• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 25 Februari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Ajarkan Makna Kehidupan, Inilah 9 Filosofi Jawa Warisan Sunan Kalijaga

Redaktur Eneng Susanti
5 bulan ago
in Nasihat
Reading Time: 3min read
0
Ajarkan Makna Kehidupan, Inilah 9 Filosofi Jawa Warisan Sunan Kalijaga

Ilustrasi. Foto: Good News From Indonesia

SUNAN Kalijaga, siapa tak kenal sosok pendakwah yang menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa ini. Nama kecilnya adalah Raden Mas Syahid. Ia lahir pada 1450 Masehi di Tuban, Jawa Timur. Ia merupakan putra seorang Bupati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta. Ia juga murid dari Sunan Bonang.

Sunan Kalijaga membumikan Islam dengan memasukannya pada nilai dan tradisi Jawa. Dengan kepiawaian dan keluhuran ilmu serta budi pekertinya, Sunan Kalijaga mampu menarik minat masyarakat untuk memeluk, mempelajari ajaran Islam dan menjalankan syariatnya tanpa paksaan.

BACA JUGA: Ketika Sunan Gresik dan Santrinya Shalat Istisqa

Salah satu yang disampaikan Sunan Kalijaga adalah belajar memaknai kehidupan. Dikutip dari beberapa media, berikut ini 9 filosofi Jawa yang ditanamkan Sunan Kalijaga tersebut:

Urip Iku Urup

”Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.“

Hidup itu nyala. Artinya, dalam menjalani kehidupan sebagai manusia, kita harus bisa memberi manfaat bagi sekitar. Mulai dari yang kecil dengan membantu kedua orang tua, mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari, hingga melakukan perubahan besar untuk masyarakat sekitar. Kita bisa menganalogikan lilin, yang mampu memberikan penerangan kala gelap menerpa.

Memayu Hayuning Bawana

“Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.”

Dalam berperilaku, kita sebagai insan manusia hendaknya mampu mengontrol sifat-sifat negatif seperti murka, serakah, dan tamak. Sifat-sifat tersebut tentunya akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu, kita juga harus senantiasa berhati-hati untuk mencari keselamatan di dunia dan akhirat.

Suro Diyo Joyo Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti

“Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.”

Berkaitan dengan poin nomor dua, bahwa dalam mengontrol sifat-sifat negatif tersebut, kita harus terus belajar untuk menyikapi hal-hal dan masalah secara bijak. Menahan hawa nafsu dan bersikap sabar dalam segala hal.

Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondo

“Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan dan mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kaya tanpa didasari kebendaan.”

Berjuang tanpa membawa massa dalam hal ini berkaitan dengan mengalahkan diri sendiri, mengalahkan nafsu. Menang tanpa merendahkan artinya tidak merendahkan orang lain ketika ingin mengunggulkan pendapat sendiri. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan artinya wibawa tersebut memang datang dari dalam diri seseorang, senantiasa menghargai orang lain. Sedangkan kaya tanpa didasari kebendaan berarti kaya yang tidak diukur dari harta benada, melainkan bisa dari pengetahuan dan kebijaksanaan seseorang.

Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan

“Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.”

Hidup memang perihal memperoleh dan kehilangan, ketika kita memperoleh sesuatu, kita harus sepenuhnya menyadari bahwa suatu saat hal itu akan hilang dari diri kita. Dengan begitu kita menyadari bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini.

Loading...

BACA JUGA: Di Antara Wasiat Sunan Gunung Djati

Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman

“Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, jangan mudah kolokan atau manja.”

Ketika sebuah peristiwa datang, jangan mudah untuk terheran-heran. Kita harus menyikapi sesuatu dengan tenang supaya tidak terlihat bodoh. Jangan mudah menyesal karena hal tersebut hanya membuang-buang waktu saja. Kesalahan adalah sebuah keniscayaan, namun dari sana kita dapat belajar hal yang baru untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jangan manja, sebab hidup kita adalah tanggung jawab diri kita masing-masing.

Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadoyan Lan Kemareman

“Jangan terobsesi atau terkurung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan kebendaan dan kepuasan duniawi.”

Hidup memang bukan hanya persoalan duniawi, ada hal penting yang mestinya kita jaga, yaitu hati nurani dan jiwa raga yang mestinya kita siram supaya tidak ternodai oleh nasfu duniawi.

Ojo Kuminter Mundak Keblinger, Ojo Cidro Mundak Ciloko

“Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.”

Di atas langit masih ada langit, oleh karenanya kita jangan pernah merasa paling mengerti, paling handal atau paling pandai akan suatu hal. Dalam mencapai sesuatu juga jangan menghalalkan segala cara, seperti melakukan kecurangan. Karena hal tersebut yang nantinya akan mebuat diri kita celaka.

Ojo Adigang, Adigung, Adiguno

“Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.”

Tidak perlu merasa berkuasa, besar dan sakti, toh semuanya sama di hadapa Allah Swt. []

 

Tags: filosofiJawaSunan Kalijaga
Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

Hendaknya Seorang Mukmin Takut dalam 6 Hal Ini

Saudaraku, Saat Kita Bertaubat

24 Februari 2021
Saat Males Banget Baca Al-Quran

Saat Males Banget Baca Al-Quran

23 Februari 2021
berdzikir dengan biji tasbih

Saudaraku, Ingatlah Allah, Maka Hatimu Menjadi Tenang

21 Februari 2021
Yuk Rutin Cek Keimanan!

Yuk Rutin Cek Keimanan!

19 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Kenapa Tak Ada Tato di Tubuh Cristiano Ronado?

CR7: Kalau Pasanganmu Ga Menghormati Ibumu ...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Uncategorized

Kematian datang Kapan dan Di mana saja

Redaktur Laras Setiani
2 menit ago
Cerita Seorang Mualaf yang Menjadi Guru Bahasa Isyarat di Turki
Mualaf

Cerita Seorang Mualaf yang Menjadi Guru Bahasa Isyarat di Turki

Redaktur Eneng Susanti
32 menit ago
Kisah Pria yang Memberi Minum Anjing
Sirah

Kisah Pria yang Memberi Minum Anjing

Redaktur Yudi
1 jam ago
Kunci Kesuksesan Hidup
Islam 4 Beginner

Jam Berapa Sebaiknya Shalat Dhuha?

Redaktur Ari Cahya Pujianto
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add