• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 22 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Bagaimana Mungkin Tak Mencintai-Mu?

Oleh Eva F Hasan
9 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
nabi isa turun ke bumi

Foto: Aldi/Islampos

6.4k
BAGIKAN

JIKALAU aku ini sebutir debu, diterbangkan angin, terlempar, aku hilang tak berkesan.

Jikalau aku ini sebutir pasir, digulung ombak, tenggelam, aku hilang tak berharga.

Jikalau aku ini seonggok tanah, diinjak-injak, aku hina dan terlupakan.

Ternyata, aku tercipta sebagai manusia, yang terlahir sebagai pejuang, disusun dalam bentuk yang seimbang, serta dimuliakan.

ArtikelTerkait

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

Istighfar dan Para Ulama Salaf

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

Diberi-Nya akal untukku berpikir, hati untukku merasa, hingga lengkaplah segalanya, aku makhluk paling sempurna dan istimewa.

Kasih-Nya terus tercurah, tak terbendung, walau diri selalu abai, lupa, bahkan tak bersyukur dengan karunia yang ada.

Namun saat mendengar nama-Nya disebut, tiba-tiba hati ini merindu-Nya, mengharap-Nya, takut tak dipedulikan-Nya.

Allah, bagaimana mungkin tak mencintai-Mu ?

Sepenggalan kaliat-kalimat di atas seumpama bait-bait puisi yang tertulis, tergantung bagaimana kita meresapinya. Apakah juga seperti apa yang kita rasakan? Setiap kita, pasti punya cerita, bagaimana mengenal dan mencintai-Nya.

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (QS. Al Insan, 76:1)

Dahulu, saat kita belum menjadi seperti ini, kita tak pernah tahu, kalimat apa yang pantas untuk disematkan kepada kita, karena kita tak berbentuk, tak berwujud.

Proses penciptaan itu pun dimulai, kita dibentuk perlahan, bermula dari air yang hina, yang diproduksi ayah dari sari-sari makanan yang berasal dari tanah, saat itulah kita mulai berjuang, mengalahkan jutaan atau miliaran calon, dan kitalah yang menang, kitalah yang dipilih-Nya, untuk dibentuk menuju penciptaan yang sempurna. Ditempatkan-Nya kita di dalam rahim (tempat yang paling nyaman karena berlimpah kasih sayang yang diciptakan Allah dalam tubuh sang bunda).

Dari air berganti menjadi segumpal darah, dari darah menjadi segumpal daging, dibentuk-Nya tulang-tulang yang akan menyangga tubuh kita, dibalut-Nya dengan daging, diberikan-Nya kita telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, hati untuk memahami, perlahan dan pasti, jadilah kita seorang bayi mungil yang dinamakan manusia.

Kini bayi mungil itu sudah dewasa, yang terus merasakan kasih sayang-Nya, tak pernah berhenti, tak peduli seberapa dosa yang kita lakukan, hingga di penghujung usia, barulah kita tersadar, telah banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa melibatkan-Nya, terlalu banyak kerja yang tak bermanfaat yang melibatkan hati dan pikiran yang jauh dari keridhaan-Nya, namun dalam hati yang paling dalam, tak akan pernah bisa kita berdusta, kita penuh seluruh mengharap-Nya terus mencintai kita.

Sudah terlalu banyak nikmat yang Dia sajikan, sudah terlalu banyak kesempatan yang Dia berikan, bukankah saatnya kini bersyukur. Karena sejujurnya, kita tak mampu membalas segala kebaikan Allah, walau dengan kenikmatan mata untuk melihat, seumur hiduppun jika diniatkan untuk mengabdi pada-Nya, tak akan jua pun bisa terbalas.

Keajaiban telinga, mata, tangan dan segala indra yang diciptakan-Nya, jika kita pejajari satu-satu, akan membuat kita takjub dan terpukau, betapa luar biasanya penciptaan Allah dalam menyusun tubuh kita.

