GAZA–Blokade Israel yang terus berlanjut telah membuat Jalur Gaza,berada dalam kondisi ekonomi kritis. Kemiskinan dan pengangguran terus meningkat sehingga menyiksa kehidupan warga.
Menurut data Program Nasional Perlindungan Sosial Palestina, 20.856 orang tua (usia 60 tahun ke atas) menjadi kepala keluarga miskin di Jalur Gaza. Sementara jumlah lansia yang menjadi anggota keluarga miskin sekitar 36.072 lansia.
BACA JUGA:Â Pejuang Al-Qassam ke Israel: Tentara Anda Masih Berada di Gaza
Ghazi Hamad, Wakil Menteri Pembangunan Sosial di Gaza menyebutkan bahwa 56,5% kepala keluarga miskin paling tidak menderita satu penyakit kronis, sekitar 39.914 kepala keluarga miskin. Sementara sekitar 70,8% keluarga miskin paling tidak memiliki satu pasien penderita penyakit kronis. Dan sebanyak 12,8% kepala keluarga miskin, mereka adalah orang-orang penyandang cacat.
Menurut data Program Nasional Perlindungan Sosial Palestina, 9009 kepala keluarga miskin adalah penyandang cacat.
BACA JUGA:Â Warga Gaza Kirim Donasi bagi Pengungsi Palestina di Libanon
Menurut Hamad, blokade penjajah Israel di Gaza sejak tahun 2006, pembatasan lalu lintas warga dan barang, serta berulangnya agresi Israel dan perpecahan internal, merupakan faktor-faktor yang telah menciptakan realitas politik, ekonomi, dan sosial yang kompleks dan sulit di Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa indikator kemiskinan di Gaza merupakan yang tertinggi di dunia.
Dalam pernyataan yang disampaikan dalam sebuah konferensi pers di Gaza, Ahad (20/10/2019), bertepatan dengan Hari Internasional untuk Memerangi Kemiskinan, Hamad menyatakan, “Kenyataan ini telah menambah tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza, yang mencapai sekitar 75% pada tahun 2019. Sebanyak 70% penduduk Jalur Gaza adalah rawan pangan. Sebanyak 33, 8% berada di bawah garis kemiskinan ekstrim dan 65,6% keluarga miskin adalah pengungsi.” []
SUMBER: PALINFO