• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Jumat, 16 April 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Beribu Dzikir pada Hati yang Tak Kunjung Tenang

Redaktur Ari Cahya Pujianto
1 bulan ago
in Islam 4 Beginner
Reading Time: 3 mins read
0
berdzikir dengan biji tasbih

Foto: The Humble

  • Bagikan Yuk :

Oleh: Aditya Budi
Penikmat Islamic Studies
adityabudi82@gmail.com

“SESUNGGUHNYA  di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila ia (segumpal daging itu) baik maka baiklah seluruh jasadnya. Sebaliknya apabila ia buruk maka buruk pulalah semua jasadnya. Ketahuilah segumpal daging itu ialah hati.” (HR. Bukhari & Muslim)

Sepenggal hadits yang sudah populer di telinga kita semua. Bahwa dalam setiap diri manusia terdapat segumpal daging yang amat menentukan keadaan diri seorang hamba. Dan Rasulullah Saw menyebut segumpal daging itu sebagai hati.

Akhlak dan perilaku adalah cerminan kondisi hati. Senang dan susah adalah cerminan pula dari kondisi hati. Bahagia dan gelisah juga merupakan gambaran kondisi hati. Maka hati menjadi tempat yang amat penting bagi seorang hamba. Dan sebagai penawar itu semua, Allah telah memberitahu resepnya dalam Al-Quran: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du : 28)

BACA JUGA:  Ampunan dari Sepotong Roti

Ketika hati kita sedang sedih, gelisah dan penuh rasa khawatir maka kita akan langsung banyak-banyak mengingat-Nya melalui lafal-lafal dzikir. Mewiridkan asma-asma-Nya ratusan hingga ribuan kali berharap Allah akan segera mencurahkan ketenangan dalam hati kita. Janji Allah adalah pasti, maka sudah semestinya amal-amal dzikir yang kita lakukan pastilah akan menenangkan hati.

Maka mengingat Allah adalah menjadi sebaik-baik obat bagi hati yang tak kunjung tenang, bagi hati yang tak kunjung bahagia, dan bagi hati yang senantiasa selalu merasa sengsara. Menuju sumber cahaya dan pemilik hati adalah sebaik-baik penawar rusaknya hati.

Namun barangkali sebagian dari kita ada yang belum merasakan hal yang serupa, yaitu datangnya ketenangan dan ketentraman hati meski telah berdzikir ratusan bahkan ribuan kali. Lantas apa yang salah?

Ada salah satu kisah menarik dari tokoh besar yang dikenal sebagai Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali (w. 1111 M).

Ia menceritakan sebuah kisah analogi yang begitu apik dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, terkait hati yang tak kunjung tenang. Suatu ketika Al-Ghazali pernah dikeluhkan akan seseorang mengenai kegelisahannya.

“Wahai Syeikh, saya telah banyak berdzikir mengingat Allah hingga ribuan kali, tapi mengapa hatiku tak kunjung tenang?”

Kemudian Al-Ghazali menjawab, “Wahai anak muda, bagaimana pendapatmu jika seseorang yang selalu berusaha keras mengusir anjing namun di dekatnya masih saja tergeletak tulang (makanan kesukaan anjing)?”

“Tentu yang demikian adalah kesia-sian, anjing itu akan senantiasa kembali dan kembali lagi,” jawab sang murid

“Begitu pula dengan hati kita nak, sebanyak apapun kita berdzikir mengingat Allah, seratus kali, seribu kali, sepuluh ribu kali, jika hati kita masih dipenuhi ‘makanan-makanan setan’, maka hati akan tetap saja gelisah.

Loading...

“Setan itu ibarat anjing, ia akan selalu kembali lagi pada hati yang terdapat makanan setan. Ia mungkin bisa pergi namun hanya sebentar dan akan lekas kembali. Mengapa? karena hati kita masih menyediakan dan menyimpan tulang atau daging yang menjadi kesukaan anjing (setan).

