• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 4 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Tsaqofah Tanya Jawab

Belum Tunaikan Puasa Qadha, Bolehkah Melaksanakan Puasa Sunnah?

Oleh Eneng Susanti
2 tahun lalu
in Tanya Jawab
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
puasa rajab
0
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

TANYA: Saya tidak berpuasa Ramadhan disebabkan karena siklus bulanan (haid), dan saya belum melunasi hutang puasa saya. Apakah saya boleh melakukan puasa sunnah di bulan-bulan setelahnya walaupun belum mengqadha puasa wajib?

Jawab:

Masalah ini dikenal oleh para ulama dengan masalah puasa sunnah sebelum melunasi hutang puasa Ramadhan. Dalam masalah tersebut ada perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian mereka mengharamkan puasa sunnah sebelum menyelesaikan hutang puasa Ramadhan; karena memulai dengan yang wajib lebih kuat dari pada yang sunnah. Namun sebagian ulama lainnya membolehkannya.

BACA JUGA: Mengubah Niat Puasa Sunah Menjadi Puasa Qadha, Dilarang?

ArtikelTerkait

Shalat Dekat Kabah, Bagaimana Arah Kiblatnya?

Bolehkah Muslimah Membentuk atau Merapikan Alis?

Bolehkah Berutang untuk Membeli Hewan Kurban?

Apa Hewan Akikah yang Paling Utama?

Syeikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin pernah ditanya tengan qadha’ puasa wajib yang bersamaan dengan puasa sunnah, apakah seseorang boleh melaksanakan yang sunnah dan menunda puasa qadha’nya atau harus memulai dengan yang wajib terlebih dahulu, contoh; puasa Asyura’ dengan puasa qadha’ Ramadhan?

Beliau menjawab:

“Berkaitan dengan puasa wajib dan puasa sunnah, tidak diragukan lagi sesuai dengan syari’at dan akal agar memulainya dengan yang wajib sebelum yang sunnah; karena yang wajib merupakan hutang yang wajib dibayar, sedangkan yang sunnah sebagai anjuran saja jika memungkinkan dikerjakan, jika tidak maka tidak berdosa. Atas dasar itulah maka kami katakan bagi siapa saja yang masih mempunyai hutang puasa Ramadhan: “Lunasilah hutang anda sebelum anda mengerjakan yang sunnah”. Jika dia melaksanakan yang sunnah terlebih dahulu sebelum dia berpuasa qadha’, maka pendapat yang benar adalah puasa sunnahnya tetap sah selama waktunya masih luas; karena qadha’ Ramadhan berlanjut sampai antara seseorang dengan Ramadhan sejumlah hutangnya, selama masanya masih leluasa, maka puasa sunnah tetap boleh, shalat wajib misalnya, jika seseorang melaksanakan shalat sunnah sebelum shalat wajib dengan waktu yang masih leluasa, maka boleh-boleh saja. Barang siapa yang berpuasa Arafah atau puasa Asyura’ sedangkan dia masih punya hutang puasa Ramadhan, maka puasanya tetap sah. Akan tetapi jika dia berniat pada hari itu untuk puasa qadha’ Ramadhan maka dia akan mendapatkan dua pahala; pahala hari Arafah atau hari Asyura’ dan pahala puasa qadha’, hal ini jika puasa sunnahnya tersebut adalah puasa muthlak tidak ada kaitannya dengan Ramadhan, adapun puasa 6 hari di bulan Syawal; karena berkaitan dengan Ramadhan maka tidak bisa kecuali setelah mengqadha’ Ramadhannya. Jika dia berpuasa sebelum puasa qadha’nya selesai, maka dia tidak mendapatkan pahalanya, berdasarkan sabda Nabi SAW:

من صام رمضان ثم أتبعه بست من شوال فكأنما صام الدهر

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan 6 hari di bulan Syawal, maka sama dengan berpuasa satu tahun.”

BACA JUGA: Niat Puasa Qadha, Ini Dia Waktunya

Sebagaimana diketahui, bahwa bagi siapa saja yang mempunyai hutang puasa qadha’ dia tidak dianggap telah menyempurnakan puasa Ramadhan sampai dia menyempurnakan puasanya. Masalah ini sebagian orang mengira jika khawatir sampai bulan Syawal akan habis sebelum berpuasa 6 hari, maka dia boleh mendahulukan puasa 6 hari di bulan Syawal meskipun masih mempunyai hutang puasa Ramadhan. Inilah bentuk kesalahan karena puasa 6 hari di bulan Syawal itu tidak dilaksanakan kecuali jika seseorang telah menyempurnakan puasa Ramadhannya”. (Majmu’ Fatawa Ibnu Utsaimin: 20/438) []

SUMBER: ISLAMQA

Tags: Puasa QadhaPuasa Sunnah
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Kenapa Warna Apel Berubah Setelah Dikupas?

Next Post

Keutamaan Hari Senin dan Kamis

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

arah kiblat, menghapusdosa meninggalkanshalat, kabah haji robot ibadah haji masjidil haram

Shalat Dekat Kabah, Bagaimana Arah Kiblatnya?

30 Juni 2022
membentuk atau merapikan alis, Tutorial make up natural untuk muslimah

Bolehkah Muslimah Membentuk atau Merapikan Alis?

24 Juni 2022
hewan kurban, tabungan kurban,

Bolehkah Berutang untuk Membeli Hewan Kurban?

12 Juni 2022
diterimatidaknya ibadah kurban, akikah, syarat sah penyembelihan hewan kurban, kambing domba hewan qurban Idul Adha

Apa Hewan Akikah yang Paling Utama?

9 Juni 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist