• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 6 Agustus 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Antara Allah dan Dokter Anak

Oleh Sodikin
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
dokter Plasma Darah Gaji Dokter, Hukum Muslimah Berobat pada Dokter Pria

Foto: Techno Krata

734
BAGIKAN
Oleh: Herri Mulyono

 

TEMAN sekolah saya sewaktu di sekolah menengah, kami memanggilnya Inra. Ia sekarang menjadi seorang dokter. Sekarang kami memanggilnya, dr. Inra. Bagi saya, Inra menjadi seorang dokter bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, ayah Inra adalah seorang dokter dan sedari dahulu, teman saya ini sangat menggemari mata pelajaran kimia. Malah saya yang seringkali meminjam modul-modul belajar darinya. Namun yang membuat saya dan teman-teman terkejut adalah ternyata Inra adalah dokter spesialis anak, atau pediatri.

Di forum alumni itulah kami saling bercanda tentang Inra sebagai dokter anak. Ya memang, saya tidak bisa membayangkan bahwa Inra dengan postur tubuhnya dan karakternya yang lucu itu menjadi dokter anak. Sulit bagi saya untuk membayangkan bagaimana Inra ini berinteraksi dengan anak-anak, mulai dari merayu, menyuntikkan jarum itu ke lengah anak-anak yang mungil, sampai mendengarkan teriakan, jerit tangis anak-anak yang sedang ia obati.

“Memang kamu bisa menangani anak-anak?” tanya salah satu teman di grup alumni.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

“Saya tidak yakin…kok kamu bisa jadi dokter anak?” yang lain menimpali.

“Jangan-jangan anak-anak menangis histeris melihat kamu,” ujar yang lain.

“Hati-hati, nanti anak-anak pada kapok lagi sama pak dokter.”

Di forum, Inra menjadi bahan candaan kami. Maklumlah sudah hampir 20 tahun kami tidak berjumpa. Dan pertemuan kami pada malam itu mengingatkan kami mengenai memori masa-masa sekolah dahulu.

Inra menanggapi candaan kami dengan santai. Serasa semua itu mudah. Bahkan bukan masalah bagi beliau. Malam itu, Inra menjawab candaan kami dengan kata kunci, “Tidak mengapa anak menangis, toh nanti orang tuanya, kalau anak-anaknya sakit lagi akan balik ke saya”. Inra begitu yakin dengan kata-katanya malam itu. Begitu meyakinkan sehingga benar-benar membuat saya berpikir, dan beranalogi hubungan Allah – dunia – hamba seperti hubungan Inra – anak– orang tua anak.

Analoginya seperti ini:

Inra mengobati anak dengan sungguh-sungguh. Tentunya, bila memang harus, anak-anak harus di suntik. Tentunya anak-anak akan menangis karena sakit. Tak jarang anak-anak meronta minta di lepas pergi. Tapi, agar si anak sembuh, Inra tetap harus menyuntiknya. Walaupun akhirnya sembuh, sang anak mohon-mohon kepada orang tua mereka agar tidak lagi datang ke dr Inra yang telah menyuntik mereka dengan serum obat. Tapi, orang tua tahu, bahwa Inra adalah dokter anak yang handal. Dan walaupun Inra telah membuat anak-anak mereka menangis, tapi terbukti Inra, dengan ijin Allah, telah menyembuhkan putra-putri mereka. Mereka kembali akan membawa anak-anak mereka, bila sakit, ke dr Inra. Walaupun sang anak kerap menolaknya. Artinya, orang tua lah yang menentukan sang anak di bawa ke Inra dengan atau tanpa persetujuan anak.

Kadang dalam hubungan kita sebagai hamba, dunia dan Allah; kita sering mengandalkan dunia. Dunia dalam analogi cerita Inra di atas adalah anak. Kita ingin mendapatkan harta atau bahagia, kita mengandalkan dunia atau bahkan mengejar-ngejar dunia. Padahal, yang membawa kita ke dunia (anak dalam analogi diatas) bukan dunia itu sendiri. Dalam analogi cerita Inra, yang menjadi penentu atau yang membawa anak ke Inra adalah orang tua. Bila Allah kita analogikan sebagai orang tua, maka seharusnya kita mendekatkan kepada Nya bila kita menginginkan dunia atau kebahagiaan.

