• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 3 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Dilema Cinta Seorang Syaikh

Oleh Saad Saefullah
4 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 5 menit baca
A A
0
Syaikh Keturunan Syarif dan Syarifah, Atheis, Hasan Al-Bashri, Imam Syafi'i, Syekh, Abu Hanifah, Abu Hanifah, Imam Malik

Foto hanya ilustrasi. Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

Oleh: Daud Farma
ulviyeturk94@gmail.com

NAMANYA Harun. Syaikh Harun. Sahabat kami, saudara kami dan saudara muslim kita semua. Asal Negeria. Berkulit hitam tentunya. Tapi walau pun kita berbeda suku, beda negara dan beda warna kulit, kita tetap sama di sisi Allah Subhaanahu Wata’ala.

Ah, kalau ngomongin warna kulit mah, sebenarnya aku malu, kulitku dan kulitnya sama-sama hitam. Kairo sudah memasuki musim dingin. Siapa yang tahan hidup di dalam rumah tanpa memakai jaket dan tak punya selimut tebal saat tidur adalah orang yang berkulit tebal. Tapi aku sendiri tidak pernah tuh nemu orang berkulit tebal seinci apalagi tiga inci. Kulit lembu saja pun tak sampai satu inci. Eh kok malah ngomongin kulit ya? Hihihi.

Harun adalah dari anak seorang ayah yang berada. Ayahnya seorang Dokter spesialis mata, dia terbilang anak orang kaya raya. Katanya padaku ia punya mobil sendiri-yang dibelikan ayahnya. Harun baru saja pindah ke rumah kami dan juga masih kuliah.

ArtikelTerkait

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga?

20 Perbedaan Gaji dan Rezeki

Kenapa Aku Tidak Mau Berqurban, Padahal Aku Mampu?

Kenapa Waktu Berjalan Sangat Cepat?

BACA JUGA: Syaikh As-Suhaimi dan Penjual Pepsi

Sehari kemudian, kami pun akrab. Kuperhatikan ia tidak pernah makan nasi, ia sering keluar rumah dan pulang membawa satu bungkus indomie dan ia memasaknya dengan caranya sendiri. Setelah mie itu mateng lalu ia pun duduk manis di dalam kamar.

syaikh
Foto: Freepik

“Tafaddhal!” katanya mempersilakan, mengajak kami ikut makan bersamanya. Aku dan temanku yang satu lagi hanya bisa berkata: “syukran!”

Harun tidak seperti orang indonesia, dia tidak menawari dua kali. Maka kalau memang niat mau gabung makan dengannya, jangan malu-malu, begitu diajak langsung ambil sendok. Harun makan dengan nyantai, temanku satunya lanjut membaca, aku? Lanjut pegang handphone sambil mengetik, entah apa yang aku ketik aku pun tidak begitu paham.

Sudah satu minggu bersama, sudah saling kenal, saling memahami dan saling peduli. Kulihat Harun selama seminggu ini tidak pernah makan bersama kami, ketika kami ajak makan, ia tidak mau dan malah berkata: “syukran” seperti yang sering kami ucapkan kepadanya saat ia mengajak kami.

Temanku yang satu lagi ini juga sama, ia juga bukan orang Indonesia, cuma ngajak sekali saja lalu ia pun makan dengan santai di atas kasurnya. Aku? Kuajak dua kali, tetap ia jawab seperti biasanya. Ya sudah kalau tak mau, kataku, dalam hatiku saja.

Hingga suatu hari, aku selidiki. Penasaran ia makan apa di luar?

“Ya Harun! Akakalta syai-an fil khaarij?” tanyaku. Yang artinya, ya Harun, kamu sudah makan sesuatu di luar?

Advertisements

“Na’am.” sahutnya.

“Maadzaa akalta ya Akhii?” tanyaku lagi. Apa yang kau makan?

“Akaltu Khubjan!” Aku makan roti, jawabnya lagi.

Aku mulai mengerti. Pasti ia makan roti orang Mesir.

Makan roti? Bagiku roti saja tidak cukup. Roti hanya menahan rasa lapar sebentar saja.

syaikh
Foto: thinkstockphotos.com

“Akalta “isy?” tanyaku lagi. ‘Isy adalah roti yang terbuat dari gandum, makanan pokok orang Mesir.

“Laa.” jawabnya datar.

“Idzaan?” Jadi? Selidikku. Hummm… Barulah ia jujur, bercerita.

