DIA adalah sosok lelaki biasa. Seorang pedagang biasa pula. Seorang ayah yang biasa. Kepada anak lelakinya, ia ajarkan untuk menjaga toko mereka.
Namun, sang Ayah melihat kecenderungan sang Anak. Kesenangannya terhadap Quran nampak kuat. Sang Anak bahkan tak betah berada dalam suasana penuh kesenangan dan permainan.
“Berhentilah menjaga toko,” titah sang Ayah pada anak lelakinya itu kemudian.
Dicarikannya guru Quran. Dan dalam usia belia, 30 juz mampu dihapalkannya.
Ketika tuntutan menuntut ilmu mengharuskan anaknya pergi ke negeri lain, sang Ayah dengan semangat menghantarkannya sampai tujuan.
Berbagai karya besar anak lelaki itu, lahir di kemudian hari. Kitab Riyadush Shalihin dan Hadits Arba’in adalah sebagian kecilnya.
Ya, dialah Imam Nawawi.
Ayah Nawawi adalah dari kalangan lelaki biasa. Tetapi ia adalah ayah yang mampu menggambarkan anaknya. Ia tidak mampu membimbing anaknya dengan ilmu langsung, namun ia tak berhenti mendukung dan memfasilitasi anaknya dalam merengguk lautan ilmu.
Sang Ayah, seorang lelaki biasa yang menghantarkan anaknya menjadi sosok luar biasa. []
——–••♛♛♛••———-
*ISLAMPOS MEDIA* 

Islampos Media merupakan group whatsApp yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam (fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, sirah, tips, tsaqofah dsj)
Yuuk untuk teman – teman yang ingin bergabung di Islampos Media ini silahkan join di group whatsApp kita ↓↓↓↓
https://chat.whatsapp.com/IpX9u3UsWpnJiRcbau17XE
Silahkan berbagi informasi ini, semoga bermanfaat. Jzklhu khair