• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 5 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Ihwal Perilaku Shadenfreude

Jadi, mental schadenfreude, ketika melihat orang jatuh dan susah, dorongan harga dirinya naik dan rasa percaya-dirinya akan muncul.

Oleh Saad Saefullah
2 bulan lalu
in Opini
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Ihwal Perilaku Shadenfreude 1 ShadenfreudeAPA itu perilaku Shadenfreude?

ADA tipologi manusia yang senang mempersulit urusan orang lain. Perilaku yang selaras dengan itu adalah susah melihat orang senang dan gembira melihat orang lain susah. Hatinya diselubungi rasa iri dan dengki, hingga menghalangi jalan kebaikan dan kemudahan bagi hak-hak orang lain.

Adakalanya orang seperti itu berbuat baik, namun kualitas kebaikannya tak lepas dari sifat riya dan ingin dipuji orang lain. Orang seperti ini dengan sendirinya tak suka melihat orang lain mendapatkan rizki, serta gemar menghalangi kesuksesan orang lain.

Sifat semacam itu seakan bermutasi kepada sifat buruk lainnya berupa kesenangan memfitnah, memprovokasi, mengumbar aib, serta menjatuhkan nama baik orang. Ia suka merusak reputasi, sehingga merasa punya kemampuan untuk menutup peluang kerja, prestise dan usaha orang lain.

ArtikelTerkait

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Tipikal seperti itu juga tak bisa menjaga amanah bagi kepentingan umat, karena ia gemar menahan informasi penting, menyabotase kerja kelompok, bahkan tega mengambil hak orang lain. Di sisi lain, ia pun gemar menjegal rekomendasi atau tak memberi dukungan, baik moril maupun materil, bahkan bersikap tidak fair untuk turut berlomba dalam kebaikan, apalagi sampai membantu pihak lain.

Padahal, dengan sedikit bantuan yang diberikan, orang itu bisa mendapat rizki dan peluang yang lebih baik. “Biarkan saja, sebab saya juga dulu susah payah mencari kerja,” demikian alasan klise yang sering dikemukakan.

Jadi, pada prinsipnya bukan bermaksud memberi edukasi dan pendidikan, melainkan karena didasarkan rasa iri dan dengki yang merupakan penyakit hati yang bersemayam dalam dirinya. Ia seakan lupa pada hadits Nabi, bahwa sifat iri dan dengki itulah yang justru menyebabkan kebaikan orang menjadi luntur dan musnah, sebagaimana api yang menghanguskan kayu-kayu bakar.

Berlaku adil

Alih-alih berlaku adil terhadap pihak lain, justru ia gemar memonopoli kesempatan, tak mau berbagi peluang, atau malah menyingkirkan pesaing secara tidak adil, demi mempertahankan posisinya sendiri. Padahal, rizki itu sudah diatur oleh Tuhan, dan hanya Dia yang berwenang memberi kelapangan maupun kesempitan bagi setiap hamba-Nya.

Sifat dengki yang berkembang itu terus bermutasi hingga gemar memfitnah agar orang lain secara tidak proporsional, memutus tali silaturahmi, karena ia percaya bahwa silaturahmi itu dapat membuka pintu rizki. Untuk itu, ia sengaja memutus hubungan atau menghasut agar hubungan orang menjadi rusak, demi untuk kepentingan prestise dan keunggulannya sendiri.

BACA JUGA: Agama Islam Sangat Menjunjung Tinggi Keadilan, Berikut 10 Ayat Al-Quran tentang Keadilan

Di sisi lain, seringkali ia menghindari situasi di mana ia bisa dimintai tolong. Ia menjaga jarak agar tak dimintai bantuan, bahkan oleh sahabat maupun teman dekatnya sekalipun. Ia cenderung saklek dan berlebihan dalam menghitung-hitung, mengkalkulasi, bahkan dalam hal yang sekecil apapun.

Secara religius dan kejiwaan, orang semacam itu tak pernah merasa dirinya cukup. Bukan karena miskin, tapi karena hatinya tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki pihak lain. Ia segan berinfak, dan kalaupun bersedekah, ia senang mengungkit atau berhitung secara ketat, apa impact yang akan diberikan buat saya, jika saya bersedekah kepadanya.

Advertisements

Padahal, Tuhan menjanjikan pahala dan ganti yang lebih baik, tapi orang semacam itu justru takut rizkinya berkurang jika memberi. Ia lupa bahwa rizki bukan hanya dari usahanya, tapi juga dari keberkahannya ia memberi.

Di dalam Alquran (surah al-Maun), ditegaskan bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang riya dan pamer dalam ibadahnya. Ciri-ciri orang semacam itu adalah bakhil dan enggan memberi sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan orang lain.

Arti Schadenfreude

Di era milenial ini, ramai kita mendengar istilah “Schadenfreude”. Schaden artinya rusak atau hancur, sedangkan freude, artinya senang atau gembira. Jadi, mental schadenfreude, ketika melihat orang jatuh dan susah, dorongan harga dirinya naik dan rasa percaya-dirinya akan muncul.

Sedangkan, orang yang berjiwa besar, rasa empatinya akan mampu mengendalikan dirinya, sehingga dapat memahami bahwa persoalan menang dan kalah, sukses dan gagal, hanyalah soal waktu yang dipergilirkan.

