• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 11 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Motivasi

Sebab-sebab ‘Futur’

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Motivasi
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Aldi/Islampos

Foto: Aldi/Islampos

1
BAGIKAN

JIWA manusia tak jauh beda dengan anggota tubuh yang lain. Tangan akan lelah jika terus mengangkat. Kaki akan pegal-pegal saat terus berlari. Mata akan berair jika tak henti menatap. Dan, lelahnya jiwa ketika semangat kian surut.

Adakalanya seorang penuntut ilmu, atau ahli ibadah merasa futur. Ketika mata sebenarnya menatap tempat sujud, tapi hati berada di tempat yang lainnya. Ketika raga berada di majelis ilmu, namun jiwa dan pikiran fokus kepada hal lainnya.

Futur; rasa malas, enggan, dan lamban dalam melakukan kebaikan, yang mana sebelumnya seseorang rajin dan bersemangat melakukannya. Futur adalah penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan suatu aktivitas kebaikan.

Bayangkan jika sebuah amanah dipegang oleh mereka yang punya keadaan seperti di atas. Akan terjadi beberapa kemungkinan. Boleh jadi, amanah akan terbengkalai karena ditinggalkan dengan tanpa beban. Kemungkinan berikutnya, terjadi konflik dalam pos yang diamanahkan. Karena orang yang punya kecenderungan bekerja sendiri sulit bisa menyatu dalam kerja tim.

ArtikelTerkait

10 Hal yang Harus Selalu Kamu Jadikan Rahasia dalam Hidup

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

10 Pilih Mana Dulu?

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

Betapa tidak nyamannya jika futur menghinggapi diri. Karena itu, perlu kehati-hatian agar tidak terjebak dalam futur. Ada beberapa sebab sehingga seorang mukmin bisa futur. Pertama, berlebihan dalam memahami dan menerapkan ajaran agama.

Sebab ini muncul karena kurangnya pemahaman bahwa Islam sangat sejalan dengan fitrah manusia. Tidak ada yang sulit dalam Islam. Pengamalan Islam akan menjadi berat jika diberat-beratkan. Bahkan, dalam jihad pun. “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…” (QS. 22: 78)

Rasulullah saw. pernah memberi nasihat, “Sesungguhnya agama Islam itu mudah dan tidaklah orang yang berlebihan dalam beragama melainkan ia akan dikalahkan olehnya.” (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain, Rasulullah saw. bersabda, ““Berbuatlah sesuai dengan kemampuanmu, sesungguhnya Allah tidak akan merasa bosan sampai kamu sendiri yang merasa bosan. Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus sekali pun sedikit.” (Mutafaq ‘alaih)

Sebab kedua, berlebihan dalam hal yang dibolehkan, mubah. Seorang mukmin menempatkan sarana hidup sebagai kendaraan buat kebahagiaan akhirat. Bukan buat pelampiasan.

Abu Sulaiman Ad-Darani mengatakan, “Siapa yang kekenyangan maka akan mendapat enam bahaya: kehilangan manisnya bermunajat kepada Allah, susah menghafal ilmu, kurang peduli terhadap sesama (karena mengira semua orang kenyang seperti dirinya), merasa berat beribadah, dan bergejolak syahwatnya. Karena, seorang mukmin akan menyibukkan diri berada di lingkungan masjid sementara orang yang perutnya kenyang akan sibuk di sekitar tempat pembuangan sampah.” (Riwayat Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumidin)

Ka’ab bin Malik memang pernah mengalami surut semangat dalam dakwah dan jihad. Tapi, sahabat yang banyak meriwayatkan hadits ini memohon ampun pada Allah karena kekhilafannya. Walaupun, ampunan itu mesti ia tebus dengan dikucilkan kaum muslimin selama empat puluh hari.

Belajar dari Kaab bin Malik

Ada sesuatu yang aneh dirasakan Ka’ab bin Malik. Entah kenapa, sahabat yang begitu dekat dengan Rasul ini merasa enggan untuk segera berangkat bersama yang lain menuju Tabuk. Padahal, hampir tak seorang pun yang luput dari perang besar ini. Semuanya siap ikut. Paling tidak, memberikan sumbangan yang mereka punya. Ada apa dengan Ka’ab?

Selama ini, hampir tak satu pun peluang jihad disia-siakan Ka’ab. Tapi di Tabuk ini, ia merasa kalau ladang gandumnya yang sedikit lagi panen benar-benar menyibukkannya. Ah, nanti saja. Nanti saja, akan saya kejar rombongan Rasul itu. Nanti, dan nanti. Akhirnya, Ka’ab benar-benar tertinggal hingga peperangan yang memakan waktu sekitar satu setengah bulan itu berakhir.

