• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 22 Agustus 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Hukum Makan Makanan Takziyah

Oleh Sodikin
4 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Tirto.id

Ilustrasi. Foto: Tirto.id

0
BAGIKAN

TAKZIYAH secara bahasa, sebagaimana disebutkan Imam Nawawi dalam al-Majmu (5/304), berasal dari al-Azza’, yaitu sabar terhadap hal-hal yang tidak disenangi. Adapun Takziyah secara istilah sebagaimana dalam al-Fiqh al-Muyassar (hal: 119) adalah menghibur orang yang tertimpa musibah serta menguatkan hatinya agar bisa menerima musibah tersebut.

Termasuk dalam bentuk takziyah adalah membuatkan makanan untuk keluarga yang terkena musibah. Ini sangat dianjurkan untuk menghibur mereka, sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

BACA JUGA: Musibah adalah Nikmat

اصْنَعُوا لآلِ جَعْفَر طَعَاماً فَقَدْ أَتَاهُمْ أَمْر يشغلهُمْ -أو أتاهم ما يشغلهم-

ArtikelTerkait

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

7 Prinsip Utama dalam Kehidupan Seorang Muslim

Amalan Unggulan, Amalan Rahasia, dan Amalan yang Terus-Menerus

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

“Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka sedang tertimpa (musibah) yang menyibukkan mereka.“ (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah. Hadist ini dihasankan oleh Syekh al-Albani di dalam Shahih Ibnu Majah no. 1316)

Arti hadist di atas, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Mubarkufuri di dalam Tuhfah al Ahwadzi (4/66-67): “Maksudnya musibah (kesedihan) telah menghalangi mereka dari menyiapkan makanan untuk mereka sendiri, sehingga mereka gelisah dan hal itu membahayakan mereka, sedangkan mereka tidak merasakannya. Berkata ath-Thiibi: “Hadits di atas menunjukkan bahwa dianjurkan para kerabat dan tetangga untuk menyiapkan makanan bagi keluarga mayit.“

Hukum Makan di Rumah Duka

Adapun orang lain datang ke rumah tersebut untuk takziyah kemudian disuguhkan makanan atau minuman, maka diperinci terlebih dahulu:

Pertama, Jika dia bukan tamu, maka sebaiknya tidak makan di tempat tersebut. Dalilnya adalah hadist Jarir al-Bajali radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata:

كُنَّا نَعُدُّ الاجْتِمَاعَ إِلىَ أَهْلِ المَيتِ وَصَن ;يعَةِ الطَعَام بَعْدَ دَفْنِهِ مِنَ النِيَاحَة

“Kami menganggap berkumpul di rumah keluarga mayit dan membuatkan makanan (yang dilakukan oleh keluarga mayit) setelah penguburan termasuk dalam katagori meratapi mayit (yang dilarang).” (HR. Ibnu Majah. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani di dalam S hahih Ibnu Majah no. 1318)

BACA JUGA: Musibah adalah Nikmat

Adapun yang dimaksud makanan pada hadist di atas adalah makanan besar. Adapun air minum atau sejenisnya untuk sekedar menghilangkan rasa haus, atau kebiasaan ahlul bait kepada tamunya, maka dibolehkan.

Syekh Ahmad bin Muhamad al-Khalil ketika ditanya makanan apa yang boleh disediakan untuk orang yang takziyah?

Beliau menjawab, “Kurma, kopi dan air tanpa ada tambahan.”

Hal ini dikuatkan oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz dalam Majmu’ Fatawa-nya juz 13, beliau berkata: “Jika seorang muslim datang dan bertakziyah kepada keluarga mayit, maka hal itu dianjurkan, karena itu akan menghibur mereka. Dan jika dia minum segelas kopi atau teh, atau berwangian di rumah tersebut, maka tidaklah mengapa sebagaimana kebiasan masyarakat menyambut orang yang mengunjungi mereka.“

Ketika beliau ditanya tentang hukum keluarga mayit yang menerima tamu-tamu yang ingin bertakziyah di rumahnya, beliau menjawab: “Tidak mengapa bagi yang tertimpa musibah dengan kematian saudara, atau istrinya atau yang lainnya, untuk menerima tamu-tamu yang bertakziyah ke rumahnya pada waktu tertentu, karena takziyah adalah sunnah sedangkan menerima mereka termasuk hal-hal yang membantu terlaksananya sunnah. Jika dia menyediakan untuk mereka kopi, atau teh, atau wangi-wangian, maka hal itu merupakan sesuatu yang baik.“ (Majalah Dakwah edisi: 1513,25/5/1426)

Begitu juga yang dimaksud makanan yang dilarang dalam hadist di atas adalah makanan yang sengaja dibuat oleh keluarga mayit dari harta mereka. Adapun makanan yang biasa dimasak oleh keluarga mayit tanpa bersusah payah dan bukan karena musibah yang menimpa mereka, atau makanan yang dimasak oleh kerabat atau tetangganya maka boleh untuk dimakan.