Pada prinsipnya, schadenfreude adalah emosi yang negatif, sepadan dengan kemarahan, kejengkelan, keangkuhan dan kesombongan. Tetapi, karena dalam kehidupan manusia ada unsur senang-sedih atau menang-kalah, maka dengan sendirinya ia seolah-olah bersifat manusiawi.

Sebagaimana manusia yang pada umumnya gembira kalau tim sepakbola atau bulutangkis yang disukainya bisa menang. Sebaliknya, ia akan tertawa atau ngakak melihat sang lawan merasa sedih atau mengamuk membanting raket.

Apapun kegagalan yang dialami pihak lawan, tentu tak layak jika mensyukuri kegagalan dan kejatuhannya. Tetapi, gambaran schadenfreude, seakan memperingatkan kita, bahwa fitrah manusia senantiasa menyukai kebaikan dan membenci keburukan.

Dengan sendirinya, kita bisa merasakan senang ketika yang baik menang dan yang jahat kalah. Kita juga akan merasa gembira ketika mereka yang tertindas dibela, sementara para penindas mendapat hukuman yang setimpal.

BACA JUGA: 8 Cara agar Remaja Terhindar dari Brain Rot atau Pembusukan Otak

Tetapi, dalam ajaran Islam dikenal “akhlaqul adzimah”, yang berupaya menepis kecenderungan sifat seorang Schadenfreude. Bagaimanapun, kita harus berlaku adil, meskipun terhadap orang yang kita benci sekalipun. Dalam surah al-Maidah ayat 8 dinyatakan: “Dan janganlah kebencian kamu kepada suatu kaum, mendorong kamu hingga berlaku tidak adil kepada kaum tersebut. Berlaku adillah, karena adil itu identik dengan takwa….” []

Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Sertakan foto diri, Kartu Tanda Identitas (KTP/KTP/SIM), akun media sosial (IG, Facebook, atau Tiktok), dan imel.

Tags: Perilaku ShadenfreudeShadenfreude
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dibutakannya Rakyat dan Media Penjajah Israel tentang Pertempuran Gaza

Next Post

Tips Ibu-Ibu agar Bijak Gunakan Medsos, Hindari Ghibah Online

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Batas Shalat 5 Waktu, Shalat Sunnah, Sunnah dalam Shalat, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud dan Derajat yang Mulia : Tadabur surat Al-Isra Ayat 79

31 Mei 2025
Ashabul Kahfi, gua, Ashabul Kahfi

Rahasia Tiga Ratus Sembilan Tahun: Tafsir dan Hikmah QS. Al-Kahfi ayat 25

23 Mei 2025
wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Adab Bertetangga, percaya diri, tetangga, Akibat Berbuat Benar, Tetangga

Kenapa Jadi Tetangga Suka Panasan?

Oleh Dini Koswarini
5 Juni 2025
0

Ghibah

Akibat Tidak Ghibah: Cerita Seru Anti Gosip!

Oleh Haura Nurbani
5 Juni 2025
0

Hal yang Harus Dihindari Orang Berpuasa, Tanda Riya, Bahaya Bicara Agama tanpa Ilmu, syarat maksiat, Bahaya Hasad, Bahaya Menghujat, Bahaya Ujub, Bau Mulu

Bau Mulut, Apa Penyebabnya?

Oleh Dini Koswarini
5 Juni 2025
0

hari arafah

7 Dahsyatnya Keistimewaan Hari Arafah: Hari Agung Penuh Ampunan

Oleh Yudi
5 Juni 2025
0

golongan darah

Benarkah Pemilik Golongan Darah O Itu Istimewa?

Oleh Yudi
5 Juni 2025
0

Terpopuler

Keutamaan dan Amalan di Hari Arafah

Oleh Haura Nurbani
5 Juni 2025
0
REPORTER: RHIO ATMA P. | ISLAMPOS, Haji, Golongan Umat Islam yang Akan Masuk Surga, Larangan di Bulan Dzulhijjah, Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ke-9 dalam bulan Zulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriyah, dan merupakan salah satu hari paling mulia...

Lihat LebihDetails

Bau Mulut, Apa Penyebabnya?

Oleh Dini Koswarini
5 Juni 2025
0
Hal yang Harus Dihindari Orang Berpuasa, Tanda Riya, Bahaya Bicara Agama tanpa Ilmu, syarat maksiat, Bahaya Hasad, Bahaya Menghujat, Bahaya Ujub, Bau Mulu

Bau mulut, atau halitosis, bisa membuat kita tidak percaya diri saat berbicara. Tapi apa sebenarnya penyebabnya?

Lihat LebihDetails

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0
daun kelor

Kandungan nutrisi ini menjadikan daun kelor sebagai sumber gizi yang luar biasa, terutama bagi anak-anak dan ibu menyusui.

Lihat LebihDetails

7 Hal yang Terjadi Jika Masyarakat Indonesia Jalan Kaki 10 Ribu Langkah Setiap Hari

Oleh Yudi
4 Juni 2025
0
jalan kaki

BAYANGKAN sebuah Indonesia di mana setiap orang, dari Sabang sampai Merauke, membiasakan diri berjalan kaki 10.000 langkah setiap hari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.