan kedewasaan sejati.

Lihat LebihDetails

Kenapa Laki-laki Harus Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid?

Oleh Dini Koswarini
25 Mei 2025
0
Keutamaan Shalat Shubuh Berjamaah

Mereka adalah para pencinta Shubuh, yang hatinya terpaut dengan masjid. Orang-orang yang shalat shubuh berjamaah di masjid. 

Lihat LebihDetails

Muslim, Tahukah 5 Hukum Islam yang wajib Diketahui

Oleh Eneng Susanti
16 Agustus 2021
0
ayat alquran tentang isra' mi'raj, golongan yang mewarisi Alquran, cara Allah menyebut nabi Muhammad, hukum islam, kisah nabi isa dalam Alquran

HUKUM Islam merupakan seluruh ketentuan yang Allah SWT perintahkan dan wajib ditaati oleh muslim. Hal tersebut berhubungan dengan aqidah atau...

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Bagaimana Cara Istri Menghadapi Suami yang Kasar di Ranjang?

Oleh Yudi
23 Mei 2025
0
Berhubungan Sebelum Mandi Wajib Haid, berhubungan suami istri dalam Islam, Membayangkan Orang Lain saat Berhubungan, suami, istri, zina, jima, intim, suami istri, hubungan intim, ranjang, pernikahan, suami, istri, ranjang

Nabi Muhammad SAW menekankan agar para suami memperlakukan istrinya dengan lembut, penuh cinta, dan tidak menyakiti dalam bentuk apapun.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.