DEMAM adalah salah satu gejala paling umum yang dialami manusia saat tubuh sedang melawan infeksi. Meski sering dianggap sebagai penyakit, sebenarnya demam adalah respons alami sistem kekebalan tubuh terhadap ancaman dari luar, seperti virus, bakteri, atau zat asing lainnya.
Tapi apa sebenarnya yang terjadi di dalam tubuh kita saat mengalami demam? Mari kita telusuri secara ilmiah.
1. Apa Itu Demam?
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat di atas normal, yaitu sekitar 37°C. Tubuh dianggap demam bila suhu mencapai 38°C atau lebih (tergantung metode pengukuran).
BACA JUGA: 7 Cara Cegah Anak Alami Kejang saat Demam
Peningkatan suhu ini merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang disengaja. Ketika sistem kekebalan mendeteksi ancaman, tubuh menaikkan suhu sebagai strategi untuk:
-
Menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
-
Mempercepat kerja sel-sel imun.
2. Pemicu Demam: Peran Hipotalamus
Segera setelah tubuh mendeteksi infeksi, sel-sel sistem kekebalan seperti makrofag dan sel T mulai bekerja. Mereka melepaskan senyawa kimia bernama pirogen (contohnya: interleukin-1, interleukin-6, TNF-alpha).
Pirogen ini mengirim sinyal ke hipotalamus, bagian otak yang mengatur suhu tubuh. Akibatnya, hipotalamus “mengatur ulang” suhu normal tubuh ke tingkat yang lebih tinggi.
Misalnya: suhu tubuh yang tadinya diatur di 37°C, dinaikkan menjadi 39°C. Tubuh pun merasa kedinginan meski suhu sebenarnya meningkat — inilah alasan mengapa orang yang demam sering merasa menggigil.
3. Respons Tubuh Saat Suhu Naik
Untuk mencapai suhu tubuh yang baru, tubuh akan melakukan beberapa hal:
-
Menggigil: otot-otot berkontraksi cepat untuk menghasilkan panas.
-
Kulit terasa dingin: pembuluh darah menyempit (vasokonstriksi) untuk mempertahankan panas di dalam tubuh.
-
Mengantuk dan lemas: tubuh mengalihkan energi untuk proses penyembuhan, bukan untuk aktivitas fisik.
-
Penurunan nafsu makan: agar sistem pencernaan tidak menyita terlalu banyak energi.
4. Efek Positif Demam
Meskipun tidak nyaman, demam punya banyak manfaat bagi proses penyembuhan:
-
Membunuh mikroorganisme yang tidak tahan suhu tinggi.
-
Mempercepat produksi sel darah putih, antibodi, dan interferon (zat anti-virus).
-
Memperlambat replikasi virus dalam tubuh.
-
Mengaktifkan protein heat shock, yang membantu sel melawan stres dan memperbaiki kerusakan.
5. Kapan Demam Menjadi Bahaya?
Tidak semua demam harus segera diturunkan. Namun, demam tinggi (di atas 40°C) bisa berbahaya, terutama jika berlangsung lama. Efek samping demam tinggi antara lain:
-
Dehidrasi.
-
Kejang demam, terutama pada anak-anak.
-
Kerusakan organ, jika suhu ekstrem dan tidak ditangani.
Demam yang berlangsung lebih dari 3 hari, disertai gejala serius seperti sesak napas, muntah hebat, ruam luas, atau kejang, sebaiknya segera diperiksakan ke tenaga medis.
6. Bagaimana Mengatasi Demam?
Untuk demam ringan, langkah-langkah berikut biasanya cukup:
-
Istirahat total.
-
Minum banyak air.
-
Kompres hangat di dahi atau ketiak.
-
Konsumsi makanan bergizi dan mudah dicerna.
BACA JUGA: Cara Menangani Bayi Demam karena Tumbuh Gigi
Jika demam membuat sangat tidak nyaman, obat penurun panas seperti parasetamol atau ibuprofen bisa digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Namun, ingat: menurunkan demam bukan berarti menyembuhkan infeksi penyebabnya.
Demam bukanlah penyakit, tetapi tanda bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi. Ini adalah mekanisme pertahanan yang kompleks dan terkoordinasi, yang melibatkan otak, sistem kekebalan, dan jaringan tubuh.
Memahami proses ini membantu kita untuk tidak terlalu panik ketika mengalami demam, sekaligus mengetahui kapan harus bersikap waspada. Tubuh memiliki cara luar biasa untuk melindungi dirinya sendiri—dan demam adalah salah satunya. []