Tangan, dengan lima jari di kanan dan lima jari di kiri, jika dipakai untuk mengetikkan tulisan ini di laptop, jari-jari ini refleks menekuk, menempatkan dirinya di tut-tuts huruf, hingga terciptalah kata, kalimat, dan tulisan. Pun ketika memegang pena, dan menulis. Bagaimana hebatnya ia menekukkan jemari hingga memudahkan kita menulis di lembaran kertas.

Ketika kita hendak membaca sebuah buku, mengambilnya dengan tangan, meletakkannya di tempat yang ingin dibaca, tangan ini yang membuat nyaman letak buku itu, membalik-balik halamannya, bagaimana cara ia refleks bergerak untuk menyentuh ujung buku, meneliti lembarannya untuk dibalik, hingga bergantilah halaman buku itu ke lembar berikutnya.

Tangan yang kita gunakan membantu pekerjaan kita sehari-hari, memegang sendok, garpu, pisau, memotong bahan-bahan makanan, dan bagaimana jemarinya memegang piring mangkok untuk dihidangkan di atas meja, membuka dan menutup jendela, pintu mobil, menggembok pagar, dan kerja-kerja lainnya.

Kedua belah tangan ini masing-masing mengandung dua puluh tujuh macam tulang dan tujuh belas susunan otot, penelitian ahli semakin membuat kita takjub, bahwa tangan yang kita pandang sederhana, ternyata begitu luar biasa potensinya membantu kita menjalani kehidupan.

Tangan ini, tak ada alat yang bisa menyamainya, sehebat apapun ilmu manusia tak akan mampu menyamai penciptaan tangan yang Allah karuniakan. Dan jika ditukar dengan uang ataupun harta sebanyak apapun di dunia, tentulah kita tak akan mau menjualnya, karena tangan ini lebih berharga, belum lagi anggota tubuh kita yang lainnya. Ini menandakan bahwa kita lebih berharga dari apapun.

Jadi, kepada siapakah pendengaran, penglihatan dan hati ini kita tujukan? Bukankah kepada Allah yang telah menganugerahkan semua itu kepada kita, hingga semakin kuatlah ruh yang ada di dalam diri untuk menggerakkan tubuh ini menuju derajad kemanusiaan yang lebih tinggi.

Karena cinta, jikalau cinta sudah bicara, tanpa diminta pun kita akan sukarela mengabdi pada-Nya, mempersembahkan yang terbaik untuk-Nya. Hidup mati hanya untuk-Nya, dengan mengerahkan segenap kekuatan hati, pikiran, kemauan, dan potensi terpendam untuk menjadi yang terbaik di hadapan-Nya, sebagaimana Rasulullah SAW serta sahabat-sahabat, semoga begitu lah juga dengan kita.
Berharap di kehidupan ini, ketika kita telah pergi, hilang dan terkubur, namun bekas-bekas kita masih ada, sebagai tanda bahwa kita pernah ada dan tercipta di dunia. []

Tags: cintaRatna Dewi IdrusRenungan
Share6449SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Buat Ayah…

Next Post

Lieberman: Badan Pendanaan Palestina adalah Organisasi ‘Teroris’

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Sultan Abdul Hamid II

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

7 Juli 2025
Imam Syafi'i, Ulama, Madzhab, Istighfar

Istighfar dan Para Ulama Salaf

5 Juli 2025
Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri, Uang Haram, Sedekah

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

4 Juli 2025
Pahala, Sunnah Keluar Rumah

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

21 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Cinta

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Ayat Al-Quran tentang Masjid

Oleh Sufyan Jawas
1 November 2021
0
Ayat Al-quran tentang masjid

Saking pentingnya dalam kehidupan seorang Muslim, ada beberapa ayat Al-Quran tentang masjid. 

Lihat LebihDetails

Tempat-Tempat Terlarang untuk Shalat, di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
3 Juli 2025
0
Pembatal Shalat

Tempat yang digunakan untuk shalat harus bersih, suci, dan sesuai dengan adab syariat.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.