• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Selasa, 26 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Nafas Terakhir

Redaktur Ari Cahya Pujianto
11 bulan ago
in Renungan
Reading Time: 3min read
0
Nafas Terakhir

Foto: Pexels

Oleh: Mirsa Sumiyati

BANYAK orang mengira kalau penyebab kematian itu adalah sakit, kecelakaan, usia tua, atau sebab-sebab lain yang “pantas”menyebabkan kematian. Oleh karena itu banyak orang pula yang tertipu dan lalai akan  kematian.

Kurang lebih seperti itu yang bisa saya kutip dari sebuah CD tutorial keislaman tentang kematian, yang judulnya “Nafas Terakhir”.

Hari gini bicara tentang kematian? Serem amat. Atau gak penting amat, saking seringnya berita kematian berseliweran di telinga ini. Tapi, terimakasih pada suami yang secara spontan membeli cd itu, kematian menjadi “topik hangat” di benak saya. Apalagi hari itu, 3 Desember adalah hari lahir saya. Katanya, semakin lama kita menjalani kehidupan, semakin dekat kita dengan kematian. Membayangkannya, dengan imajinasi yang sangat baik, memerindingkan. Mulai dari sakaratul maut sampai perjalanan hidup setelahnya.

Yang biasanya menjalani hari dengan suami, mengurus anak-anak (lengkap dengan berbagai keluhan), tiba-tiba hidup seorang diri dalam sunyi dan gelap… Biasanya tinggal di rumah senyaman mungkin, tiba-tiba rumahnya hanya sebuah lubang ukuran badan. …

Biasanya bertemu teman-teman, ramai dengan tetangga, tiba-tiba sendiri terus. … Biasanya sholat, tilawah,shoum (meski dengan kualitas gak jelas), tiba-tiba semua itu tidak lagi bisa dilakukan. …

Biasanya bisa menonton tayangan favorit, mendengar lagu kesukaan, tiba-tiba wajah ini dihadapkan pada tanah melulu. … Menunggu…menanti… belum lagi dipertemukan dengan kejadian atau makhluk Allah yang lain, yang belum pernah disaksikan dan didengar ketika hidup di dunia….

Tidak ada tempat curhat, tidak ada tempat minta tolong…. Dan yang sangat jelas, tidak mungkin kembali ke dunia! Masuk ke dalam  kehidupan yang sangat abadi. Kehidupan yang sesungguhnya. Membuat tidak nyaman untuk membahasnya.

Apa jangan-jangan waktu saya sudah dekat dengan tiba-tiba ingin membahas ini?  Tapi..bukankah orang-orang soleh dahulu, menjadikan kematian sebagai ‘alarm tone’ yang sering dipasang. Di penghujung hari mereka mengevaluasi aktivitas dan merencanakan masa depan (esok hari) dengan memasukkan aspek ‘kematian’. Jadi, seharusnya tidak aneh dan tidak usah tidak nyaman membahas kematian (akhirnya saya simpulkan sendiri). Karena juga, terlepas dari pelajaran sufistik, kematian terbukti sebagai satu obat manjur yang sangat efektif.

Dengan mengingat mati, terobatilah rasa marah, dendam, iri dan dengki. Mati juga mematikan rasa malas dan menghilangkan waktu bengong. Mati meredam ambisi yang buta. Mati menumbuhkan motivasi untuk beramal soleh sebanyak-banyaknya,bersemangat mewujudkan cita-cita yang baik, beribadah lebih baik. Mati membukakan mata atas segala kesalahan yang telah diperbuat, memotivasi untuk melakukan perbaikan sebaik mungkin,. Salah satunya dalam masalah mendidik anak.

Kalau dihitung sungguh banyak sekali kesalahan saya dalam mendidik anak. Hari ini saya masih ngomel-ngomel pada anak-anak, setelah sebelumnya bertekad untuk menanggalkan ‘taring dan tanduk’ apapun yang terjadi. Melakukan pendekatan yang lebih ‘persuasif’ sebagai gantinya. Tapi ketika pulang ke rumah demi melihat pengasuh anak-anak/asisten saya pucat dan nekat pulang menerobos hujan deras membuat saya bertanya-tanya dengan nada tinggi. Dan duo (Bilqis dan Musa, mereka beda 18 bulan, sekarang seperti kembar. That’s why;duo) pun mengakui kenakalan mereka.

Tidak lama setelah saya mengomel, Bilqis menulis ini di buku hariannya;

Umi teteh/sayang kepa/da umi teteh/mau yanh(nya)/sama umi/teteh ga mau/ditigalin (ditinggalin)/teteh juga/sayang umi/dan abi/sayang/teteh alham/dulilah/kepada alah (Allah)/umi bai(k) sekali/kepada teteh/teteh jadi senang  bahagiya .. (beberapa huruf gak jelas)

(Saya benar-benar memohon kepada Allah, petunjukNya yang Agung dan kesanggupan untuk memperbaiki diri. Dan hari ini, begitu banyak yang memberikan selamat dan bertabur do’a -terimakasih banyak yaa,jazakumullah khair katsir…(banyak yang mendo’akan begini jadi ingin ultah tiap hair)..

Loading...

Di telinga saya, setiap ucapan selamat itu menjadi seperti;

Selamat memperbaiki akhlak

Selamat memperbaiki ibadah

selamat memperkuat keimanan

Selamat tambah serius menjaga amanah

Selamat bayar utang-utang ;p

Selamat membayar janji

Selamat memperbaiki kinerja

Selamat meninggalkan kebodohan,kemalasan

Selamat meningkatkan kasih-sayang,tanggungjawab

Selamat berwaspada selalu atas waktu

Karena setiap saat bisa menjadi;

Nafas terakhir []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Related Posts

Muslim Ditakdirkan sebagai Pembawa Kabar Gembira

Senyuman Bisa Membawa Kebahagiaan

25 Januari 2021
Permen

Permen

18 Januari 2021
Sempat Dirawat di RS Al Anshar Madinah, Syekh Ali Jaber Kini Kembali ke Indonesia

Menyejukkan, Inilah 20 Nasihat dalam Dakwah Syekh Ali Jaber Semasa Hidupnya

17 Januari 2021
5 Bahan Alami Ini Bisa Putihkan Gigi

Senyum Gadis Itu

16 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Semalam Perpisahan dengan Istri Tercinta

Semalam Perpisahan dengan Istri Tercinta

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Keutamaan Menunjukkan Kebaikan dalam Islam
Syi'ar

Keutamaan Menunjukkan Kebaikan dalam Islam

Redaktur Yudi
19 menit ago
Wahai Keponakanku, Apakah Engkau Pernah Melihat Rasulullah?
Ibrah

Nasihat Umar bin Abdul Aziz tentang Cara Dapatkan Keberkahan Hidup

Redaktur Ari Cahya Pujianto
49 menit ago
Tukang Fitnah Tak akan Masuk Surga
Islam 4 Beginner

Kata Nabi, Melaknat Seorang Mukmin Sama Artinya dengan Membunuhnya

Redaktur Sodikin
1 jam ago
Inti dari Setiap Keburukan
Islam 4 Beginner

Hidup Sengsara, Inilah Bahayanya

Redaktur Ari Cahya Pujianto
8 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add