• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 4 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Daging Ini Halal untuk Kami, Tapi Haram untuk Tuan

Redaktur Adam
4 tahun ago
in Renungan
Reading Time: 3min read
0
Ini Nih Istimewanya Utsman bin Affan

Foto: ThingLink

SEBUAH kisah dari Abu ‘Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi, seorang ulama’ masyhur di Makkah yang menceriterakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani ritual ibadah haji, ia beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua Malaikat yang turun dari langit, dan mendengar percakapan keduanya.

“Berapa orang yang datang tahun ini (untuk haji) ?” tanya satu malaikat kepada malaikat lainnya.

“Tujuh ratus ribu jama’ah” jawab Malaikat yang ditanya.

“Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya ?”

“Tidak satupun”

Percakapan itu membuat sang Abdullah al Mubarak bergemetar.

“Apa ?” ia menangis dalam mimpinya. “Semua orang – orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia – sia ?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar percakapan kedua malaikat itu.

“Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, akan tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat dia seluruh ibadah haji mereka diterima oleh Allah”

“Kenapa bisa begitu ?”

“Itu kehendak Allah”

“Siapa orang tersebut ?”

“Sa’id ibn Muhafah tukang sol sepatu di Kota Dimasyq (Damaskus)”

Loading...

Mendengar ucapan itu, Abdullah al Mubarak itupun langsung terbangun dari tidurnya. Sepulang haji, ia tak langsung pulang menuju rumah, akan tetapi langsung menuju kota Damaskus, Syiria. Hatinya bergetar dan bertanya – tanya.

Sesampai disana, ia langsung mencari sang tukang sol yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ia tanya, apakah ada tukang sol sepatu yang bernama Sa’id ibn Muhafah.

“Ada, di tepi kota” jawab salah seorang tukang sol sepatu sambil menunjuk arahnya.

Sampai disana ia mendapati seorang tukang sol sepatu yang berpakaian amat lusuh, “Benarkah anda bernama Sa’id ibn Muhafah ?” tanya ibn al Mubarak.

“Betul, siapakah tuan ?”

“Aku Abdullah ibn al Mubarak”

Sa’id pun terharu, “Tuan adalah Ulama’ terkenal, ada apa gerangan mendatangi saya ?”

Sejenak, Ulama’ itupun kebingungan, darimana ia akan memulai pertanyaanya. Akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya.

“Saya hendak tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur, dan membuat mabrur ibadah haji para jama’ah yang lain ?”

“Wah saya sendiri tidak tahu”

“Coba ceritakan bagaimana kehidupan Anda selama ini”

Maka Sa’id ibn Muhafah pun bercerita, “Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar suara talbiyah : ‘Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika laa syariika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syariika laka’ dan, setiap kali aku mendengar talbiyah itu, aku selalu menangis ‘ya Allah aku rindu Makkah. ya Allah aku merindu Ka’bah. Ijinkan aku datang, ijinkan aku datang ya Allah’ oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu. Setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan, hingga akhirnya pada tahun ini, saya memiliki 350 dirham, cukup untuk saya berhaji, saya sudah siap berhaji”

“Tapi Anda batal berangkat haji”

“Benar”

“Apa yang terjadi ?”

“Ketika itu, Istri saya hamil, dan mengidam. Waktu saya hendak berangkat, saat itu dia ngidam berat”

“Suamiku, menciumkah engkau bau masakan yang nikmat ini ?”

“Iya, sayang”

“Cobalah kau cari, siapakah yang masak sehingga baunya begitu nikmat. Mintalah sedikit untukku”

“Ustadz, kemudian sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya mengatakan kepadanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya”

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan, “tidak boleh, Tuan”

“Dijual berapapun akan saya beli”

“Makanan itu tidak dijual, Tuan” katanya sambil berlinang mata.

“Kenapa ?”

Sambil menangis, janda itu menjawab, “Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan”

Dalam hati saya, “Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?” Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa ?”

“Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah sama sekali tak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak, dan kami makan” Sesenggukan janda itu menjelaskan.

“Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram”

Mendengar ucapan tersebut, saya menangis, kemudian kembali pulang. Aku ceritakan perihal kejadian itu pada istriku, iapun menangis. Hingga akhirnya, kami memasak makanan dan mendatangi rumah janda tersebut.

“Ini masakan untukmu”

Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka. “Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakanlah untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi”

Ya Allah … disinilah Hajiku
Ya Allah … disinilah Makkahku

Mendengar cerita tersebut, Abdullah al Mubarak pun tak bisa menahan air matanya. []

Tags: dagingHalalharamKamiTuan
Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Related Posts

Wabah dan Depresi Massal

Wolak Walik

1 Maret 2021

Tidak Usah Mengeluh karena Rezeki yang Sedikit

28 Februari 2021
Akhlak Nabi ﷺ terhadap Munafik

Tentang Benar dan Salah

26 Februari 2021
Dari Tanah kembali ke Tanah

Pesan Kematian

22 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Hati

Hati-hati dengan Virus Hati

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Jagalah Waktumu, Duhai Kawan!
Motivasi

Tiap Orang Punya ‘Zona Waktu’ Masing-masing

Redaktur Sodikin
41 menit ago
Menyapih Anak Menurut Tuntunan Islam, Ini 4 Tipsnya
Parenting

Menyapih Anak Menurut Tuntunan Islam, Ini 4 Tipsnya

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago
Wahai Laki-laki, Inilah 4 Keutamaan Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid
Syi'ar

Wahai Laki-laki, Inilah 4 Keutamaan Shalat Shubuh Berjamaah di Masjid

Redaktur Yudi
2 jam ago
Selain Bilal, Inilah Sahabat Berkulit Hitam pada Masa Nabi
Akhir Zaman

Nubuah Akhir Zaman, Hadis Nabi Ini Ungkap Fenomena Iklim dan Siklus Alam

Redaktur Eneng Susanti
3 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add