• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 12 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Memahami Makna Tafwid dan Takwil

Oleh Saad Saefullah
4 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Surat Al Waqiah Penghafal Quran, takwil, Manfaat Membaca Surat Al-Mulk, Bentuk Syafaat Al-Quran di Akhirat, Tafsir Quran, Keutamaan Surat Al-Fatihah

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

Memahami Makna Tafwid dan Takwil 1 takwilDALAM al-Quran terdapat kelompok ayat yang dinamakan mutasyabihat. Beberapa ulama, termasuk Imam as-Suyuti dalam kitab al-Iklîl fÎ istinbâtit-tanzîl mendefinisikan mutasyabihat sebagai lafaz yang maknanya disimpan atau disamarkan oleh Allah.

Cara memahaminya pun tidak serta-merta ikut tekstual lafaz. Karena nantinya akan menimbulkan tajsîm (menyamai Allah dengan makhluk) dan naqs (sifat kekurangan bagi Allah). Misalnya dalam surah al-Fath ayat sepuluh. Di dalamnya terdapat nukilan ayat yang jika diterjemah secara tekstual akan menimbulkan tajsîm. Terjemahnya adalah, “Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka”.

Kata “tangan” merupakan bagian dari ciri fisik makhluk. Jika hal ini disandarkan pada Allah maka sama halnya menyamakan Allah dengan makhluk-Nya dan ini muhal terjadi. Sebab Allah wajib memiliki sifat berbeda dengan makhluk (Mukhâlafatun lil-hawâdits). Oleh karena itu, ulama melarang memahami al-Quran dengan mengikuti tekstual lafaz.

Namun setidaknya, ada dua metode turun-temurun dari zaman shahabat yang dipakai dalam memahami mutasyabihat; tafwid dan takwil. Keduanya merupakan akidah wajib Ahlusunah wal Jamaah dalam memahami mutasyabihat untuk terhindar dari paham tajsîm.

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

Metode Tafwid

Salah satu ulama salaf yang memakai metode tafwid adalah Imam Ahmad. Maka pernah suatu ketika beliau ditanyakan tentang ayat mutasyabihat seperti turunnya Allah pada langit. Beliau menjawab, “Saya mengimani, meyakini, tanpa memahami tatacara (kaif) dan juga maknanya”. (Daf’u Syubahit-tasybîh bi Akaffit-tanzîh)

Sebagian ulama khalaf juga memilih tafwid, seperti Imam Jalaluddin as-Suyuti dalam kitab al-Itqân. Beliau mengatakan, “Mayoritas Ahlusunah wal Jamaah dan ahlul-hadis mengimani ayat mutasyabihat serta menyerahkan maknanya pada Allah sesuai yang Ia kehendaki. Kami tidak menafsiri ayat mutasyabihat namun tetap menyucikan Allah dari sesuatu yang diserupakan kepadanya.”

BACA JUGA: Makna Kalimat Allah Ada di Langit

Dua pendapat ulama di atas menolak paham Wahabi yang menyatakan bahwa makna mutasyabihat dipahami sebagaimana tekstual lafaz, hanya saja kaif-nya yang diserahkan pada Allah. Misalnya ayat tanzil (turunnya Allah dari langit ke dunia), Wahabi memahaminya bahwa Allah turun dari langit ke dunia sebagaimana turunnya kita dari tempat tinggi ke bawah. Hanya saja mereka menyerahkan cara Allah turun ke dunia. (Lihat Majmu’ fatâwâ Syaikhul Islam Ibni Taimiyah)

Quran Membersihkan Jiwa
Foto: Freepik

Adapun salah satu dalil yang mereka pakai adalah ucapan Imam Malik:

الإِسْتِوَاءُ مَعْلُوْمٌ وَاْلكَيْفُ مَجْهُوْلٌ وَاْلإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ

“Istiwa maknanya diketahui, tatacaranya tidak diketahui, mengimaninya wajib dan menanyakannya adalah bidah”

Pemaman Wahabi tersebut sebenarnya berangkat dari gagal paham memahami ucapan Imam Malik di atas, KH. Qaimuddin Waqimin dalam kitab Minhatul Hamîd dan Syaikh Ibrahim al-Azizi dalam kitab as-Sirâj al-Munîr Syarhul-Jamî’ ash-Shaghîr menjelaskan bahwa maksud dari ucapan Imam Malik tersebut adalah makna istiwa secara etimologi diketahui maknanya sebagai perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Namun apabila istiwa disandarkan pada Allah maka maknanya dikembalikan pada Allah.

Metode Takwil

Metode Takwil menurut Sayikh Amadi dalam kitab al-Ahkâm fî Usûlil-Ihkâm adalah, “mengarahkan lafaz pada selain makna zahir serta ada kemungkinan diarahkan pada makna lainnya dengan dalil yang menguatkan”. Metode ini juga dipakai oleh ulama salaf dan khalaf.

Ibnu Abbas, salah satu shahabat Nabi yang pernah mendapat doa langsung dari Nabi agar diberi pemahaman takwil, banyak menakwil ayat-ayat mutasyabihat. Misalnya tentang ayat nisyân dalam surat al-A’raf ayat 51, Ibnu Abbas menakwilnya dengan meninggalkan mereka dalam azab.

Begitupun ulama khalaf, maka lebih banyak lagi. Misalnya Imam ar-Razi dalam tafsirnya menakwil lafaz “yad” dengan nikmat. Bahkan, Imam Abdurahman al-Jauzi, menyusun satu kitab tebal yang khusus membahas tentang takwil hadis-hadis mutasyabihat yang berjudul Daf’u Syubahit-tasybîh bi Akaffit-tanzîh.

Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mentakwil. Syaikh Amadi dalam kitab al-Ihkâm fî Usûlil-ahkâm membeberkan tiga syarat dalam mentakwil mutasyabihat. Pertama, orang yang mentakwil harus ahli dalam mentakwil. Kedua, lafaz yang hendak ditakwil memiliki kemungkinan untuk diarahkan pada lafaz lain. Ketiga, harus memiliki dalil yang kuat untuk diarahkan pada lafaz lain.

Surat Al Waqiah Surat Al-Kahfi Keutamaan Membaca Al-Quran Saat Shubuh Keutamaan Surat Waqiah Kandungan Surat Al-Kafirun⁣⁣, takwil
Foto; Cordofa

Catatan Penting

Ulama terdahulu ada yang bersikukuh untuk tetap mentakwil, seperti Ibu Abbas. Ada yang bersikukuh untuk tetap tafwid, seperti Imam Malik bin Anas. Namun juga ada yang terkadang takwil dan terkadang tafwid, seperti Ibnu Daqiqi al-‘Ain. Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul-Bârî menukil pendapat Ibnu Daqiqi al-‘Ain berikut ini:

BACA JUGA:  Hukum Tidak Bisa Baca Al-Quran bagi Muslim, Ini 2 Hal yang Jadi Patokannya

“Perlu peninjauan dalam menakwil ayat mutasyabihat. Bila takwilannya mendekati pada lisan orang-orang Arab maka tidak perlu diinkari. Namun bila jauh dari lisan Arab, hendaknya meyakini akan kebenaran ayat mutasyabihat tersebut dengan tetap menyucikan Allah (tafwid)”

Sayyid Husain Afandi dalam kitab al-Hushûn al-Hamîdiyyah berpandangan bahwa sebenarnya rata-rata ulama memilih metode tafwid. Hanya saja, mereka harus mentakwil karena ada dua faktor; menolak pemahaman ahli bidah atau mempertahankan akidah orang awam. []

 

Tags: tafwidtafwid quranTakwiltakwil quran
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kemungkinan Adanya Kehidupan di Luar Angkasa

Next Post

Inilah Khutbah Pertama Rasulullah ﷺ di Mekah

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 takwil

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

Khutbah Jumat – 3 Nikmat dari Allah yang Sering Diabaikan

Oleh Sodikin
4 September 2020
0
hujan, dajjal

Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam.

Lihat LebihDetails

6 Dampak Negatif Jika Istri Selalu Menolak Ajakan Jima’ Suami

Oleh Yudi
19 Februari 2025
0
malam, malaikat maut, murka, ajal, hidup, jima', melaknat

Jima’ bukan hanya tentang kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi bentuk komunikasi emosional antara suami dan istri.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.