• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 15 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Zuhudnya Orang Kaya, Bagaimana?

Oleh Sodikin
4 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Unsplash

Ilustrasi. Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

TANYA: Mayoritas yang diceritakan tentang zuhud adalah orang-orang miskin sehingga mereka qana’ah dengan apa yang mereka miliki. Lalu bagaimana zuhudnya orang kaya? Apakah orang yang punya banyak harta dan selalu membeli materi boleh dikatakan orang yang tidak zuhud?

 

JAWAB: Zuhudnya orang kaya adalah dengan cara tidak menjadikan kekayaannya sebagai kebanggaan dan cita-citanya yang tertinggi. Dengan cara menggunakan kekayaan tersebut seperlunya saja, selebihnya digunakan untuk menolong orang lain, bersedekah, menolong agama Allah serta meninggikan kalimat Allah di atas muka bumi.

Syaikh Abdurrahman Ad-Dausiri mengatakan:

ArtikelTerkait

Siapa yang Allah Beri Hidayah untuk Berdoa

Kisah Seorang Penyembah Berhala

6 Cara Menghilangkan Sifat Sombong

Kesaksian Orang-orang tentang Sifat Imam Hasan Al-Bashri

“Zuhud itu dengan tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, dan tidak menjadikan dunia mengalahkan cita-cita akhiratnya sehingga ia lebih memilih untuk selalu bekerja siang malam untuk membanggakan harta dan berlomba dalam memperbanyak harta.

BACA JUGA: Zuhud, Ini 3 Tingkatannya

Namun kesudahan dari aktivitas kerjanya adalah untuk menolong agama Allah dan mengutamakan kepentingan akhirat. Yang dengan itu semua ia bisa merealisasikan jihad di jalan Allah serta memperbaiki hubungan baik antara dia dengan Allah dan dengan sesama makhluk.

Dan tidaklah zuhud itu dengan cara menyingkir dari bekerja dan menjauh dari kehidupan lalu beralih menuju kehidupan kerahiban yang merupakan produk gagal ajaran para penyembah berhala.

Yang seperti ini tidak layak disebut zuhud, namun ia adalah kepengecutan dan cerminan dari kerdil dan lemahnya jiwa, serta menelantarkan potensi-potensi kemanusiaan.

Perilaku seperti ini merupakan bid’ah yang buruk, yang memperlambat kaum muslimin dari kemajuan, serta memperlambat proses mendekatnya mereka kepada risalah dan agama mereka, sehingga para pengikut kebatilan akan dengan mudah menyerang kaum muslimin di negri mereka serta meluluh-lantakannya.” (Al-Ajwibah Al-Muhimmah Limuhimmatil ‘Aqidah : 1/74).

Adapun mengenai mayoritas orang zuhud adalah orang miskin yang terjebak dalam kemiskinan sehingga ia ridha atasnya, maka ini tidak benar. Karena di sana ada banyak para nabi, para sahabat, orang-orang yang shalih, yang sebenarnya sangat mudah mendapatkan kekayaan. Namun mereka lebih memilih menginfakkan hartanya karena takut terfitnah oleh harta tersebut.

Jadi tidak semua yang miskin itu karena tidak mampu menjadi orang kaya, ada di antara mereka yang mampu, dan memiliki peluang besar menjadi orang kaya. Tapi mereka tidak mengambil peluang tersebut karena takut terfitnah oleh harta. Seperti Abu Bakar yang menginfakkaan seluruh hartanya, seperti Utsman yang kaya raya tapi lebih memilih hidup sederhana, seperti Abu Dzar Al-Ghifari yang menolak menerima jabatan. Dan di zaman sekarang kita mendengar Syaikh Ar-Rajihi salah satu orang terkaya di Saudi yang menginfakkan seluruh hartanya. Itu mereka lakukan karena takut terfitnah harta, Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya pada setiap umat itu ada fitnahnya, dan sesungguhnya fitnahnya umatku (umat islam) ada di dalam harta.” (HR. Ahmad : 17471).

Advertisements

Namun demikian seperti penjelasan Syaikh Abdurrahman di atas, zuhud tidak identik dengan kemiskinan atau tampil sederhana. Karena hakikat zuhud itu ada di dalam hati, sehingga sangat mungkin orang kaya menyandang predikat zuhud. Dengan cara menjauhi hal-hal yang haram, menjadikan hartanya sebagai potensi untuk senantiasa menolong agama Allah SWT:

إذا كان قلبه غير معلق بالدنيا فإن هذا من أعظم الزهد.

وقد مرت على الأمة فترة من الفترات ظن الكثير أن الزهد يتعلق بالظاهر، فإذا لبس الإنسان ثوباً خشناً، أو كان الإنسان بعيداً عن الملابس الغالية أو الأشياء الغالية في بيته أو في أي مكان اعتبروا ذلك من الزهد، وهذا مظهر وليس بأساس في الزهد ولا في حقيقة الزهد، فحقيقة الزهد هو زهد القلب، فإذا زهد القلب في الحرام فإنه يترتب عليه عدم التعلق بالدنيا.