BACA JUGA:  Syaikh Ahmad Ibrahim Abdul Al-Jawad

Katanya, di rumahnya sebelumnya ia sudah terbiasa masak indomie dan makan roti seperti roti biskuat. Katanya lagi di Negeria memang roti seperti biskuat adalah makanan utama, cara memakannya dengan dicelupkan ke dalam gelas yang berisi susu.

Dia jarang sekali makan nasi. Dia bercerita padaku tentang apa yang ia alami sampai membuat dirinya tak diperhatikan keluarganya, terabaikan.

Katanya: “Anak pamanku sangat mencintaiku. Aku tahu itu. Dan Ayahku juga setuju, dia mau gadis itu jadi menantunya. Kedua pihak keluarga kami sudah saling mau, kami dijodohkan. Ayahku menyuruku untuk menikah.

“Tetapi aku tidak mau menikah. Dengan alasan; Aku ingin melanjutkan kuliah dulu dan lulus tes imtihan qabul ke Universitas Al-Azhar. Alasan lain kenapa aku tidak ingin menikah jugalah karena usiaku masih sembilan belas tahun, semangatku menuntut ilmu masih membara, lagipula aku tidak mencintai anak pamanku itu!” paparnya lumanyan panjang.

Aku mendengarkannya saksama. Ah, bukan kah aku adalah pendengar setia? Jadi tak mengapa ia banyak cerita, silakan curhat Harun! Silakan!

Maka oleh sebab itu, sang ayah memutuskan untuk melepasnya. Ayahnya marah padanya. Ayahnya tidak lagi membiayainya. Baik itu biaya hidup maupun biaya kuliahnya, tidak walau sepeser pun. Hingga-hingga ia terbang ke Mesir juga dengan hasil jerih payahnya sendiri. Dia mencari biaya ke sana kemari, ia tidak memberitahuku kerja apa yang ia lakukan untuk dapat membeli tiket pesawat.

Dua tahun sudah ia di Mesir. Kedua orangtuanya belum pernah mengiriminya duit walau hanya se-pound Egypt. Meskipun demikian kejadiannya, ia tetap bertahan dan betah tinggal di Mesir.

syeikh
Foto: Sahih Bukhari

“Kamu kerja??” tanyaku penasaran, pake bahasa arab ya? Sebab dia tak tahu bahasa Indonesia. Aku banyak tanya karena masih heran ia bisa bertahan lama sebetah itu. Biasanya kalau tak punya kiriman hal apalagi yang dilakukan mahasiswa selain kerja? Pikirku. Aku masih penasaran.

“Tidak.” jawabnya kalem, lalu ia pun diem.

“Terus bagaimana kamu makan?, bagaimana kamu bayar uang rumah?” selidik temanku, Ya’qub, orang Lebanon-yang tadinya juga tak pandai mengajak dua kali saat makan.

“Saya makan dengan rezeki Allah, saya bayar uang rumah juga dengan rezeki Allah, Alhamdulillah.” sahutnya tanpa memasang wajah sedih sedikit pun. Padahal matanya sempat berkaca-kaca sebelumnya saat ia menceritakan bahwa orangtuanya melepas dirinya. Tidak membiayainya, tidak memperhatikannya.

Kami takjub dengan jawaban tersebut, kami penasaran dengan rahasia hidupnya, kebaikan apa yang ada pada dirinya, apa amal ibadah yang ia lakukan? Sehingga ia sekuat itu? Puasa kah ia? Atau mengurangi jatah makan diri sendiri? Hanya makan roti dan indomie? Masa sih?

Kemudian ia pun melanjutkan bicaranya…

“Nanti, kalau pun aku sudah tamat dari Al-Azhar, aku tidak akan pulang ke Negaraku!” tuturnya memasang mimiknya yang serius, tidak pake bercanda, hilang senyumnya yang tadi sempat membuat wajahnya jadi tampan.

“Terus mau pulang ke negara mana?” tanyaku heran. Dia kira boleh lama-lama tanpa visa di negera orang.

“Kemana aja.” sahutnya singkat. Dia pikir keluar masuk ke negara orang semudah senyum dan cemberut. Hebat ya! Hebat sekali!

“Oh kalau begitu ke negaraku saja, Indonesia. Hidup di Aceh Tenggara. Hehehe.” tawarku sembari senyum getir. Lalu aku tunjukkan photo Pesantren Dayah Perbatasan Darul Amin. Pondokku. Dia pun memandangi album yang ada di galeri handphone milikku.

syaikh
Foto: Freepik

“Khair, insyaAllah.” jawabnya pendek.

