• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 26 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Tidak Naik Haji, Tapi Ibadah Hajinya Diterima

Oleh Mila
7 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Carbonated

Foto: Carbonated

1.1k
BAGIKAN

ABDULLAH bin Al-Mubarak adalah sosok saudagar yang kaya raya dan terkenal pemurah. Beliau juga seorang ahli ibadah yang berilmu tinggi, dan memiliki sifat-sifat yang mulia. Abdullah bin-Al Mubarak telah meniatkan harta yang diperolehnya untuk dipersembahkan kepada saudara-saudara yang seiman, melaksanakan haji, berjihad, dan untuk kemuliaan-kemuliaan lainnya.

Abdullah bin al-Mubarak hidup di Mekkah. Suatu ketika, setelah menyelesaikan ritual ibadah haji yang kesekian kalinya, dia tertidur dan bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit.

“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.

“600.000,” jawab malaikat lainnya.

ArtikelTerkait

19 Mutiara Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Thomas Alva Edison dan Ibunya

6 Solusi Masalah untuk Seorang Muslim

Qari Indonesia Sabet Juara 3 MTQ Internasional di Iran

“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”

“Tidak satu pun”

Percakapan ini membuat Abdullah gemetar, “Apa?”

Ia pun menangis. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

“Ada seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Mowaffaq.” Kata malaikat yang pertama. “Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni.”

Ketika Abdullah mendengar hal ini, ia tiba-tiba terbangun dan memutuskan untuk pergi menuju Damaskus dan mengunjungi orang ini.

Maka, bersegeralah Abdullah pergi ke Damaskus dan menemukan tempat dimana Ali bin Mowaffaq tersebut tinggal. Abdullah pun menyapanya dan keluarlah Ali si tukang sepatu.

“Siapakah namamu dan pekerjaan apa yang kau lakukan?” tanya Abdullah dengan rasa ingin tahu yang besar. “Aku Ali bin Mowaffaq, penjual sepatu. Siapakah namamu?”

Kepadanya Abdullah pun memperkenal dirinya. “Aku adalah Abdullah bin al-Mubarak”. Tukang sepatu itupun tiba-tiba menangis dan jatuh pingsan. Karena tidak menyangka akan dikunjungi oleh seorang ahli hadist yang tersohor di seluruh Mekah. Ketika sadar, Abdullah pun memohon agar bapak tukang sepatu itu mau bercerita kepadanya.

Dia mengatakan: “Selama 40 tahun aku telah rindu untuk melakukan perjalanan haji ini. Aku telah menyisihkan 350 dirham dari hasil berdagang sepatu. Tahun ini aku memutuskan untuk pergi ke Mekkah, sejak istriku mengandung. Suatu hari istriku mencium aroma makanan yang sedang dimasak oleh tetangga sebelah, dan memohon kepadaku agar ia bisa mencicipinya sedikit. Aku pergi menuju tetangga sebelah, mengetuk pintunya kemudian menjelaskan situasinya. Tetanggaku mendadak menangis.

“Sudah tiga hari ini anakku tidak makan apa-apa,” katanya. “Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu.” Hatiku serasa terbakar ketika aku mendengar ceritanya. Aku mengambil 350 dirhamku dan memberikan kepadanya. “Belanjakan ini untuk anakmu,” kataku. “Inilah perjalanan hajiku.”

Abdullah bin Al Mubarak pun tertegun. Takjub dengan cerita yang baru saja di dengarnya. Dia tidak menyangka, perbuatan mulia yang telah dilakukan oleh si tukang sepatu telah menjadi amal sholeh yang nyata baginya dan mendapat pahala yang besar dari Allah SWT sehingga hajinya diterima.

“Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku,” kata Abdullah, “dan Penguasa kerajaan surga adalah benar dalam keputusanNya.”

Subhanallah.

Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka dan seorang ulama termasyhur. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M.

 

 

Sumber: “Warisan Para Awliya” karya Farid al-Din Attar, Ummi Online.

Tags: hajiibadah
Share1099SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pengingat Terbaik

Next Post

Kiai Cholil Nafis: Agama dan Negara Ibarat Dua Sisi Mata Uang

Mila

Mila

Terkait Posts

Telaga Al-Kautsar, Mutiara Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq, Mutiara Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq,

19 Mutiara Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq

5 Agustus 2023
thomas alva edison

Thomas Alva Edison dan Ibunya

3 Agustus 2023
Solusi masalah, Cara Tingkatkan Gaya Hidup Sehat

6 Solusi Masalah untuk Seorang Muslim

14 Mei 2023
Abdullah Fikri qari MTQ

Qari Indonesia Sabet Juara 3 MTQ Internasional di Iran

7 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Level Shalat, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Fikih Shalat Dhuha, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Tata Cara Shalat Hajat, keutamaan shalat hajat, Sholat Dhuha 4 Rakaat, Syarat Amal Ibadah Diterima Allah, rukun shalat, Keutamaan Doa Iftitah, Ikhlas, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, tahajud, Shalat Witir, iman, Imam Shalat di Akhir Zaman, Amalan Ringan Berpahala Besar, Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Tahajud, Hukum Doa Iftitah dalam shalat, Ustadz Adi Hidayat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Hukum Shalat tanpa Peci, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh,, Tempat Dilarang Shalat, Hukum Lelaki Shalat tanpa Peci, shalat dhuha, Adab Sebelum Shalat, Batas Waktu Shalat Dhuha, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, shalat dhuha,,Rukun Islam, Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, Cara Menenangkan Hati, Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua,, Hukum Tahajud setelah Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, Prasangka Baik pada Allah, Hukumnya Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Tahajud, Cara Membersihkan Jiwa, Shalat Tahajud

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum shalat tahajud hanya membaca Surat Al-Ikhlas saja setelah membaca Al-Fatihah?

Foto: Unsplash

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum makan dan minum di kamar mandi?

Kelebihan Sekolah Alam

5 Kelebihan Sekolah Alam Purwakarta

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di sini, aku akan membahas kelebihan bersekolah di Sekolah Alam Purwakarta, tempat aku belajar.

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya 1

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di balik kemudahan yang ada di zaman sekarang, sesungguhnya ada musuh anak milenial yang mengincar.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.