• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 21 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Seruling Daud dan Rasa Syukur

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Wikimedia Commons

Foto: Wikimedia Commons

0
BAGIKAN

Oleh: Mahmud Budi Setiawan
Penulis Bina Qolam

ALLAH Maha indah dan menyukai keindahan. Di antara anugerah yang diberikan oleh-Nya kepada manusia ialah keindahan suara. Dalam memanfaatkan keindahan yang dianugerahkan Allah ini, sikap dan perilaku orang bermacam-macam. Kebanyakan yang memiliki suara indah, menumpahkan segenap potensinya dalam dunia musik. Apalagi di zaman ini peluang untuk ke situ begitu besar karena difasilitasi. Ada yang namanya Indonesian Idol dan lain sebagainya.

Masalahnya kemudian ialah mensyukuri keindahan suara apa sekadar mengoptimalisasikannya hanya dalam dunia musik atau tarik suara? Bukankah itu sangat wadag sekali? Bukankah segenap anugerah yang diberikan Allah itu harus disyukuri. Sedang rasa syukur hakiki ialah yang mampu membuat manusia sadar bahwa semua itu dari Allah dan ia hanya dipinjami. Sehingga dengan kesadaran demikian dia tidak memiliki peluang untuk menyombingkan diri.

Islam sangat mengapresiasi dunia seni, namun kesenian yang hanya berkutat pada seni belaka, yang tidak mengantarkan kesadaran bahwa Allahlah Maha Indah dan menyukai keindahan maka kesenian itu sangat materialistik sifatnya.

ArtikelTerkait

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

Ihwal Perilaku Shadenfreude

Bila kesenian diwujudkan dengan kesadaran cinta keindahan karena Allah maka kesenian itu bernilai ibadah. Demikian kesenian di bidang keindahan suara. Siapa saja yang diberi anugerah keindahan suara, kemudian ia salurkan potensinya hanya untuk mencari popularitas dan kemasyhuran maka anugerah itu menjadi anugerah yang ganjil. Ganjil karena dia tak mampu menyadari bahwa sebenarnya keindahan itu berasal dari Allah, kalau ia malah lupa pada Allah lantaran nikmat suara indah itu, berarti ia tidak mampu menjadi orang yang genap dalam artian lulus dalam menjalani ujian kenikmatan.

Pernahkah anda mendengar sahabat Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam yang keindahan suaranya diibaratkan seperti seruling Nabi Daud? Sahabat itu bernama Abdullah bin Qais yang diberi kunya Abu Musa Al-`Asy`ari.

Suatu malam ketika Nabi berjalan Beliau mendengar dari satu rumah suarah yang sedemikian indah melantunkan ayat suci Al-Qur`an, keesokan harinya belia menyatakan pada Abu Musa Al-Asy`ari: “Sungguh engkau telah dianugerahi seruling (Nabi) Daud”.

Abu Musa ketika mendengar pernyataan Rasul menimpalinya dengan kata: Seandainya aku tahu bahwa tadi malam engkau mendengarkanku melantunkan ayat suci Al-Qur`an maka akan lebih aku perindah.

Kata “seruling” dalam hadits tersebut memiliki makna keindahan suara. Dalam tradisi bahasa Arab, orang yang memiliki suara indah diibaratkan seperti seruling. Nabi Daud dikenal dengan kemerduan suaranya. Jadi maksud hadits itu ialah bahwa Abu Musa diberi karunia keindahan suara layaknya Nabi Daud `alaihis salami. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah? Apakah Abu Musa berhenti pada sekadar keindahan suara? Apakah seluruh hidupnya difokuskan dalam dunia itu?

Apakah keindahan suara membuatnya angkuh dan sombong? Apakah keindahan suara membuatnya terlena dan lupa Allah? Apakah keindahan suaranya dia gunakan hanya untuk mencari popularitas?

Kalau kita baca sejarah emas sahabat Nabi kita akan menemukan kenyataan yang sama sekali menyimpang dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ya memang Abu Musa memiliki keindahan suara, tapi ia tidak berhenti sampai di situ. Ia bukan sekadar menghiasi Al-Qur`an dengan suaranya yang merdu tapi ia juga menganjurkan untuk mengikuti isi Al-Qur`an. Karena apa gunanya keindahan bacaan Al-Qur`an jika yang membaca tidak mengikuti keindahan isinya.

Bahkan yang menjadi lebih menarik ialah fokus hidupnya bukan pada keindahan suara. Ia tidak larut dan terlena pada kelebihan yang dianugerahkan Allah berupa suara merdu, justru ia fokus berjihad, berjuang di jalan Allah yang penuh onak dan duri. Ia tidak sombong dan tidak mencari popularitas melalui itu.

Advertisements

Ia memiliki hati yang lembut sekaligus merupakan sayyidu al-fawaarits (Penghulu Kavaleri [pasukan berkuda]). Ia bukan saja memiliki suara merdu tapi dia adalah pejuang yang pemberani, terdepan di medan jihad, dan dia juga seorang Gubernur dan Qadli baik di masa Umar maupun Utsman.Ia lulus menjalani “ujian kenikmatan”. Mungkin banyak yang bisa lolos dari “ujian kesulitan” karena sangat terasa. Tapi sangat jarang sekali yang mampu lulus dan lolos dari “ujian kenikmatan”.