“Begitupun dengan hati yang masih saja menyimpan makanan kesukaan setan. Maka setan akan terus saja bersayam dalam hati, yang membuat kita masih saja gelisah, khawatir, gundah gulana atau bahkan ragu akan janji Allah.

“Apa makanan-makanan setan itu, tak lain dan tak bukan adalah semua penyakit hati. Ia berupa rasa iri, dengki, sombong, riya, dendam, hasad dan kawan-kawannya yang masih saja kita biarkan ada dan berkecambah dalam hati kita. Termasuk cinta dunia, kita khawatir kehilangan dunia, kita khawatir tak mendapatkan kehormatan, tak memiliki jabatan, tak kunjung diakui oleh manusia.”

Itu semua adalah penyebab hati yang tak kunjung tenang meski seribu asma-Nya kita lafalkan ribuan kali. Dalam lisan kita mengingat Allah, tapi hati masih terpaut cinta mati dengan dunia. Dalam raga kita berdzikir namun hati penuh iri dengan capaian dunia saudara. Tak ada yang salah dengan lafal-lafal dzikir telah kita lakukan. Sekali lagi, asal dengan niat lillahita’ala, amal itu semua tetap akan dinilai sebagai pahala.

BACA JUGA: Dzikir Pagi dan Petang Al Ma’tsurat, Ini Doanya

Namun yang menjadi titik tekan Al-Ghazali adalah, ketidaktenangan hati meski telah beribu dzikir kita lantunkan disebabkan lebih karena banyaknya sumbatan penyakit hati yang harusnya disingkirkan.

Membersihkan hati dari segala penyakit-penyakitnya adalah kunci ketenangan. Karena bersihnya hati adalah kunci kebahagiaan dalam menjalani hidup, kunci kesabaran dalam menapaki jalan-jalan ketataan, dan kunci semua amal ibadah apakah segala amal benar-benar untuk Allah atau untuk selain-Nya.

Di hati pula berpusat semua cerminan aktifitas dzahir. Idz kullu ina’in yadhahu bimaa fiihi, setiap bejana itu akan mengeluarkan sesuai apa yang ada di dalamnya. Begitulah penggalan ungkapan Al-Ghazali dalam Ihya.

Tentu semua ikhtiar dalam membersihkan hati haruslah dengan meminta pertolongan kepada Allah Swt. Karena ia yang menggenggam dan membolak-balikan hati setiap hamba. Wallahu’alam Bishshsawab. []

  • Bagikan Yuk :
Tags: dzikirmakanan setan
Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Related Posts

Foto: Freepik

10 Jurus Agar Rezeki Selalu Menghampiri Kita

16 April 2021
Ilustrasi. Foto: inisitus

Hukum Ringtone HP Pakai Ayat-ayat Alquran

16 April 2021

Sudut Pandang Manusia

16 April 2021

Seperti Apakah Ikhlas Itu?

15 April 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Foto: Twitter/@DrYAJT

Pengertian Taqlid dan Ta'ashub

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Foto: Freepik
Tanya Jawab

Kapankah Waktu Shalat Dhuha?

Redaktur Ari Cahya Pujianto
28 menit ago
Foto: PIC
Palestina

Israel Larang Makanan Buka Puasa Masuk Al Aqsha

Redaktur Sodikin
59 menit ago
Ramadhan

Tutup Pintu dan Jendela Hawa Nafsu

Redaktur Laras Setiani
1 jam ago
Kemuliaan yang Diperoleh Abu Ayyub
Ibrah

Ini Pelajaran Berharga yang Dapat Dipetik dari Kisah Ashabul Ukhdud

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago
ADVERTISEMENT

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Share via
  • Bagikan Yuk :
  • Twitter
  • Pinterest
  • LinkedIn
  • Digg
  • Email
  • Buffer
  • Pocket
  • Gmail
  • Comments
  • Subscribe
  • Facebook Messenger
  • LiveJournal
  • Bagikan Yuk :
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications
Send this to a friend