Disebutkan di dalam Fatwa Daulat Qatar: “Yang dimaksud makanan (yang dilarang dalam hadist di atas) adalah makanan yang dibuat dengan susah payah demi musibah tersebut. Adapun jika keluarga mayit membuatnya seperti hari-hari biasa (bukan karena musibah), atau makanan tersebut dibawa oleh kerabat atau tetangga mereka, maka tidak mengapa dia makan darinya.“

Tetapi, jika ada seseorang membuatkan makanan untuk keluarga mayit yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang yang datang dengan mengambil upah dari mereka, ini termasuk dalam kategori yang dilarang, karena membebani keluarga mayit.

BACA JUGA: Pesan Nabi: Ajal Kan Tiba

Kedua, Jika dia tamu dari jauh, datang untuk bertakziyah kemudian disediakan minuman atau makanan karena tamu, bukan karena takziyah, maka dibolehkan. Begitu juga kerabatnya yang ikut datang ke rumah tersebut, khususnya yang dari jauh, maka dibolehkan makan di rumah tersebut.

Berkata Ibnu Qudamah di dalam al-Mughni (2/413): “Jika hal itu diperlukan, maka dibolehkan (makan di rumah keluarga mayit), karena barangkali yang datang untuk menjenguk mayit mereka (bertakziyah) yang berasal dari kota atau tempat yang jauh dan menginap di tempat tersebut, maka tidak mungkin kecuali menyediakan makanan untuk mereka.“

Hal ini dikuatkan oleh Markaz al-Fatwa Daulat Qatar dalam islamweb.net: “Sudah sepakat empat madzhab yang mu’tabar bahwa berkumpul untuk makan di rumah orang yang meninggal dunia adalah hal yang makruh bertentangan dengan sunnah, kecuali para tamu, maka boleh dihidangkan kepada mereka makanan.“

Dalam fatwa yang lain disebutkan: “Adapun makan makanan setelah dibuat, maka kelihatannya hal itu tidak mengapa, karena tidak mungkin dibuang (dibatalkan), apalagi yang makan adalah dari kerabat sang mayit.“ Wallahu A’lam. []

SUMBER: MUSLIMIC

Tags: hukum makan dari takziyahkematiantakziahWafat
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Dia Kehebatan Sedekah

Next Post

Bersedekah dengan Baik, Kelebihan Orang-orang Shaleh

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

13 Juli 2025
Rahmat Allah, Kebaikan, Prinsip

7 Prinsip Utama dalam Kehidupan Seorang Muslim

7 Juli 2025
Tajwid, Surat Al-Baqarah, Amalan

Amalan Unggulan, Amalan Rahasia, dan Amalan yang Terus-Menerus

6 Juli 2025
Pembatal Shalat

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

3 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

10 Kewajiban Orang Tua kepada Anak yang Sudah Menikah

Oleh Andika Murdanto
15 November 2021
0
Kewajiban Orang Tua Kepada Anak yang Sudah Menikah

Kewajiban orang tua kepada anak yang sudah menikah ada banyak, para orang tua pastinya akan senang saat anaknya sudah menikah,...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Apa Itu Buhul-buhul?

Oleh Sodikin
15 Juli 2017
0
Foto: Gumtree

Biasanya kabel sihir ini dibawa oleh pasukan jin lalu pasukan jin itu masuk kedalam tubuh manusia dan mengikatkan kabel sihir...

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Kata-kata Bijak tentang Tahajjud, Bermunajat kepada Allah di Gelapnya Malam

Oleh Saad Saefullah
20 November 2020
0
Kiat Bangun Tahajjud

MESKI tidak wajib, shalat tahajjud merupakan shalat sunnah yang sangat utama. Banyak sekali dalil-dalil, baik dari alquran maupun hadis, yang...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.