Ia mampu mentransformasikan keindahan suara menjadi amalan-amalan nyata untuk mencari ridha Allah. Keindahan anugerah harus disyukuri dengan keindahan laku. Bila keindahan yang dikaruniakan Allah tak mampu menembus cermin hati sehingga memantulkan keindahan amal maka kualitas cermin hatinya sangatlah buruk.

Bagi siapa saja yang merasa muslim dan diberi anugerah keindahan suara, mesti banyak-banyak belajar kepada Abu Musa Al-`Asyari. Suara yang begitu merdunya diiringi dengan amalan yang indah; suara yang begitu indah dibarengi dengan keindahan laku. Ia tak mau larut dan terlena dengan hanya sekedar anugerah keindahan, dia segera mensyukurinya dengan amalan-amalan nyata. Ia pemilik suara merdu sekaligus pejuang sejati; ia pemilik suara indah sekaligus petarung sejati di medan jihad.

Ia mampu lulus dan lolos dari penilaian wadag materil. Ia tidak terbelenggu dan ditimpa penyakit ghurur(terlena) terhadap anugerah kemerduan suara. Ia mampu memanfaatkan kemerduan suara untuk kepentingan ibadah dan dakwah.

Banyak sekali hati-hati manusia terbuka setelah mendengar suaranya. Terbuka untuk mengikuti petunjuk Allah semata. Pada zama Khalifah Umar bin Khathab, setiap kali beliau bertemu Abu Musa Al-`Asy`ari beliau mengatakan: Wahai Abu Musa, Buatlah kami rindu pada Al-Quran (dengan kemerduan suaramu). Pantaslah jika Rasul mengatakan bahwa dia diberi anugerah layaknya seruling Daud.

Nabi Daud pemilik suara indah sekaligus menjadi raja; pemilik suara merdu sekaligus pejuang dan pendakwah dijalan Allah; pemilik suara indah dan merdu sekaligus pensyukur sejati. Tak ada jarak antara anugerah dan laku. []

Tags: Bina Qalamdaudserulingsuara
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Seruan Guru Mansur kepada Rakyat Betawi: ‘Rempuglah’

Next Post

Panitia SBMPTN: Kerjakan Dengan Jujur dan Jangan Coba-coba Curang  

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Leasing

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

23 April 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Ihwal Perilaku Shadenfreude

15 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Tidur dengan Lampu Menyala, Bahaya Tidur Lagi setelah Sahur, Tidur di Awal Malam

Rahasia Bisa Tidur Sejak Jam 21.00 di Malam Hari

Oleh Haura Nurbani
21 Mei 2025
0

Prasangka Baik pada Allah, Hukum Mencukur Kumis, Hukum mencukur kumis, Profesi, Gaji, Karyawan

10 Pertanyaan Reflektif untuk Karyawan: Jika Kamu Owner Tempat Kerja Kamu

Oleh Haura Nurbani
21 Mei 2025
0

Kopi Sachet

Jam Berapa Bagusnya Minum Kopi Sachet di Pagi Hari?

Oleh Dini Koswarini
21 Mei 2025
0

demam

Apa yang Terjadi pada Tubuh Manusia saat Demam? Ini Penjelasannya

Oleh Yudi
21 Mei 2025
0

bumi

Siapa Penghuni Bumi Sebelum Nabi Adam? Ternyata Ada Makhluk Lain

Oleh Yudi
21 Mei 2025
0

Terpopuler

5 Penyakit yang Bisa Ditimbulkan Akibat Banyak Cicak di Rumah

Oleh Yudi
20 Mei 2025
0
cicak

CICAK sering kali dianggap sebagai hewan yang tidak berbahaya karena mereka membantu mengurangi populasi serangga seperti nyamuk atau lalat.

Lihat LebihDetails

Saya Curiga Istri Saya Sudah Tidak Perawan, Apa yang Harus Saya Lakukan?

Oleh Mila
7 Maret 2019
0
Foto: Abu Umar/Islampos

Anda sudah melakukan tes medis seorang profesional kesehatan yang mengonfirmasi kepada Anda bahwa dia tidak perawan?

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Air Pipis yang Tidak Sehat

Oleh Haura Nurbani
20 Mei 2025
0
Tata Cara Mandi Wajib, Waktu yang Tidak Tepat untuk Mandi, Manfaat Mandi Pagi, Manfaat Mandi Sebelum Subuh, Hukum Kencing sambil Berdiri, Handuk, Ciri Air Pipis yang Tidak Sehat

Apa ciri-ciri air pipis yang tidak sehat?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Rahasia Bisa Tidur Sejak Jam 21.00 di Malam Hari

Oleh Haura Nurbani
21 Mei 2025
0
Akibat Tidur dengan Lampu Menyala, Bahaya Tidur Lagi setelah Sahur, Tidur di Awal Malam

Berikut beberapa “rahasia” agar Anda bisa tidur lebih awal—sejak pukul 21.00—dengan lebih mudah dan berkualitas.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.