• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 24 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda Akhir Zaman

Padang Mahsyar, Bumi Lain di Akhir Zaman

Oleh Saad Saefullah
3 tahun lalu
in Akhir Zaman
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Habil, Nabi

Foto: Pixabay

113
BAGIKAN

BUMI tempat hamba-hamba Allah dikumpulkan pada hari kiamat adalah bumi lain, bukan bumi ini. Allah SWT berfirman, “(Yaitu) hari ketika bumi diganti dengan bumi lain dan langit pun diganti dan mereka keluar menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Panakluk,” (QS. Ibrahim: 48). Rasulullah SAW telah menceritakan kepada kita tentang keadaan bumi yang baru tempat manusia dikumpulkan ini.

Dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Sahl ibn Sa’d yang mengaku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Manusia dikumpulkan pada hari kiamat di bumi yang putih ‘afra’ seperti lembaran roti naqi.” Sahl atau yang lain menambahkan, “Di sana tidak ada ma’lam bagi seorang pun.”

Al-Khaththabi mengatakan, ‘afr (tunggal ‘afra) berarti putih tidak jernih. ‘Iyadh mengatakan, ‘afr berarti putih dengan sedikit kemerah-merahan. Ibn Faris mengatakan, ‘afra’ berarti putih bersih.

Kata naqi berarti tepung yang bersih dari campuran dan ampas.

ArtikelTerkait

Sebagian Wilayah Tanah Arab Menghijau, Apakah ini Pertanda Kiamat?

3 Pertanyaan Alam Kubur

5 Hisab Anak Adam

4 Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka

Kata ma’lam berarti tanda yang menunjukkan jalan ke suatu tempat, seperti gunung dan batu besar, atau sesuatu yang dibuat oleh manusia untuk menunjukkan jalan atau pembagian wilayah.

Banyak nas dari sejumlah sahabat, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang bermaksud sama dengan hadis yang telah kami kemukakan di sini. ‘Abd ibn Humaid dan ath-Thabari dalam tafsir mereka serta al-Baihaqi dalam buku Syu’b al-Iman telah menukil dari jalur ‘Amr ibn Maimun dari ‘Abd Allah ibn Mas’ud tentang firman Allah SWT, “(Yaitu) hari ketika bumi diganti dengan bumi lain.” Ibn Mas’ud mengatakan, “Bumi diganti dengan bumi yang bagaikan perak, tidak terkena noda dan kesalahan.” Para perawi hadis ini shahih, tetapi hadis ini mauquf (sanadnya hanya sampai ke sahabat). Al-Baihaqi menukil dari jalur lain yang marfu’ (sanadnya sampai ke Nabi). Tetapi menurutya, yang mauquf lebih shahih. Ath-Thabari dan al-Hakim juga menukil hadis ini dari jalur ‘Ashim dari Zirr ibn Hubaisy dari Ibn Mas’ud dengan redaksi, “Bumi yang putih bagaikan batangan perak,” dan para perawinya juga terpercaya.

‘ABD ibn Humaid menukil dari jalur al-Hakam ibn Abban dari ‘Ikrimah bahwa ia mengatakan, “Telah disampaikan kepada bumi bahwa bumi ini, yaitu bumi dunia, akan habis, dan disampingnya ada bumi lain tempat manusia dipindahkan dari bumi dunia.” Dalam hadis yang panjang tentang sangkakala, “Bumi diganti dengan bentangan kulit yang disamak. Kamu tidak melihat ada lekukan dan tonjolan di sana (benar-benar rata-pen). Kemudian Allah memanggil makhluk-makhluk dengan satu kali panggilan. Mereka pun langsung berada di bumi baru itu sebagaimana tempat mereka di bumi pertama: yang dulu di perut bumi sekarang pun di perut bumi, yang dulu di permukaan sekarang pun dpermukaan.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang diganti itu hanya sifatnya. Di antara yang mengisyaratkan hal itu ialah hadis mauquf dari ‘Abd Allah ibn ‘Amr, “Bila hari kiamat tiba, bumi dibentangkan seperti bentangan kulit dan makhluk-makhluk dkumpulkan,” juga hadis marfu’ dari Jabir, “Bumi dibentangkan seperti bentangan kulit, dan tidak ada ruang bagi manusia di dalamnya kecuali seukura dua tapak kakinya.” Para perawi hadis ini terpercaya, hanya saja terdapat perbedaan terdapat tentang dua orang sahabat az-Zuhri. Ada lagi hadis Ibn ‘Abbas dalam menafsirkan firman Allah SWT, “(Yaitu) hari ketika bumi diganti dengan bumi lain.” Ia mengatakan, “Bumi ditambahi, dikurangi, dan dihilangkan bukit-bukit dan gunung-gunungnys, lembah dan pepohonannya, serta dibentangkan bagaikan kulit yang disamak.”

Waktu Penggantian Bumi dan Langit

Rasulullah SAW telah memberi tahu kita bahwa waktu selesainya penggantian ini ialah waktu manusia melewati shirath (titian) atau sesaat sebelum itu. Dalam shahih Muslim diriwayatkan dari ‘Aisyah RA, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang firman Allah, ‘(Yaitu) hari ketika bumi diganti dengan bumi lain dan langit pun diganti.’ Di manakah manusia berada saat itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Di atas shirath.”

Dalam shahih Muslim juga diriwayatkan dari Tsauban bahwa salah seorang pendeta Yahudi bertanya kepada Rasulullah SAW, “Di manakah manusia berada pada hari bumi dan langit diganti dengan yang lain?” Rasulullah SAW menjawab, “Mereka berada dalam kegelapan sebelum jembatan.” Yang dimaksud dengan jembatan adalah shirath.” []

Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

Tags: hari kiamatpadang Mahsyar
Share113SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kata-kata Bijak Terbaik Buya Hamka

Next Post

Pasien Sembuh Corona Per 17 Juli Lebih Banyak dari Kasus Baru

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak Terkenal.

Terkait Posts

Sebagian Wilayah Tanah Arab Menghijau

Sebagian Wilayah Tanah Arab Menghijau, Apakah ini Pertanda Kiamat?

8 Agustus 2023
Pertanyaan Alam Kubur

3 Pertanyaan Alam Kubur

31 Juli 2023
Abu Bakar Ash-Shidiq, Hasan dan Husein, qadha Allah, Dosa Jahriyah, dosa, Fatwa Harian Modern, amalan, kejutan dari Allah, Cara Mengubah Takdir, Sabar, Hisab Anak Adam

5 Hisab Anak Adam

23 Juli 2023
Penghuni Surga, Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka

4 Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka

31 Mei 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Nabi Musa di Madyan, Doa Nabi Ayyub, Nasihat Nabi Adam

5 Nasihat Nabi Adam kepada Putranya, Nabi Syits

Oleh Haura Nurbani
24 September 2023
0

Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan.

Gulai Otak, Paradoks, Sedekah Politik

Sedekah Politik

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaan.

AI

AI dalam Timbangan Agama dan Budaya Indonesia

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Esensi AI menjelma alat penggunaan tidak menjadikannya penggerus kebudayaan.

anies, pilpres

Anies Baswedan Tanggapi soal Kemungkinan Pilpres Dua Poros

Oleh Yudi
24 September 2023
0

"Kayak dulu saja ketika di Jakarta, nomornya nomor 3, enak nomor 3 tapi random ya, lotere. Tapi nanti kita lihat...

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.