• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 12 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Dunia Ghaib

Apa Itu Ilmu Laduni?

Oleh Sodikin
5 tahun lalu
in Dunia Ghaib
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
pembatal keimanan

Ilustrasi. Foto: Pixabay

67
BAGIKAN

MANUSIA dilahirkan di bumi ini dalam keadaan bodoh, dan tidak mengerti apa-apa. Lalu Allah mengajarkan kepadanya berbagai macam nama dan pengetahuan agar ia bersyukur dan mengabdikan dirinya kepada Allah dengan penuh kesadaran dan pengertian.

Allah SWT berfirman: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78).

Pada hakikatnya, semua ilmu makhluk adalah “ilmu laduni”, artinya ilmu yang berasal dari Allah SWT. Para malaikat-Nya pun berkata, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.” (QS. Al-Baqarah: 32).

BACA JUGA: Sihir di Kalangan Penduduk Babilonia (1)

ArtikelTerkait

Benarkah Hantu Itu Tidak Ada? Apa Buktinya?

Yang Membuat Setan Menangis

Wujud Asli Iblis, Seperti Apa?

Adakah Binatang yang Bisa Melihat Hantu atau Jin?

Ilmu laduni dalam pengertian umum ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, ilmu yang didapat tanpa belajar (wahbiy). Kedua, ilmu yang didapat karena belajar (kasbiy).

1 Wahbiy

Wahbiy atau ilmu yang didapat tanpa belajar terbagi menjadi dua macam:

Pertama, ilmu syariat. Yaitu ilmu tentang perintah dan larangan Allah yang harus disampaikan kepada para Nabi dan Rasul melalui jalan wahyu (wahyu tasyri’), baik yang langsung dari Allah maupun yang menggunakan perantaraan malaikat Jibril. Jadi semua wahyu yang diterima oleh para nabi semenjak Nabi Adam ‘as hingga nabi Muhammad SAW adalah ilmu laduni, termasuk yang diterima oleh Nabi Musa dari Nabi Khidhir. Allah SWT berfirman tentang Khidhir as, “Yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. Al-Kahfi: 65).

Di dalam hadits Imam Al Bukhari, Nabi Khidlir as berkata kepada Nabi Musa as, “Sesungguhnya aku berada di atas sebuah ilmu dari ilmu Allah yang telah Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak mengetahuinya. Dan engkau (juga) berada di atas ilmu dari ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadamu yang aku pun tidak mengetahuinya.”

Ilmu syariat ini sifatnya mutlak kebenarannya, wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang telah baligh) sampai datang ajal kematiannya.

Kedua, ilmu ma’rifat (hakikat). Yaitu ilmu tentang sesuatu yang gaib melalui jalan kasyf (wahyu ilham/terbukanya tabir gaib) atau ru’yah (mimpi) yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin dan shaleh. Ilmu kasyf inilah yang dimaksud dan dikenal dengan julukan “ilmu laduni” di kalangan ahli tasawwuf.

Sifat ilmu ini tidak boleh diyakini atau diamalkan manakala menyalahi ilmu syariat yang sudah termaktub di dalam mushaf Alquran maupun kitab-kitab hadits. Yang dimaksud dengan menyalahi di sini bisa berbentuk menentang, menambah atau pun mengurangi.

2 Kasbiy

Adapun bagian kedua yaitu ilmu Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya melalui jalan kasb (usaha) seperti dari hasil membaca, menulis, mendengar, meneliti, berpikir dan lain sebagainya.

Advertisements

Dari tiga ilmu ini (syariat, ma’rifat dan kasb) yang paling utama adalah ilmu yang bersumber dari wahyu yaitu ilmu syariat, karena ia adalah guru. Ilmu kasyf dan ilmu kasb tidak dianggap apabila menyalahi syariat. Inilah hakikat pengertian ilmu laduni di dalam Islam.

Khurafat sufi

Istilah “ilmu laduni” secara khusus tadi telah terkontaminasi (tercemari) oleh virus khurafat sufiyyah. Sekelompok Sufi mengatakan bahwa “Ilmu laduni” atau kasyf adalah ilmu yang khusus diberikan oleh Allah kepada para wali Sufi. Kelompok selain mereka, lebih-lebih ahli hadits (sunnah), tidak bisa mendapatkannya.

“Ilmu laduni” atau ilmu hakikat lebih utama daripada ilmu wahyu (syariat). Mereka mendasarkan hal itu kepada kisah Nabi Khidir as, dengan anggapan bahwa ilmu Nabi Musa ‘as adalah ilmu wahyu sedangkan ilmu Nabi Khidhir as adalah ilmu kasyf (hakikat).

BACA JUGA: Demi Allah, Dia Bukan Tukang Sihir!

Sampai-sampai Abu Yâzid Al-Busthâmi (261 H.) mengatakan, “Seorang yang alim itu bukanlah orang yang menghapal dari kitab, maka jika ia lupa apa yang ia hapal ia menjadi bodoh, akan tetapi seorang alim adalah orang yang mengambil ilmunya dari Tuhannya di waktu kapan saja ia suka tanpa hapalan dan tanpa belajar. Inilah ilmu Rabbany.”

