AKU bertanya pada diriku sendiri di pagi hari itu: “Kenapa aku tidak mau shalat dhuha hari ini?”
Bukan karena aku tidak tahu keutamaannya.
Bukan pula karena tubuh ini tak mampu berdiri.
Tapi mungkin karena hati ini sedang lelah mencintai dunia, dan lalai mengingat akhirat.
Padahal aku tahu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Pada setiap pagi, setiap ruas tulang salah satu dari kalian wajib bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu bisa dicukupi dengan dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha.” (HR. Muslim no. 720)
BACA JUGA: Shalat Dhuha Rasulullah, Seperti Apa dan Bagaimana?
Subhanallah…
Hanya dengan dua rakaat di waktu dhuha, kita bisa menggugurkan kewajiban sedekah atas seluruh persendian tubuh kita.
Tapi mengapa aku lebih memilih menggulir layar ponsel daripada mengangkat tangan dan menyentuh lantai dengan sujud?
Mungkin, aku belum benar-benar menghadirkan rasa syukur.
Sebab jika aku benar-benar bersyukur atas nikmat pagi, nikmat sehat, dan nikmat waktu luang, aku pasti akan bersegera menunaikannya.
🌤️ Shalat Dhuha: Kunci Rezeki dan Penjagaan
Shalat dhuha bukan sekadar tambahan ibadah sunnah. Ia adalah pintu rezeki yang Allah buka setiap pagi.
Nabi ﷺ bersabda: “Allah berfirman: Wahai anak Adam, rukuklah untuk-Ku (shalat) di awal siang (yakni shalat Dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhanmu) hingga akhir siang.” (HR. Tirmidzi no. 475, hasan shahih)
Bukankah kita semua mengeluh soal rezeki?
Ingin gaji bertambah, utang lunas, usaha lancar… Tapi kita sendiri malas menghadap Pemilik segala rezeki.
Ironis.
Ibnu Qayyim rahimahullah pernah berkata: “Shalat dhuha termasuk sebab terbesar yang menarik rezeki dan menolaknya dari sebab-sebab kefakiran, walaupun hanya dua rakaat.”
Namun tetap saja, aku sering menunda,
sering berkata: “Nanti saja kalau sempat.”
Padahal sempat itu bukan soal waktu, tapi soal niat.
💔 Saat Hati Terlalu Sibuk untuk Allah
Jika ditanya, “Apa alasanmu tidak shalat dhuha?”
Mungkin jawabanku: “Sibuk.”
Tapi sadarkah aku, bahwa menyibukkan diri dengan dunia dan melupakan Allah adalah penyakit hati yang paling berbahaya?
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah ketika Allah menyibukkannya dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dan melalaikannya dari amal kebaikan.”
Ya Allah… Jangan jadikan aku hamba yang disibukkan dengan dunia, lalu Engkau palingkan dari kebaikan yang justru menyelamatkan hidupku di akhirat.
🌱 Saatnya Memulai, Sekalipun dari Dua Rakaat
Hari ini, aku ingin menundukkan diriku kembali.
Ingin menyalakan cahaya kecil di waktu dhuha.
Aku tahu, aku belum sempurna. Tapi jangan sampai kemalasan ini membunuh niat yang tersisa.
BACA JUGA: Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud
Mulai saja dari dua rakaat.
Lalu istiqamahkan.
Meskipun sedikit, Rasulullah ﷺ mencintai amalan yang kontinu.
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
🌤 Penutup Renungan
Wahai diri…
Kau terlalu sering berjanji akan berubah besok.
Tapi besok yang ditunggu, tak pernah benar-benar datang.
Maka hari ini, bangkitlah.
Hadapkan wajahmu pada kiblat, dan rengkuhlah dhuha sebagai tanda syukur dan harapan akan ampunan-Nya.
Sebab bisa jadi, dua rakaat dhuha hari ini…
adalah penolongmu di saat tak ada yang mampu menolongmu kelak.
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
“Ya Allah, bantu kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah kami kepada-Mu.” []