• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 26 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah

Perdebatan dalam Ilmu Aqidah; Sifat ‘Uluw Sebagai contoh

Oleh Yudi
3 tahun lalu
in Tsaqofah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Keutamaan Memiliki Ilmu, ilmu, belajar

Ilustrasi ilmu. Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

Oleh: Ustadz Muhammad Atim

Perdebatan ilmiah kalau berangkat dari fanatik kelompok dan kebencian yang mendarah daging kepada kelompok yang berbeda, justru menjadi tidak ilmiah. Kalaulah bisa bersikap objektif dalam keilmuan, mau piknik pada literatur-literatur ilmu dan memahaminya dengan perangkat ilmu, dan bersikap inshaf.

Orang yang membahas ilmu Islam ini tidak hanya sekarang, tapi para ulama sejak zaman dahulu juga telah membahasnya. Dalam memahami nash yang tidak qath’i mereka seringkali berbeda pendapat sesuai rezeki pemahaman yang Allah berikan. Baik nash tersebut bermuatan aqidah, fikih, suluk, atau lainnya.

Janganlah kita mengkotakkan diri dalam satu pendapat lalu menegasikan sama sekali ulama lain yang memiliki pendapat yang berbeda. Atau bahkan menganggap tidak ada ulama yang berbeda, atau tidak meng-ulama-kan ulama, tidak menganggap keulamaannya dan mencederai kehormatan ulama.

ArtikelTerkait

20 Tanda Diabetes yang Mudah Dikenali oleh Diri Sendiri, Apa Saja?

Apa Akibat Makan Mi Instan Tiap Hari?

Apa Itu Konspirasi Sykes-Picot: Awal Perpecahan Dunia Islam?

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

BACA JUGA: Kisah Perdebatan A. Hassan dengan Tokoh Atheis

Perdebatan dalam Ilmu Aqidah

keutamaan memiliki ilmu dalam islam, Menuntut Ilmu, ilmu hadits, ilmu
Foto: Unsplash

Boleh saja kita memilih salah satu pendapat dari perbedaan pendapat itu, karena tuntutan sikap dan pengamalan. Tetapi setelah itu, dalam hal-hal yang tidak dapat dinafikan adanya perbedaan pendapat ulama, dalam masalah khilafiyyah-furu’iyyah-ijtihadiyyah, maka yang harus dikedepankan adalah sikap TOLERAN.

Kepada non muslim saja kita dituntut untuk bersikap toleran, dalam arti tidak mengganggu ibadah mereka dan tidak menzhalami mereka, masa kepada sesama muslim kita tidak bisa bersikap toleran?

Tidak dapat dinafikan bahwa dalam ilmu aqidah pun, selain ada yang qath’i, ada pula wilayah zhanni yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat. Dalam sejarahnya aqidah ahlus sunnah terbagi kepada tiga madzhab besar: Hanbali, Asy’ari dan Maturidi.

Yang mereka perdebatkan adalah furu aqidah, namun bisa saja pilihan pendapat mereka terjerumus pada kesalahan, karena mereka bukan nabi yang ma’shum, tapi ijtihad itu meskipun keliru akan diberi pahala, tentu bagi orang yang benar-benar layak berijtihad.

Sifat ‘uluw (tinggi) misalnya. Ini termasuk pembahasan yang terjadi perbedaan pendapat di dalamnya di kalangan ulama Hanabilah dan Asy’ariyyah.

Namun perbedaan pendapat mereka tidak mengeluarkan dari koridor ahlus sunnah. Secara usul mereka sama, menetapkan setiap yang datang dari Al-Qur’an dan Sunnah (itsbat) dan tidak menyerupakan dengan makhluk (tasybih).

Semua ulama ahlus sunnah menerima dalil-dalil yang menetapkan sifat ‘uluw (tinggi) bagi Allah :

الرحمن على العرش استوى
ءأمنتم من في السماء أن يخسف بكم الأرض

Hanya kemudian mereka berbeda pendapat apakah sifat uluw itu termasuk sifat khobariyyah (sifat yang jika dipahami zahirnya akan menyerupai makhluk) ataukah sifat ‘aqliyyah (dapat dipahami perbedaannya dengan makhluk) seperti halnya sifat ilmu dan qudroh.