Ilmu syariat (Al-Qur’an dan As-Sunnah) itu merupakan hijab (penghalang) bagi seorang hamba untuk bisa sampai kepada Allah SWT. Dengan ilmu laduni saja sudah cukup, tidak perlu lagi kepada ilmu wahyu, sehingga mereka menulis banyak kitab dengan metode kasyf, didikte dan diajari langsung oleh Allah, yang wajib diyakini kebenarannya. Seperti ‘Abdul Karîm Al-Jiliy mengarang kitab Al-Insânul Kâmil fî Ma’rifatil Awâkhir wal Awâil. Dan Ibnu ‘Arabi (638 H) menulis kitab Al-Futûhâtul Makkiyyah.

Untuk menafsirkan ayat atau untuk mengatakan derajat hadits tidak perlu melalui metode isnad (riwayat), namun cukup dengan kasyf sehingga terkenal ungkapan di kalangan mereka, “Hatiku memberitahu aku dari Tuhanku.” Atau, “Aku diberitahu oleh Tuhanku dari diri-Nya sendiri, langsung tanpa perantara apa pun.” Sehingga akibatnya banyak hadits palsu menurut ahli hadits, dishahihkan oleh ahli kasyf (tasawwuf) atau sebaliknya. Dari sini kita bisa mengetahui mengapa ahli hadits (sunnah) tidak pernah bertemu dengan ahli kasyf (tasawwuf).

Kasyf atau ilham tidak hanya milik ahli tasawwuf. Setiap orang mukmin yang shaleh berpotensi untuk dimuliakan oleh Allah dengan ilham. Abu Bakar ra diilhami oleh Allah SWT bahwa anak yang sedang dikandung oleh istrinya (sebelum beliau wafat) adalah wanita. Dan ternyata ilham beliau (menurut sebuah riwayat berdasarkan mimpi) menjadi kenyataan. []

SUMBER: WAHDAH

Tags: hakikatilmuilmu ladunimarifatsihirsyariat
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tragedi Buah Apel

Next Post

Mau Dibawa Kemana Hidup Ini?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Jin, Hantu

Benarkah Hantu Itu Tidak Ada? Apa Buktinya?

1 Juni 2025
Setan, Adzan

Yang Membuat Setan Menangis

9 Februari 2025
Cara Iblis Sesatkan Manusia, Makhluk Halus, Wujud Asli Iblis

Wujud Asli Iblis, Seperti Apa?

9 Februari 2025
Kucing, Binatang yang Bisa Melihat Hantu

Adakah Binatang yang Bisa Melihat Hantu atau Jin?

17 Januari 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Membangun Legitimasi dalam Menghadapi Yahudi Madinah

Oleh Saad Saefullah
12 Juni 2025
0

Rasulullah, Nabi Muhammad

Air Mata Rasulullah ﷺ: Ketika Allah Memanggil Anak-anaknya

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Ciri Diabetes, Tubuh Penuh Gula, Asam Lambung

Kenapa Asam Lambung Lebih Sering Kambuh di Malam Hari?

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Penyebab Siksa Kubur, Aib, Ciri Orang yang Culas

Ciri-ciri Orang yang Culas

Oleh Yudi
11 Juni 2025
0

Hukum Gelatin pada Cangkang Kapsul, Haid, Hukum Istri Gunakan Pil Pencegah Kehamilan tanpa Izin Suami, Haidh

Haidh Tidak Teratur karena Pil Anti Hamil

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0

Terpopuler

Kapan Rasulullah Baca Surat al-Ikhlas dan al-Kafirun dalam Shalat?

Oleh Irah
24 Mei 2022
0
Adab Membaca Al-Quran, Keutamaan Surat Al Kahfi, Surat Al Mulk, waqaf, Penghilang Stres dalam Islam, Tafsir Quran, Buya Hamka, Murajaah Al-Quran, Tips Mudah Menghafal Alquran, Cara Memuliakan Al-Quran, Adab Membaca Al-Quran, Khasiat Basmallah, Keutamaan Surat Al-Fath, Manfaat Membaca Surat Yasin, Kesulitan-kesulitan saat Menghafal Al-Quran, Keutamaan Membaca Al-Quran, Manfaat Baca Quran untuk Kesehatan, Langkah Memuliakan Al-Quran, Jumlah Ayat Alquran, Keutamaan Membaca Quran, Akhlaq Muslim terhadap Al Quran, Hukum Membacakan Al-Quran dengan Suara Merdu, Makna Kata Kami dalam Al-Quran, Ayat Terakhir Alquran, Sahabat Nabi Penghafal Al-Quran, Nabi, Hukum Bacaan Quran untuk Orang Lain

Lantas kapan Rasulullah biasa membaca surat al ikhlas dan al kafirun?

Lihat LebihDetails

Kenapa Lapar Terus padahal Sudah Makan? Apakah Ini Gejala Penyakit?

Oleh Haura Nurbani
10 Juni 2025
0
Itikaf, Lapar

Rasa lapar yang terus-menerus meskipun sudah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, pola makan, hingga kondisi...

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ini 10 Jenis Sholat yang Tidak Diterima Allah

Oleh Saad Saefullah
8 Maret 2022
0
keutamaan sujud

Salah satunya adalah lelaki yang shalat sendirian tanpa membaca sesuatu.

Lihat LebihDetails

Kenapa Kita Harus Berusaha Sekuat Tenaga Mendapatkan Rezeki Halal di Zaman Ini

Oleh Dini Koswarini
11 Juni 2025
0
Cara Mengendalikan Sifat Boros, Renungan tentang Rezeki, Keuangan Keluarga, Rezeki Halal

Di zaman yang penuh fitnah dan godaan ini, mencari rezeki halal bukan hanya kewajiban, tapi juga perjuangan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.