• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 30 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Manusia Biasa yang Dimuliakan

Oleh Adam
8 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Kiwi

Foto: Kiwi

717
BAGIKAN

Oleh: Hendriyan Rayhan

Alumni Ma’had Khairul Bariyyah Kota Bekasi

 

DI antara faedah kisah dalam al-Qur’an, sebagaimana disebutkan Manna Khalil al-Qattan, ialah meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang beriman tentang menangnya kebenaran bersama pendukungnya serta hancurnya kebatilan bersama pendukungnya. Maka al-Qur’an begitu banyak memuat kisah, disebutkan ada 6000 ayat menurut Ibnu Abbas.

ArtikelTerkait

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Kisah pejuang kebenaran sangat menarik untuk dihayati maknanya. Selain perjuangan-perjuangan para Nabi dan Rasul, al-Qur’an juga bercerita tentang seseorang yang bukan Nabi dan bukan Rasul, namun perjuangan membela kebenaran membuatnya dimuliakan oleh Allah. Kisahnya diabadikan dalam al-Qur’an surah Yasin ayat 13 sampai 27.

Pada ayat 13 dan 14 Allah berfirman yang artinya, “Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka;(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu”.

“Mereka menjawab: “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka”.Mereka berkata: “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas”, demikian lanjutannya pada ayat 15 sampai 17.

Kemudian kisah itu berlanjut pada ayat 18 sampai 19, “Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”.Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas”.

Ditengah kerasnya perjuangan dua orang utusan, bahkan Allah kuatkan menjadi tiga utusan, tetapi penduduk kampung itu tetap mendustakan mereka. Lalu kisah al-Qur’an menampilkan seeorang biasa yang bukan Nabi dan bukan Rasul. Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya menyebut nama orang itu Habib al-Najjar. Orang biasa yang tidak begitu menonjol dalam ilmu. Orang biasa yang tidak begitu melimpah dalam harta, bahkan disebutkan bahwa ia adalah seorang tukang kayu. Berikut kisahnya pada ayat 20 sampai 25:

“Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki  dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu (semua) akan dikembalikan?Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya, jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudaratan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.”

Ia datang dari ujung kota yang jauh dengan bergegas. Nuraninya tergerak untuk membela ketulusan para Rasul itu. Kedatangannya tanpa sambutan terhormat karena ia bukanlah orang populer.  Orang biasa yang tidak begitu kenal dengan para Rasul itu, tidak banyak yang ia tahu. Ia membela pembawa kebenaran yang tiada meminta balasan apa pun. Ia sampaikan kebenaran dengan bahasa yang sederhana tanpa basa basi.

Ungkapannya tak perlu dibuat-buat karena lahirnya dari kedalaman nurani. Ia membela para utusan itu dengan seruan yang mudah dipahami kaumnya. Kritik terhadap sesembahan kaumnya pun ia lontarkan dengan halus. Kritiknya indah dengan pertanyaan untuk menjebak lawan bicara, karena jawabannya secara tidak langsung sudah ditentukan.

Maka sebagian kalangan awam yang memahami bahasa ketulusan pun mengikuti seruan Habib al-Najjar. Akan tetapi, dikisahkan bahwa selanjutnya Habib al-Najjar justru disiksa dan dibunuh oleh pembesar kaumnya.

Alangkah indah penutup kisah ini pada ayat 26 dan 27, “Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke surga”.  Ia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan”.

Orang biasa yang dimuliakan oleh Allah karena perjuangannya membela kebenaran. Maka menjadi aneh jika di masa ini ada beberapa orang ‘pintar’ yang meremehkan penyeru dan pembela kebaikan. “Baru belajar, ilmu masih sedikit, sudah berani ngajak-ngajak”, kata seperti ini terkadang keluar dari orang yang merasa dirinya lebih unggul dalam pengetahuan.