Diantara ulama Hanabilah berbeda pendapat, ada yang mengkategorikannya sifat khobariyyah seperti Ibnu Aqil, At-Tamimi, Ibnu Hamdan dan pendapat pertama dari Qadhi Abu Ya’la.

Sehingga mereka mentafwid maknanya. Dan ada yang mengkategorikan sebagai sifat ‘aqliyyah, sehingga ditetapkan tanpa ditafwidh, seperti pendapat terakhir dari Qadhi Abu Ya’la, Ibnu Zaghuni dan Ibnu Taimiyyah.

Sedangkan ulama Asy’ariyyah mengkategorikannya sebagai sifat khobariyyah. Abul Hasan Al-‘Asy’ari, Al-Baqillani dan ulama Asy’ariyyah mutaqaddimin hampir mirip dengan mentafwid, yaitu menetapkannya sebagai sifat tambahan yang layak bagi-Nya yang tanpa batasan dan kaifiyatnya. Sedangkan mayoritas Asy’ariyyah dan sebagian ulama terdahulunya seperti Ibnu Furak memahaminya dengan ta’wil.

Mereka sepakat Allah memiliki sifat ‘uluw. Perbedaannya, yang mentafwidh menyerahkan maknanya kepada Allah dan menetapkannya sebagai sifat tambahan yang layak bagi Allah. Yang memahaminya sebagai sifat aqliyyah, menetapkan arah tinggi bagi Allah, tapi tidak sama dengan arah bagi jisim.

Arahnya bukanlah arah haqiqiyyah tapi idhafiyyah, karena hakikatnya Allah tidak butuh kepada tempat dan arah, karena itu kekhususan bagi makhluk. Sedangkan yang menta’wilnya mengatakan bahwa makna tinggi tersebut makudnya adalah tinggi kedudukannya (makanah), bukan tinggi arah apalagi tempat (makan).

Ini telah ditahkik oleh kalangan Asy’ari sendiri seperti Saifuddin Al-Amidi dan Adhuddin Al-Ijji dan lainnya yang mengatakan bahwa perselisihan antara yang menetapkan arah dari kalangan Hanabilah, dan yang menafikannya, adalah khilaf lafzhi semata.

Arah yang ditetapkan oleh Hanabilah bukanlah arah tempat bagi jisim, penyebutannya tergantung kepada dalil syariat yang menunjukkan terhadap hal itu.

Sedangkan secara makna, mereka sepakat untuk menafikan tempat, ruang dan arah bagi jisim. (Lihat At-Taqrirat Al-Hanbaliyyah, hal.238).

Jadi, dalam masalah sifat uluw ini, sebagaimana sifat-sifat lain yang diperselisihkan cara memahaminya, ada pilihan pendapat ulama :

1. Itsbat makna zhahir yang layak bagi Allah, bukan zhahir bagi makhluk

Yaitu bagi orang yang mampu menghadirkan dalam pikirannya makna zahir selain zahir bagi makhluk.

Menetapkan : “Allah di atas Arsy, di atas langit”

Arah atas itu tidak serta merta menunjukkan butuh kepada tempat. Juga tidak menempel dan menyentuh. Allah berbeda dengan makhluk-Nya, tidak menyatu dengan makhluk-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa Allah “tinggi” di atas seluruh makhluknya.

Perdebatan dalam Ilmu Aqidah

ilmu
Ilustrasi: Unsplash

BACA JUGA: Perdebatan Para Ulama soal Halal atau Haramnya Rokok

2. Bagi yang tidak dapat menghadirkan makna zahir selain zahir bagi makhluk, maka ada pilihan TAFWIDH (menyerahkan makna hakikatnya kepada Allah)

Menetapkan : “Allah di atas Arsy, di atas langit”

Namun menangguhkan makna sesungguhnya. Tidak menoleh kepada zahir yang muncul di pikiran karena akan berakibat menyerupai makhluk. Karena menurut ukuran manusia, berada di arah itu menunjukkan bertempat.

3. Pilihan lain bagi yang tidak dapat menghadirkan makna zahir selain zahir bagi makhluk adalah TA’WIL.

Menetapkan : “Allah di atas Arsy, di atas langit”

Tapi memahami makna “di atas” (sifat uluw /tinggi) dengan makna lain, yaitu maksudnya lebih tinggi kedudukannya (makanah) di atas Arsy, langit dan seluruh makhluknya.

Untuk lebih memperdalam permasalahan ini silahkan piknik ke kitab-kitab para ulama, di antaranya yang saya jadikan rujukan dalam tulisan ini, yaitu kitab At-Taqrirat Al-Hanbaliyyah fil Mawadhi min ad-durar al-mudhiyyah karya Syekh Abdullah bin Muhammad Al-‘Abdillah. Di sana dimuat berbagai pendapat ahlus sunnah dan uraian dalil-dalilnya.

Wallahu A’lam. []

Tags: beda pendapatilmuperdebatan ilmu
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Wanita Tua dalam Gubuk

Next Post

6 Busur Panah Milik Rasulullah ﷺ

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Akibat Kanker Prostat bagi Lelaki, Olahraga, Diabetes

20 Tanda Diabetes yang Mudah Dikenali oleh Diri Sendiri, Apa Saja?

26 Juni 2025
Buka Puasa, Mie Instan

Apa Akibat Makan Mi Instan Tiap Hari?

25 Juni 2025
sykes-picot

Apa Itu Konspirasi Sykes-Picot: Awal Perpecahan Dunia Islam?

25 Juni 2025
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal, ginjal

Apa Ciri-Ciri Ginjal yang “Kotor” atau Tidak Sehat?

23 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Akibat Kanker Prostat bagi Lelaki, Olahraga, Diabetes

20 Tanda Diabetes yang Mudah Dikenali oleh Diri Sendiri, Apa Saja?

Oleh Saad Saefullah
26 Juni 2025
0

Cara Menghentikan Masturbasi, Hukuman Terberat, Begadang Itu Bahaya, Cara Berhenti PMO, Ibadah

Mengapa Aku Malas Sekali Beribadah?

Oleh Saad Saefullah
26 Juni 2025
0

Arti mimpi gigi copot, sendi manusia, Kesalahan Sebelum Menikah, keutamaan bersabar, , Doa Ketika Dipuji Orang Lain, Ciri Orang yang Ikhlas, Jenis Kesabaran, kuisioner

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

Oleh Haura Nurbani
26 Juni 2025
0

Bully

Bully Is Real

Oleh Haura Nurbani
26 Juni 2025
0

kesulitan, ujian, azab, maksiat

Masih Hobi Maksiat Padahal Sudah Usia 40 Tahun: Sebuah Renungan Serius

Oleh Yudi
26 Juni 2025
0

Terpopuler

Di Balik Pembunuhan Raja Faisal Saudi: Tragedi yang Menggemparkan Dunia Islam

Oleh Saad Saefullah
25 Juni 2025
0
Raja Faisal

Di dunia internasional, Raja Faisal terkenal karena sikapnya yang vokal membela Palestina dan perlawanan terhadap Zionisme.

Lihat LebihDetails

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

Inilah 4 Peristiwa Besar yang Terulang Setiap 100 Tahun Sekali

Oleh Yudi
5 Februari 2025
0
100 tahun

Sejarah mencatat bahwa dunia sering kali mengalami pandemi besar setiap sekitar 100 tahun sekali.

Lihat LebihDetails

7 Nasihat untuk Suami yang Ingin Poligami Tapi Tak Mampu Secara Finansial

Oleh Yudi
25 Juni 2025
0
poligami

Jika dijalani dengan niat yang benar, cara yang benar, dan kesiapan total, maka poligami bisa menjadi sumber pahala.

Lihat LebihDetails

10 Perilaku Aneh di Akhir Zaman yang Sudah Disebutkan Nabi Muhammad

Oleh Dini Koswarini
25 Juni 2025
0
Durasi Jalan Kaki, Pergaulan Bebas, Akhir Zaman

Di antara tanda-tanda akhir zaman yang disampaikan Rasulullah ﷺ adalah munculnya berbagai perilaku aneh dan menyimpang dari fitrah manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.