“Inilah hakikat zuhud, maka zuhud itu bukan dengan mengenakan pakaian yang kasar/jelek, zuhud bukan dengan sedikit makan, zuhud bukan dilihat dari tampilan luar. Akan tetapi pondasi zuhud ialah zuhudnya hati. Apabila manusia hatinya tidak tergantung dengan dunia maka inilah zuhud yang paling agung.

Dan telah berlalu dalam sejarah umat ini satu zaman di antara zaman-zaman yang ada ketika itu banyak manusia menyangka bahwasanya zuhud itu berkaitan dengan tampilan luar. Jika manusia memakai pakaian yang kasar lagi jelek atau ketika manusia menjauh dari pakaian yang mahal lagi indah dan perabotan indah di rumahnya atau di lokasi lain, mereka lantas menganggap perilaku ini sebagai cerminan zuhud.

Ini bukanlah cerminan zuhud, bukan pula pondasi zuhud, bukan pula hakikat zuhud. Hakikat zuhud yang sebenarnya ialah zuhud hati, apabila hati merasa zuhud/menyingkir dari keharaman, maka akan berimbas pada hilangnya ketergantungan hati kepada dunia.” (Dirasah Madhu’iyyah Lil Haa’iyyah, Wa Lum’atil I’tiqad Wal Wasitiyyah : 5/5).

BACA JUGA: Ummu Hasan, Muslimah yang Cerdas dan Zuhud

Demikian pula Imam Ath-Thibbi berkomentar tentang zuhud ini :

هذا رد على من زعم أن الزهد في مجرد ترك الدنيا ولبس الخشن وأكل الجشب، أي: ليس حقيقة الزهد ما زعمته، بل حقيقته أن تأكل الحلال، وتلبس الحلال، وتقنع بالكفاف، وتقصر الأمل، ونحوه قوله – صلى الله تعالى عليه وسلم -: ” «الزهادة في الدنيا ليست بتحريم الحلال ولا بإضاعة المال، ولكن الزهادة في الدنيا بأن لا تكون بما في يديك أوثق بما في أيدي الناس»

“Ini merupakan bantahan bagi orang yang menyangka bahwa zuhud sekedar meninggalkan dunia, mengenakan pakaian kasar, makan makanan yang sederhana. Maksud dari atsar di atas adalah hakikat zuhud tidak seperti yang engkau sangka.

Namun hakikat zuhud ialah dengan hanya memakan makanan yang halal, mengenakan pakaian yang halal, merasa cukup, tidak ambisius dan yang lainnya senada dengan sabda Nabi SAW, Zuhud di dunia bukan dengan mengharamkan yang halal, atau dengan membuang harta, tapi zuhud itu dengan tidak menjadikan apa yang ada di tanganmu lebih kuat dari apa yang ada di tangan manusia (dermawan kepada manusia). (Mirqatul Mafatih : 8/3305). []

SUMBER: BIMBINGAN ISLAM

Tags: DuniaHalalHartaorang kayazuhud
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Umar bin Khattab dan Sarung Tambalannya

Next Post

Manfaat Adzan untuk Bayi Baru Lahir

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Waktu Terbaik Shalat Dhuha, Muslim yang Bersyukur,Doa Minta Kaya, Manfaat Mendoakan Orang Lain, Doa, Keutamaan Doa, Penyebab Doa Tidak Terkabul, Doa Sapu Jagat, Doa

Siapa yang Allah Beri Hidayah untuk Berdoa

6 Mei 2025
Berhala

Kisah Seorang Penyembah Berhala

1 Mei 2025
Tanda Orang Riya, tawadhu, Bahaya Riya, puisi, Bahaya Pujian, Cara Menghilangkan Sifat Sombong

6 Cara Menghilangkan Sifat Sombong

29 April 2025
Nabi Syits, Hasan Al-Bashri

Kesaksian Orang-orang tentang Sifat Imam Hasan Al-Bashri

6 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat

Jenis-jenis Karbohidrat yang Lebih Berbahaya daripada Gula

Oleh Dini Koswarini
15 Mei 2025
0

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Pisang

Siapa Saja Orang yang Tidak Dianjurkan Makan Pisang?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran

Engkau dengan Kesabaran

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

5 Pertanyaan tentang Islam yang Cukup Sulit, Bisakah Kamu Menjawabnya?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Lelaki Harus Shalat Shubuh di Masjid, Ini Alasannya

Oleh Saad Saefullah
24 Januari 2017
0
Foto: The Atlantic

Ada banyak pahala yang akan ia raih.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Konstantinopel

Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebut penaklukan Konstantinopel sebagai salah satu kabar gembira bagi umat Islam.

Lihat LebihDetails

5 Pertanyaan tentang Islam yang Cukup Sulit, Bisakah Kamu Menjawabnya?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

Pertanyaan tentang Islam ini bisa digunakan untuk kuis atau edukasi tingkat menengah hingga lanjutan:

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.