BUANG sampah sembarangan, terutama ke sungai, masih menjadi masalah klasik di Indonesia. Sungai-sungai yang dulunya bersih kini dipenuhi sampah plastik, popok, hingga limbah rumah tangga. Mengapa kebiasaan ini begitu sulit dihilangkan?
1. Kurangnya Kesadaran Lingkungan
Banyak masyarakat belum memiliki kesadaran bahwa membuang sampah ke sungai berdampak panjang. Sungai dianggap sebagai “tempat sampah alami” karena airnya terus mengalir dan membawa sampah pergi. Padahal, mereka tidak menyadari sampah itu akan menumpuk di hilir, mencemari laut, bahkan menimbulkan banjir.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Mengelola Sampah dalam Islam?
2. Kebiasaan yang Sudah Turun Temurun
Di beberapa daerah, sejak dulu sungai digunakan untuk mandi, mencuci, bahkan membuang sisa makanan dan sampah organik. Dulu, sampah rumah tangga masih alami dan mudah terurai. Namun sekarang, sampah kebanyakan adalah plastik dan bahan kimia yang sulit terurai, tapi kebiasaan lama tetap berlanjut tanpa adaptasi terhadap perkembangan jenis sampah.
3. Minimnya Fasilitas Pengelolaan Sampah
Tidak semua kawasan memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik. Jika tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA) yang dekat atau armada pengangkut sampah tidak rutin datang, warga memilih cara termudah: buang ke sungai. Ini menjadi masalah struktural yang tidak bisa hanya disalahkan pada masyarakat.
4. Kurangnya Penegakan Hukum
Aturan tentang larangan membuang sampah ke sungai memang ada, tetapi jarang ditegakkan dengan tegas. Masyarakat merasa tidak ada konsekuensi nyata ketika membuang sampah ke sungai, sehingga perilaku ini terus berulang.
5. Pendidikan Lingkungan yang Lemah
Kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan belum menjadi bagian penting dalam pendidikan formal maupun informal. Anak-anak tumbuh tanpa pemahaman mendalam tentang bahaya pencemaran sungai dan pentingnya daur ulang atau pemilahan sampah.
6. Sikap Masa Bodoh
Sebagian orang merasa bahwa satu sampah yang dibuang tidak akan membuat sungai kotor. Jika semua orang berpikir demikian, akhirnya sungai menjadi tempat sampah raksasa. Sikap individualistis tanpa memikirkan dampak kolektif inilah yang memperparah kondisi lingkungan.
BACA JUGA: 5 Cara Smart Atasi Sampah Hasil Belanja Online
Kesimpulan
Buang sampah ke sungai bukan hanya masalah kebiasaan buruk individu, melainkan kombinasi antara kurangnya kesadaran, minimnya fasilitas, lemahnya penegakan hukum, dan budaya masa bodoh. Perlu edukasi berkelanjutan, penyediaan fasilitas yang memadai, serta penegakan aturan yang tegas untuk menghentikan kebiasaan merusak ini.
Jika tidak segera diubah, sampah-sampah itu akan kembali kepada manusia dalam bentuk banjir, penyakit, dan pencemaran air bersih. Sungai adalah sumber kehidupan, bukan tempat sampah. []