Memanglah benar bahwa ilmu begitu penting.“Andai ilmu ada bentuknya, pastilah lebih jelita dari mentari dan purnama”, demikian dikatakan Ibn Qayyim. Maka begitu banyak pesan-pesan Nabi untuk terus belajar dari buaian sampai liang lahat. Akan tetapi belum tentu yang berilmu tinggi itu lebih mulia dari yang biasa saja. Bahkan jalan yang ditempuh Habib al-Najjar telah mengantarnya pada derajat mulia, meski tak begitu unggul dalam ilmu. Fudhail ibn Iyadh mengingatkan, “Si ‘Alim masihlah bodoh terhadap yang diilmuinya, sampai ia beramal dengannya”.

Dari kisah Habib al-Najjar, kiranya dapat meneguhkan orang beriman atas agama Allah, memperkuat kepercayaan tentang menangnya kebenaran bersama pendukungnya serta hancurnya kebatilan bersama pendukungnya. Meski akhir hidupnya begitu perih, namun Allah memuliakannya. Ia memperoleh kenikmatan karena Iman kepada Rabb-nya, membenarkan utusan-Nya, dan bersabaratassiksaankaumnya.

Alangkah bahagia jika tahu dan mau memahami, sebab apa yang membuat orang biasa sepertinya mendapat ampunan dan termasuk golongan orang-orang yang dimuliakan. Wallahua’lam. []

Tags: al-quranAllahbiasamanusiaMulia
Share717SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pemandu Wisata Wanita Bersertifikasi Pertama di Saudi, Ayesha Khaja

Next Post

Suara Adzan Membuat Air Mata Aisha Berlinang

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Cristiano Ronaldo,

Cristiano Ronaldo Resmi Perpanjang Kontraknya Bersama Al-Nassr, Nilainya Fantastis Capai 10 Triliun!

Oleh Haura Nurbani
29 Juni 2025
0

Firaun

10 Keistimewaan yang Allah SWT Berikan kepada Firaun

Oleh Dini Koswarini
29 Juni 2025
0

Nayirah

Propaganda Berdarah Air Mata – Kisah Palsu Nayirah dan Perang Teluk

Oleh Saad Saefullah
29 Juni 2025
0

Arie Hanggara

Kisah Arie Hanggara, Anak 6 Tahun yang Dihukum oleh Ayahnya Sendiri

Oleh Dini Koswarini
29 Juni 2025
0

gorengan

Kenapa Gorengan Itu Enak Padahal Banyak Dampak Buruknya?

Oleh Yudi
29 Juni 2025
0

Terpopuler

7 Alasan Mengapa Anak Muda Zaman Sekarang Rentan Terkena Diabetes Tipe 2

Oleh Yudi
28 Juni 2025
0
diabetes

Jika orang tua atau kakek nenek memiliki diabetes tipe 2, risiko anak muda mengidapnya juga meningkat.

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Motor yang Harus Sudah Ganti Oli

Oleh Haura Nurbani
28 Juni 2025
0
Motor

Berikut ini adalah ciri-ciri motor yang sudah waktunya ganti oli dan sebaiknya jangan diabaikan.

Lihat LebihDetails

8 Cara Kendalikan Hawa Nafsu bagi Pria yang Belum Sanggup Menikah

Oleh Yudi
26 Juni 2025
0
sifat, manusia, neraka, kesalahan, meludah, kufur, shalat tahajud, putus asa, futur, iman, berdusta, hawa nafsu, stres, amalan, rambut, amalan, berputus asa, bermaksiat, nafsu, hawa nafsu

Semakin banyak aktivitas yang bermanfaat, semakin sedikit ruang untuk bisikan hawa nafsu.

Lihat LebihDetails

Inilah 3 Sosok yang Jadi Pertanda Datangnya Kiamat

Oleh Eneng Susanti
9 Oktober 2020
0
3 jari amalan pahala berlipat

Berikut ini sejumlah sosok yang dikaitkan dengan tanda munculnya hari kiamat

Lihat LebihDetails

Cara Memberi Tahu Teman Kalau Dia Bau Badan: Jujur Tanpa Menyakiti

Oleh Yudi
27 Juni 2025
0
bau badan , teman,

Menyampaikan kekurangan teman adalah bentuk cinta yang paling tinggi, tapi cara penyampaiannya harus penuh adab.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.