MENGAPA hati ini pada ibadah begitu berat,
Padahal suara azan telah menggetar kuat.
Mengapa langkah tak jua mendekat,
Padahal pintu surga sedang terbuka lebat.
Di waktu malam, mata enggan terpejam,
Namun berat rasanya bangkit bertahajjud diam-diam.
Waktu fajar seakan cepat melaju,
Padahal Allah memanggil dengan kasih yang syahdu.
Hatiku tahu, ibadah adalah cahaya,
Namun nafsuku berkata, “Nanti saja.”
Lalu waktu berlalu, dan dosa bertambah,
Sedang amal shalih tak jua menjamah.
BACA JUGA: Mengapa Aku Tidak Mau Shalat Dhuha?
“Ibadah adalah rezeki terbesar,” kata para salaf terdahulu,
Bukan hanya tentang pahala yang mengalir tak jemu.
Ibnul Qayyim berkata lembut penuh makna,
“Jika engkau tak mampu bangkit untuk taat, maka ketahuilah, engkau telah terbelenggu dosa.”
Malas ini bukan karena lelah,
Tapi hati yang lemah dan iman yang goyah.
“Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging,” sabda Nabi yang mulia,
“Jika ia baik, maka baik seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusak seluruhnya. Itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu mengapa hati ini tak menangis,
Saat terlewat satu waktu tanpa sujud yang manis?
Mengapa lebih nyaman dengan dunia yang fana,
Daripada sujud di hadapan-Nya yang Maha Kuasa?
Imam Hasan Al-Bashri berkata penuh luka,
“Aku melihat kaum sebelum kalian, mereka merasa malu untuk meminta surga, jika mereka belum bisa bangun malam untuk-Nya.”
Adakah aku masih punya malu itu?
Ataukah aku telah menjadi hamba yang palsu?
Bibir ini bisa berdzikir tanpa hati yang hadir,
Namun tak kuasa menghadirkan cinta yang tulus mengalir.
Ya Allah…
Jika aku malas beribadah, bukan karena Kau jauh,
Tapi karena aku yang menjauh, dalam langkah yang rapuh.
Jika hatiku beku dalam kekosongan makna,
Maka hidupku hanya fatamorgana.
Mereka yang cinta pada-Mu tak butuh alasan,
Setiap detik adalah kesempatan untuk pengabdian.
Namun aku yang lemah ini selalu lalai,
Mengejar dunia yang cepat usai.
BACA JUGA: Mengapa Aku?
Wahai jiwa yang malas dan tertipu,
Bangkitlah, sebelum ajal menyentuh waktu.
Karena Rasulullah ﷺ bersabda penuh peringatan:
“Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan pada apa yang ia diciptakan.” (HR. Bukhari)
Renungan ini bukan untuk menyalahkan,
Tapi untuk membangunkan hati yang tertinggal dalam kelalaian.
Semoga Allah kuatkan langkah dan jiwa,
Agar kembali pada-Nya, sebelum semuanya terlambat sudah.
“Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten, meskipun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim) []
SUMBER: HUMAYRO