• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 10 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Adab Memberi Kabar Gembira (Al-Bisyaroh)

Oleh Aldi Rahadian
7 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ayah Terbaik

Foto: pixabay

1
BAGIKAN

AL-BISYAROH adalah sesuatu yang dapat melegakan hati seseorang, berupa urusan yang bisa menggembirakan. Secra mutlak Al-Bisyaroh bermakna kabar gembira dengan kebaikan, dan terkadang secara bahasa Al-Bisyaroh digunakan secara terbatas pada hal yang berhubungan dengan kejelekan sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya:

“Maka gembirakanlah bahwa meraka akan menerima siksa yang pedih.”

Apabila seseorang mendapatkan sesuatu yang menggembirakan maka disunnahkan mengucapkan selamat dengan apa yang membuatnya gembira baik kebaikan dalam urusan agama atau dunia, bahkan para Malaikat telah memberi kabar gembira kepada Ibrahim as. dengan anak yang penyantun dan juga pintar.

BACA JUGA: Sunnah Rasul; Adab Memotong Kuku

ArtikelTerkait

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

7 Prinsip Utama dalam Kehidupan Seorang Muslim

Amalan Unggulan, Amalan Rahasia, dan Amalan yang Terus-Menerus

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

Termasuk sunnah menceritakan berita kebaikan yang dapat melegakan dan menggembirakan. Di antara waktu yang pantas untuk membangkitkan kegembiraan adalah pada waktu sakit, sebagaimana Rasulullah SAW. memberi kabar kepada Umu Ala ra. beliau berkata: “Nabi SAW. menjengukku dikala aku sakit maka Rasulullah SAW bersabda: Gembiralah! Umu Ala’ bahwasanya sakitnya seorang muslim sebagai penghapus kesalahan seperti halnya api menghilangkan kotoran emas dan perak”.

Diantara orang-orang yang juga diberi kabar gembira adalah para pelajar sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi rahimahullah dari Asim bin zurrin bin Hubais berkata kepadaku Sofwan bin Asal Al Muradi sedangkan aku hendak bertanya kepadanya tentang mengusap dua sepatu kemudian ia bertanya: Apa yang membuatmu datang kepadaku? Aku menjawab ingin mendapatkan ilmu, kemudian ia berkata: Bolehkah aku memberi kabar gembira untukmu?”. Aku menjawab: “Tentu”, kemudian ia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Bahwasannya malaikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu pertanda ridlo terhadap apa yang ia cari”.

Dari pemberitaan kabar baik juga adalah memberi kabar gembira dengan kemenangan sebagaimana terdapat dalam sunnah, oleh karena itulah Imam Bukhari rahimahullah menulis satu bab dalam kitabnya, Kitabul Jihad Was Siyar/ kitab jihad dan sirah, bab yang  memberi kabar gembira dengan kemenangan.

Di antara moment yang baik untuk memberi kabar gembira adalah pada seseorang yang akan meninggal dunia, sebagaimana saat Umar ra. ditikam maka datanglah kepadanya seorang pemuda dari Ansor kemudian ia berkata: “Bergembiralah wahai Amirul mu’minin dengan kabar gembira dari Allah untukmu, engkau telah berbuat bagi Islam ini sebagaimana yang telah engkau ketahui.”

Begitu juga memberi kabar gembira dengan kematian orang jahat, sebagaimana kisah seorang sahabat yang telah membunuh Abu Rafi’, sebab ia menghina Nabi Muhammad SAW, setelah dia berhasil membunuhnya, maka dia memberi kabar gembira kepada Nabi tentang kematiannya.

Disunnahkan juga bagi orang yang menerima berita gembira memberikan sesuatu bagi orang yang membawa berita gembira tersebut, sebagaimana kisah Ka’ab bin Malik ra.bahwasannya ia telah memerdekakan hamba sahayanya Al Abbas, tatkala Hajjaj bin Allat mengabarkannya dari Rasulullah SAW. tentang sesuatu yang membuatnya bergembira.

BACA JUGA: Kiprah Muslimah dalam Peradaban, Ini Buktinya

Perkataan sebagian orang (Datanglah dengan membawa kabar gembira) terdapat suatu pendapat dari ulama maka dia harus beritakan kepadanya kabar gembira.

