• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 16 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Belajar dari Persaudaraan Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’

Oleh Saad Saefullah
6 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pinterest

Foto: Pinterest

10
BAGIKAN


Oleh: Siti Nur Rosifah
Mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Islam FEUI 2013, Peserta Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Angkatan VII
sitinurrosifah@gmail.com

PERMISALAN kaum mukminin dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan saling berlemah lembut seperti satu tubuh; apabila salah satu anggotanya sakit maka menjadikan seluruh tubuhnya demam dan tidak bisa tidur. (Muttafaqun ‘Alaihi)

Sendiri. Bayangkanlah ketika kita mengunjungi suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi. Kita merasa sendiri dan tidak tahu harus berbuat apa di tempat itu dengan tanpa memiliki sedikitpun harta. Kita tidak mempunyai perbekalan, tidak mempunyai kawan, bahkan tidak mengetahui daerah dimana kita berada. Tiba-tiba, di saat yang seperti itu kita dipersaudarakan oleh seseorang yang begitu baiknya menganggap kita seperti saudaranya sendiri. Dia menawarkan setengah dari harta kekayaannya yang begitu banyak, bahkan menawarkan sesuatu yang amat dicintainya.

Adalah Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah yang hijrah dari Mekah ke Madinah tanpa membawa apapun. Sama seperti beberapa sahabat lainnya; Bilal dengan Abu Ruwaihah, Abu Bakar dengan Kharija bin Zaid, Umar dengan Itsban bin Malik, maka Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan (taakhi) dengan Sa’ad bin Rabi’ oleh Rasulullah. Di awal kedatangannya di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin. Persaudaraan itu dilakukan tanpa melihat apakah mereka itu kaya atau miskin, tua atau muda. Rasulullah mempersaudarakan mereka atas dasar akidah Islam yang sama-sama dianut. Dalam persaudaraan tersebut, mereka memiliki hak dan kewajiban untuk saling membantu dan mengingatkan dalam hal kebaikan yang diridhoi Allah. Saling mendukung ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Abdurrahman bin Auf tentu merasa sangat bahagia dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’. Sa’ad sendiri merupakan salah satu dari kaum Anshar yang paling kaya di Madinah. Kebun kurma, gandum, hingga unta dan domba yang dimilikinya sangatlah banyak. Berbeda dengan kondisi Abdurrahman bin Auf yang tidak memiliki apa-apa kala itu.

Ketika tiba di Madinah dan dipersaudarakan dengan Abdurrahman bin Auf, Sa’ad menawarkan harta yang dimilikinya itu kepada Abdurrahman. Sa’ad berkata kepada Abdurrahman, “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan Anshar. Ambillah separuh hartaku itu menjadi dua. Aku juga mempunyai dua istri. Maka lihatlah mana yang engkau pilih, agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya sudah habis, maka kawinilah ia..” Kemudian Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkahi bagimu dalam keluarga dan hartamu. Lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian?”.

Lihatlah betapa indahnya persaudaraan diantara mereka yang terjalin tanpa memandang harta. Sa’ad yang mempunyai banyak harta tidaklah merasa berat untuk membagi apa yang dimilikinya kepada saudaranya. Akan tetapi, dari sisi Abdurrahman yang ditawari harta tersebut pun tidak serta-merta menerima pemberian dari saudaranya dengan cuma-cuma. Abdurrahman lebih memilih untuk berusaha dengan meminta Sa’ad menunjukkan letak pasar.

Tidak mudah untuk bersikap seperti apa yang ditunjukkan oleh dua orang yang dipersaudarakan tersebut. Mengorbankan apa yang dimilikinya dan begitu dicintainya demi saudaranya. Dan tetap berusaha untuk bekerja dengan kemampuan kita sendiri dibanding menerima begitu saja pemberian saudaranya tanpa berusah, padahal pada saat itu Abdurrahman benar-benar tidak memiliki apapun dan tidak mengetahui daerah dimana ia berada. Abdurrahman tidak mau disuapi ikan terus menerus, ia hanya ingin diberi kail untuk memperoleh ikan dengan usahanya.

“Terimakasih saudaraku. Aku menghormati keputusanmu untuk membagi dua harta milikmu. Semoga Allah memberkahimu. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Rasulullah mengajarkan ku untuk selalu hidup di atas kekuatan kaki ku sendiri. Sekarang aku hanya ingin kau mengantarkanku ke pasar. Aku akan berdagang,” kata Abdurrahman dengan santun. Kemudian Sa’ad mengantar Abdurrahman ke pasar Bani Qainuqa, pasar terbesar di kota Madinah.

Dalam kehidupan modern seperti saat ini, dimana banyak orang selalu melihat kedudukan orang lain berdasarkan harta yang dimiliki, sudah saatnya kita meneladani persaudaraan yang terjalin antara Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’. Persaudaraan yang memang dilandasi oleh keyakinan terhadap Allah yang begitu tinggi. Persaudaraan yang terjalin tanpa memandang materi. Persaudaraan yang membawa pada penguatan ukhuwah antarmuslim.

Ingatlah sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Salah seorang diantara kalian baru sempurna imannya manakala ia mencintai kepentingan saudaranya seperti mencintai kepentingan dirinya sendiri.” Maka, sebagai seorang muslim yang hidup di negara yang majemuk seperti Indonesia ini sudah sepantasnya kita berusaha mencintai kepentingan saudara kita sesama muslim jika mereka membutuhkan pertolongan. Jika memungkinkan, strategi yang dilakukan oleh Rasulullah untuk membuat taakhi dapat kita contoh di zaman ini. []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Share10SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dokter Ini Berhasil Melakukan Operasi setelah Urat Nadi Pasiennya Pecah

Next Post

Jika Lakukan Jual Beli …

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Khutbah Jumat – Bahaya Tasyabuh dengan Tradisi Non-Muslim

Oleh Sodikin
27 Desember 2019
0
Ilustrasi. Foto: Tribun

Dengan pengetahuan kita tentang bahaya Tasyabbuh, akan menyadarkan kita pentingnya membangun rasa percaya diri sebagi seorang muslim

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.