• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 11 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Bully Is Real

Jangan pernah anggap enteng bullying. Luka fisik bisa sembuh, tapi luka jiwa bisa bertahan seumur hidup.

Oleh Haura Nurbani
6 bulan lalu
in Kolom
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Bully

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

Bully Is Real 1 BulltyJANGAN pernah ganggap bullying hanya terjadi di sekolah umum, atau di lingkungan yang “kurang agama”. Faktanya, bullying bisa terjadi bahkan di sekolah yang katanya menghafal Al-Qur’an dan mengajarkan adab. Jangan ngerasa eksklusif hanya karena label “Islamic School” atau “Tahfidz Boarding”. Pelaku bullying bisa siapa saja—anak dari ustaz, anak pejabat, bahkan anak yang jadi penghafal Qur’an sekalipun.

Ada beberapa faktor yang kerap menjadi pemicu munculnya bullying di sekolah.

Pertama, dominasi anak-anak dari keluarga berada. Anak yang orangtuanya kaya cenderung merasa superior dan, tanpa disadari, membawa sikap merendahkan teman-temannya yang dianggap ga setara.

Kedua, adanya sistem “raja kecil” atau “muid istimewa” yang memberi kekuasaan berlebih pada anak tertentu hingga merasa diri bisa berbuat apa saja pada orang yang ia anggap ga satu sirkel dan ga setujuan sama dia.

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

Ketiga, rentang usia yang terlalu jauh dalam satu kelas. Anak yang lebih tua bisa saja menekan anak yang lebih muda, baik secara verbal maupun fisik.

Pada anak laki-laki, bullying sering kali tampak jelas karena bersifat fisik: dipukul, didorong, atau dijadikan bahan mainan. Namun pada anak perempuan, bentuk bullying lebih parah: sering kali lebih tersembunyi tapi ga kalah menyakitkan. Mereka dihina secara verbal, diintimidasi secara emosi, dijauhi dalam pergaulan.

Dan yang lebih menyedihkan, tanda-tandanya sering tampak jelas jika kita peka: anak menjadi pendiam, ga percaya diri, menghindari makan, bahkan muntah saat disuruh makan karena tekanan psikis yang begitu berat.
Jika anak atau kita udah melapor kepada guru sebanyak tiga kali namun ga ditanggapi serius, maka jangan ragu untuk bertindak. Jangan tunggu anak kita rusak secara mental atau kehilangan semangat hidup.

Tarik anak dari lingkungan itu. Pindahkan ke tempat yang sehat, yang lebih peduli pada kondisi psikologis anak. Waktu, jiwa, dan masa depan anak terlalu berharga untuk dihabiskan di tempat yang penuh racun bernama bullying.

Ciri sekolah yang gagal menangani bullying juga bisa dikenali.

Misalnya, sekolah yang terlalu banyak menerima donatur, sehingga anak-anak dari orang kaya mendapat perlindungan istimewa meski menjadi pelaku bullying.

Atau karena guru-guru yang ga kompeten, bukan dari perguruan tinggi yang sesuai dengan bidangnya (believe me, it matters!) hingga ga pernah memahami psikologi anak, dan hanya fokus pada nilai akademis atau hafalan Qur’an semata tanpa peduli pada adab dan empati sosial.

Jangan pernah anggap enteng bullying. Luka fisik bisa sembuh, tapi luka jiwa bisa bertahan seumur hidup. Ambil tindakan nyata. Jika ga bisa dihentikan, segera hindari. Anak kita butuh tempat tumbuh, bukan tempat yang menghancurkan. Bully is real—dan kita ga boleh diam.

BACA JUGA:  Blok Blok Blok

En, last but not least, jangan ngerasa belajar adab dan Quran cuma bisa di satu tempat, sehingga tempat lain, anak dianggap biasa dan ga ada adabnya. Percayalah, di tempat anak yang menghafal Quran dan adab pun, banyak yang maen TikTok dan joged-joged, dan si anak, di depan gurunya mengatakan, cita-citanya pengen menaklukkan Konstantinopel hingga membuat siapapun yang mendengarnya jadi nangis haru, padahal anak itu tukang risak.

And, accept this: di tempat lain (baca: sekolah lain) yang bahkan negeri sekalipun, banyak anak yang belajar adab dan Quran tak kalah hebatnya, plus, mereka belajar Matematika dan Bahasa Inggris.

Sebagai orangtua, kalau anakmu dibully, jangan diem. Do something. Dan jangan berenti berdoa, anakmu diberi lingkungan dan teman yang bener-bener baik, jiwa dan raga, lahir dan batin.

Say no to perisakan. Save ur child. []

@saadsaefullah

Tags: bullyPerisakan
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

8 Cara Kendalikan Hawa Nafsu bagi Pria yang Belum Sanggup Menikah

Next Post

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

Haura Nurbani

Haura Nurbani

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 Bullty

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

25 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Cara Pengembangan Diri, Zakat Online, Tips Agar Nggak Ngantuk di Siang Hari, keutamaan syukur, Cara Jaga Hati yang Sehat, Syarat Bekerja dalam Islam, Tempat Kerja

Apa saja hal-hal yang tampaknya sepele, tapi sebenarnya berdampak besar jika dilakukan di tempat kerja?

Lihat LebihDetails

Jangan Penuhi Hidupmu dengan Keluhan

Oleh Haura Nurbani
7 Juli 2025
0
Keluhan

Jangan jadikan keluhan sebagai bahasa utama dalam hidupmu.

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.