• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Agar Bekerja Berbuah Surga, Ini Adab-Adabnya

Oleh Sodikin
7 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Islampos

Foto: Islampos

1
BAGIKAN

BAGI seorang Muslim, bekerja adalah bagian dari ibadah. Karena penting bagi seorang Muslim untuk memiliki adab-adab dalam bekerja. Jangan sampai pekerjaan tersebut adalah haram sehingga membawa ia dan keluarga yang dinafkahinya terjerembab ke jurang neraka.

Jika pekerjaan seorang muslim itu benar (tidak menyalahi syariat), dilakukan dengan benar (tidak menipu dan hal buruk lainnya), maka surga kelak di akhirat akan menjadi buah dari kerjanya selama di dunia.

BACA JUGA: Bekerja Keras Mengundang Rahmat Allah

Pertanyaannya, kerja seperti apakah yang mampu membuahkan surga?

ArtikelTerkait

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

Istighfar dan Para Ulama Salaf

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

Setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang Muslim agar aktivitas bekerjanya berbuah surga antara lain sebagai berikut.

Pertama, Niat Ikhlas Karena Allah SWT

Ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT sebagai kewajiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan konsekuensinya adalah ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah.

Ketika berangkat dari rumah, lisannya basah dengan do’a bismillahi tawakkaltu alallah.. la haula wala quwwata illa billah.. Dan ketika pulang ke rumah pun, kalimat tahmid menggema dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.

Kedua, Bersikap Jujur dan Amanah

Hakikatnya pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik secara duniawi dari atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah Ta’ala yang akan dimintai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya.

Implementasi jujur dan amanah dalam bekerja di antaranya adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, kelak akan dikumpulkan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada’. (HR. Turmudzi).

Ketiga Itqan, sungguh-sungguh dan profesional dalam bekerja

Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana mendapatkan surga dari Allah SWT adalah profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam bekerja. Di antara bentuknya adalah, tuntas melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan kepadanya, memiliki keahlian di bidangnya dan sebagainya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (HR. Tabrani).

Keempat, Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah

Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya. Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi menjadi beberapa hal;

1.dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti tidak boleh memproduksi barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan (seperti pornografi), mengandung unsur riba, maysir, gharar dan sebagainya.

2.Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti risywah, membuat fitnah dalam persaingan, tidak menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan perempuan, dan sebagainya.

Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (Qs. Muhammad: 33).

Kelima, Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim

Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika sebagai seroang Muslim, seperti etika dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum, berhadapan dengan pelanggan, rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mukmin.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Turmudzi)

Keenam, Menjaga Ukhuwah Islamiyah

Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengemukakan, “Dan janganlah kalian membeli barang yang sudah dibeli saudara kalian” karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah di antara mereka; saling curiga dsb.

Agar kerja kita benilai pahala surga, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses panjang yang harus dilakukan seperti dijelaskan dalam tahapan-tahapan di atas. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk bekerja bukan sekedar bekerja, tapi bagaimana setiap pekerjaan bisa bernilai pahala dan berbuah surga kelak.

BACA JUGA: Ini Tips Buat Orang Tua Bekerja Jaga Bonding dengan Anak

Ketujuh, Menghindari Syubhat

Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu kepentingan tertentu.

Atau seperti bekerja sama dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan…” (HR. Muslim). []

SUMBER: MINA

Tags: Bekerja
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Klarifikasi Pemberitaan terkait Pernyataan Mendagri saat Melaksanakan Kunjungan Kerja Pasca Gempa di Palu, Sulawesi Tengah

Next Post

Perjuangan Surantina, Tengah Hamil Besar Melarikan Diri dari Gempa dan Tsunami Palu

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Sultan Abdul Hamid II

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

7 Juli 2025
Imam Syafi'i, Ulama, Madzhab, Istighfar

Istighfar dan Para Ulama Salaf

5 Juli 2025
Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri, Uang Haram, Sedekah

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

4 Juli 2025
Pahala, Sunnah Keluar Rumah

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

21 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 bekerja

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.