Sebuah berita gembira (yang disampaikan) baik dalam urusan agama atau dunia, akan mendatangkan pahala bagi orang yang membawa berita gembira tersebut, sebagaimana  kisah Umar ra. tatkala dia mengutus anaknya kepada Aisyah ra. untuk meminta izin supaya dikuburkan bersama dua temannya, maka tatkala Abdullah RA menemuinya Umar ra. bertanya: “Apa yang engkau bawa?”  Dia menjawab: “Aku membawa apa yang engkau inginkan wahai amirul mu’minin, dia (Aisyah) mengizinkanmu, kemudian Umar berkata: Segala puji bagi Allah tidak ada urusan yang lebih penting bagiku selain ini.

Termasuk moment yang tepat untuk mengucapkan kegembiraan adalah saat seseorang datang meminta sesuatu dan ia mampu melaksanakannya, dianjurkan berkata: “Bergembiralah, Hal ini sebagaimana terdapat di dalam sunnah tatkala orang-orang mendengar bahwasannya Abu Ubaidah ra.datang dari Bahrain dengan membawa harta benda maka para shahabat berdatangan untuk melaksanakan shalat fajar bersama ,laluRasulullah SAW.  bersabda: Aku mengira bahwasanya kalian mendengar Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa sesuatu, mereka menjawab: Benar, ya Rasulallah, kemudian beliau bersabda: bergembiralah dan berangan-anganlah.

Di antara adab syara’ dalam memberikan kabar gembira adalah bilamana seseorang menerima berita yang membuatnya gembira maka dia bersujud syukur kepada Allah SWT. pertanda terima kasih kepada -Nya hal ini sebagaimana datang dari Nabi Muhammad SAW Bilamana datang kepada beliau suatu urusan yang menggembirakan atau menerima berita gembira maka beliau bersujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT.

Apabila datang kepada seorang perempuan lelaki shaleh yang akan melamarnya, maka dikatakan kepadanya: Bergembiralah!. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari Zainab dan haditsnya shahih, yaitu tatkala dia selesai dari  masa iddahnya maka Rasulullah mengutus Zaid untuk mengatakan keinginan beliau kepadanya, Zaid berkata: “Aku pergi menemuinya dan berkata: Wahai Zainab bergembiralah bahwasannya Rasulullah SAW mengutusku kepadamu dan beliau menyebutmu (melamarmu). [ns/islampos/berbagaisumber]

Tags: adab islam
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mana yang Lebih Diutamakan, Istri, Ibu atau Mertua?

Next Post

AS Dilaporkan Tawarkan Bantuan 73 Triliun untuk Bujuk Palestina Kembali ke Meja Perundingan

Aldi Rahadian

Aldi Rahadian

Terkait Posts

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

13 Juli 2025
Rahmat Allah, Kebaikan, Prinsip

7 Prinsip Utama dalam Kehidupan Seorang Muslim

7 Juli 2025
Tajwid, Surat Al-Baqarah, Amalan

Amalan Unggulan, Amalan Rahasia, dan Amalan yang Terus-Menerus

6 Juli 2025
Pembatal Shalat

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

3 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

“Allah Ciptakan Alam Semesta dalam 6 Masa,” Berapa Masa Itu?

Oleh Rika
10 Februari 2017
0
Foto: Oase Muslim

Sesungguhnya masa di situ merupakan interval waktu yang tidak bisa diukur.

Lihat LebihDetails

Iman, Seperti Pohon yang Baik

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2024
0
takdir, bacaan Istighfar, Keutamaan Sabar dan Shalat, Doa Nabi Musa, Takdir, Ramadhan, doa ramadhan, Doa Ramadhan, Doa Setelah Tahajjud, Syafaat Nabi, Amalan yang Mendapatkan Doa Malaikat, Doa Tawakal,Iman, Pohon, Didoakan Keburukan oleh Orang Lain

Akar pohon ini teguh di dalam tanah, sementara cabangnya (bagian atasnya) ada di langit.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

Padahal, mengungkit dosa masa lalu seseorang yang sudah bertaubat adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan sangat dibenci Allah.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.