Mungkin, bukan cuma Ka’ab yang sempat merasakan keanehan itu. Kita pun secara sadar atau tidak, pernah merasa ada sesuatu yang mengganjal. Semangat untuk aktif tiba-tiba mengendur. Dan keasyikan pun muncul saat diri cuma sebagai penonton.

Beberapa ulama dakwah menyebut gejala ini sebagai penyakit futur. Sayid Muhammad Nuh misalnya, menyebut lemahnya semangat dakwah yang sebelumnya berkobar-kobar sebagai futur.

Secara bahasa, futur bisa berarti berhenti setelah sebelumnya bergerak. Allah swt. berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 19 dan 20 yang di antaranya menyatakan kalau malaikat tidak pernah futur. “Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada (futur) henti-hentinya.”

Manusia memang bukan malaikat. Al-Insan atau manusia berasal dari kata nasiya yang berarti lupa. Kadar keimanan manusia pun bisa naik turun. Itulah di antara kelemahan manusia. Dan saling memberi nasihat adalah obat agar lupa tidak berakibat fatal.

Masalahnya, tidak semua yang sedang bermasalah bisa lapang dada menerima nasihat. Bahkan bisa jadi, mereka tidak sadar kalau dirinya sedang masalah. Setidaknya ada tiga keadaan yang menunjukkan kalau seseorang itu memang positif futur.

Pertama, ada kemalasan dalam menunaikan ibadah. Apa saja. Bisa shalat, tilawah, zikir, apalagi infak. Kalaupun tertunaikan cuma sekadar menggugurkan kewajiban. Tidak ada semangat berlomba dalam kebaikan.

Kedua, ada keinginan untuk selalu menyendiri. Selalu muncul seribu satu alasan agar diri bisa selalu sendiri. Alasannya bisa macam-macam. Mulai kesibukan ekonomi, urusan keluarga, sibuk menghadapi ujian sekolah, dan sebagainya. Pokoknya, selalu ada halangan dalam berbagi dengan yang lain.

Ketiga, munculnya kepekaan emosi yang berlebihan. Orang jadi mudah tersinggung. Jangankan ditegur, dipuji pun bisa memunculkan kesalahpahaman. Yang ada di benaknya cuma ada pola berpikir negatif. Semua orang selalu salah, kecuali yang benar-benar cocok dengan dirinya. Dari situ pula, muncul takaran siapa yang bicara, bukan apa yang dibicarakan

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Tuhan mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28). []

Tags: futurHilangSemangat
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Habibana

Next Post

Wow, Keluarga Palestina Ini Simpan Uang ‘Titipan’ Tentara Ottoman Selama 103 Tahun

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Korea Selatan, Rahasia

10 Hal yang Harus Selalu Kamu Jadikan Rahasia dalam Hidup

6 Juli 2025
Arti mimpi gigi copot, sendi manusia, Kesalahan Sebelum Menikah, keutamaan bersabar, , Doa Ketika Dipuji Orang Lain, Ciri Orang yang Ikhlas, Jenis Kesabaran, kuisioner

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

26 Juni 2025
Ilmu, Ilahi Rabbi, sabar, manusia hebat, tingkatan sabar, Hal yang Harus Dihindari saat Hadapi Masalah, Kelelahan yang Disukai oleh Allah SWT, Cinta yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim, Cara Atasi Nafsu Syahwat, Niat, ujian hidup, Amalan yang Tak Terputus, Letak Kebahagiaan, Sabar, Cara Sehat ala Rasulullah, musibah, Orang Baik,Renungan Akhir Tahun, Obat Penyakit Hati, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat, Sabar, pertanyaan dengan jawaban tidak terduga, Pertanyaan,, Pengetahuan Islami, pilih

10 Pilih Mana Dulu?

16 Juni 2025
Perilaku Aneh, Overthinking

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

29 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Iman, Seperti Pohon yang Baik

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2024
0
takdir, bacaan Istighfar, Keutamaan Sabar dan Shalat, Doa Nabi Musa, Takdir, Ramadhan, doa ramadhan, Doa Ramadhan, Doa Setelah Tahajjud, Syafaat Nabi, Amalan yang Mendapatkan Doa Malaikat, Doa Tawakal,Iman, Pohon, Didoakan Keburukan oleh Orang Lain

Akar pohon ini teguh di dalam tanah, sementara cabangnya (bagian atasnya) ada di langit.

Lihat LebihDetails

“Allah Ciptakan Alam Semesta dalam 6 Masa,” Berapa Masa Itu?

Oleh Rika
10 Februari 2017
0
Foto: Oase Muslim

Sesungguhnya masa di situ merupakan interval waktu yang tidak bisa diukur.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.