SHALAT istikharah biasanya dilakukan ketika seorang muslim tengah ‘galau’ karena dua pilihan. Pilihan macam apa?
Banyak yang beranggapan bahwa istikharah hanya dilakukan ketika seseorang dihadapkan pada masalah besar dan rumit. Misalnya, memilih jodoh.
BACA JUGA:Â Tips Istikharah Jitu
Padahal, Rasul tidak menyuruh untuk melakukan istikharah hanya untuk memutuskan urusan-urusan yang sifatnya besar dan rumit, loh. Dalam sebuah hadis disebutkan, Jabir bin Abdillah ra, berkata:
“Rasulullah mengajari kami istikharah di dalam segala urusan kami sebagaimana mengajari kami surah di dalam Alquran…”
Menurut Imam Asy Syaukani, kalimat “pada semua urusan” tersebut menunjukkan bahwa kita tidak boleh meremehkan urusan apapun sehingga kita meninggalkan istikharah untuk urusan tersebut. Sebab, nyatanya ada masalah kecil yang berakibat fatal tidak bila disepelekan.
Kalau masalah sepele saja harus istikharah, bagaimana jadinya? Apakah pilihan baju yang mau dipakai atau menu makanan juga perlu diistikharakan?
Nah, supaya lebih jelas tentang perkara apa saja yang perlu di-istikharah-kan, Dr Akram Ridla dalam bukunya berjudul ‘Making Choice’ menerangkan, masalah dalam hidup setidaknya terbagi dua. pertama, masalah yang terpola, rutin, dan bisa diprediksi akibatnya. Kedua, masalah yang tidak terpola, bukan termasuk rutinitas, dan sulit diprediksi akibatnya.
BACA JUGA:Â Ini Tata Cara Shalat Istikharah
Masalah yang masuk dalam kategori pertama misalnya, memilih baju yang mau dibeli, atau memilih menu makanan yang akan dimasak. Meskipun masalah ini terkadang membuat sebagian orang kebingungan untuk memilih, rasanya akal manusia masih bisa diberdayakan untuk memutuskannya.
Sedangkan, untuk masalah di kategori kedua, contohnya memilih jodoh, memilih kampus atau sekolah, memilih pemimpin, dan lain-lain, sepertinya istikharah dulu deh untuk memutuskannya.
Jadi, istikharah itu dilakukan bukan bergantung pada besar kecilnya masalah yang sedang dihadapi, tapi lebih kepada urgensi masalahnya itu sendiri. []
Sumber: Dahsyatnya Istikharah/Karya: Ayi Yunus Rusyana/Penerbit: DAR! Mizan/Tahun: 2004