Contohnya, bila kita ingin mendapatkan jodoh, tidak selalu kita harus mengejar jodoh yang kita inginkan. Kita wajib mengejar Allah yang memiliki jodoh itu dan meminta Allah untuk mengirimkannya kepada kita. Contoh lainnya adalah tentang rejeki yang selalu kita pikir dijembatani melalui sebuah pekerjaan. Kita kerja keras, kadang siang malam, untuk mendapatkan rejeki yang banyak. Kita beranggapan bahwa rejeki yang banyak adalah bekal hidup agar bahagia. Tapi kita lupa bahwa Allah lah yang memiliki rejeki dan kebahagiaan. Padahal, untuk mendapatkan rejeki dan bahagia itu, kita cukup mendekati Allah yang memiliki keduanya. Banyak orang yang memiliki rejeki yang banyak tapi sedikit bahagia. Masalah utamanya adalah karena mereka memang tidak memiliki Alah dalam rejeki dan bahagia tersebut.

Inti dari tulisan ini adalah, untuk memperoleh sesuatu kita harus mendekati Allah yang memiliki sesuatu itu. Jangan menggantungkan harapan dan tujuan pada sesuatu yang kita inginkan tersebut. -Karena Allah lah yang maha berkehendak atas segala sesuatu.Banyak jalan dalam mendekatkan diri kepada Allah dan berharap agar Allah menjawab keinginan kita. Dua tiang utama yang diajarkan dalam agama kita adalah melalui sholat dan sabar. Namun yang perlu diingat adalah, sholat dan sabar ini juga harus diiringi dengan tawakal dan ikhtiar.

Seperti di firmankan Allah dalam ayatnya yang mulia: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah Menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Al Ra’d, ayat 11).

Wallahualambishawab. []

Tags: Allah. DokterAnak
Share734SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Iri yang Mencerdaskan, Seperti Apa?

Next Post

Menyingkap Tradisi Ilmu Ensiklopedik

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Dokter Anak

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

Padahal, mengungkit dosa masa lalu seseorang yang sudah bertaubat adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam dan sangat dibenci Allah.

Lihat LebihDetails

Kata-kata Bijak tentang Tahajjud, Bermunajat kepada Allah di Gelapnya Malam

Oleh Saad Saefullah
20 November 2020
0
Kiat Bangun Tahajjud

MESKI tidak wajib, shalat tahajjud merupakan shalat sunnah yang sangat utama. Banyak sekali dalil-dalil, baik dari alquran maupun hadis, yang...

Lihat LebihDetails

4 Ayat Alquran tentang Keindahan Alam Semesta

Oleh Eneng Susanti
10 Oktober 2024
0
Ayat Alquran yang jadi bacaan doa sebelum tidur, Ayat Alquran tentang Keindahan Alam, ayat yang mengingatkan tentang akhirat, ayat alquran tentang bersyukur

Ayat Alquran tentang Keindahan Alam

Lihat LebihDetails

6 Hadist Nabi tentang Akhlak Mulia

Oleh Dini Koswarini
10 Agustus 2021
0
Keturunan Syarif dan Syarifah Akhlak Mulia Menasihati Diri Sendiri, Meraih Kasih Ilahi dengan Saling Mengasihi, Cara Dakwah Mujadalah Billati Hiya Ahsan, Perlakuan Istimewa Malaikat pada Orang Beriman, Keimanan, Hak dan Kewajiban Seorang Muslim, Tawadhu, Waktu Mengucapkan Subhanallah, Apa Kabar?, Arti Ana Uhibuka Fillah, adab penting dalam Islam, Cara Obati Hati yang Sakit, Ikhlas, Adab Berbicara dalam Islam, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, Rezeki yang Sering Dilupakan Manusia, Kecerdasan Orang Bertakwa, Amalan Ringan Berpahala Besar, Amalan Ringan Berpahala Besar, Muslim Terbaik, Orang yang Dicintai oleh Allah, Syafaat Nabi, Majelis Ilmu, Perkara Iman, Jenis Orang Muslim di Bulan Ramadhan, Nikmat, Akibat Berbuat Benar, Ibadah

Akhlak mulia yang melekat pada seseorang menjadikan ia menjalankan segala kegiatan dengan sempurna. Pada akhirnya, ia akan meraih kehidupan yang...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.