Lama bercerita, ternyata ia adalah seorang penghafal Al-Quran, ahli qiroat ‘asyara sughra dan suaranya yang merdu. Dia siap kapan pun diuji. Dia hafal ayat tersebut di surah apa? Juz ke berapa? Rubu’ ke berapa? dan halaman berapa? Pernah aku dengar ia membaca Al-Quran di tengah malam sambil berdiri, lampu mati, kukira ia mimpi, ngigo, ternyata ia shalat tahajud.

Kami melihat video-nya saat ikut kompetisi Internasional Musabaqah Tilawatil qur’an di Dubai tahun 2013.

Videonya yang ia ambil dari Youtube. Dubai loh Dubai! Hebat nggak?

BACA JUGA: Syaikh Ahmad Izzah Al-Andalusy, Kisah Algojo yang Jadi Ulama Besar

Dia salah satu utusan dari Negaranya. Dari seratus peserta lomba, ia terpilih sepuluh besar.

Sudah lama kami mengenalnya, jumpa di kuliah. Kebetulan ia juga seangkatan kami. Bangga memilikki teman seperti dia yang langsung bertemu dan bertatap muka dengan Syaikh Misyari Bin Rasyid Al-Afasy.

https://www.youtube.com/watch?v=92k7S7CZ1Ng

Ternyata dia jugalah seorang Syaikh. Dia adalah pengajar mahasiswa tahsin bacaan dan yang setor hafalan. Dia adalah tangan kanan salah seorang syaikh pemilik sanad yang tinggi. MasyaAllah!

Sejak hari itu aku tidak lagi memanggil namanya, kalau pun kusebut namanya, aku selipkan kata syaikh di depannya. Syaikh Harun!

Allah Swt, memuliakan orang yang hafal Al-Quran. Penghafal kitab Allah, kalamullah.

MasyaAllah. Meski pun ia tidak diperhatikan kedua orangtuanya, Allah subhanahu wata’ala mememperhatikan hambanya yang hafal Al-Qur’an. []

Tags: shalat tahajjudSyaikhsyeikh
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Amal Rahasia Penghuni Surga

Next Post

6 Manfaat Dzikir Pagi bagi Seorang Muslim

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Akibat Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari, Sumber Penyakit, Cara Mengatasi Insomnia, Olahraga

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga?

3 Juni 2025
Rezeki

20 Perbedaan Gaji dan Rezeki

2 Juni 2025
Syarat Agar Binatang Sembelihan Menjadi Halal, Qurbam, Kurban, Berqurban

Kenapa Aku Tidak Mau Berqurban, Padahal Aku Mampu?

31 Mei 2025
Ramadhan, Waktu

Kenapa Waktu Berjalan Sangat Cepat?

30 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Orang yang Lemah dalam Beramal, Sengsara, Amalan, dukun sihir, Usia, Suami

Kalau Malam Hari, Suami Lebih Baik Ngapain?

Oleh Dini Koswarini
3 Juni 2025
0

Bahaya Tubuh yang Gemuk

Kenapa Tidak Boleh Makan dan Minum sambil Berdiri?

Oleh Haura Nurbani
3 Juni 2025
0

Akibat Tidur Kurang dari 5 Jam Sehari, Sumber Penyakit, Cara Mengatasi Insomnia, Olahraga

Kenapa Aku Tidak Mau Olahraga?

Oleh Dini Koswarini
3 Juni 2025
0

gosip, cantik, istri, aurat

9 Alasan Mengapa Banyak Perempuan Masih Buka Aurat Meski Tahu Itu Dilarang

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0

daun kelor

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0
daun kelor

Kandungan nutrisi ini menjadikan daun kelor sebagai sumber gizi yang luar biasa, terutama bagi anak-anak dan ibu menyusui.

Lihat LebihDetails

100 Nama Bayi Perempuan Islami Lengkap Beserta Artinya

Oleh Yudi
22 Mei 2021
0
cara memberi nama anak dalam islam, mencium bibir anak, bedak

Nah, bagi orangtua yang saat ini sedang mencari nama bayi perempuan islami, sekarang saatnya memilihkan nama terbaik untuk bayi kamu.

Lihat LebihDetails

7 Penyebab Perempuan Haid Bisa Sampai 1 Bulan

Oleh Yudi
2 Juni 2025
0
pengentalan darah, pembuluh darah, muntah darah, darah, haid

Pil KB, suntik KB, atau implan bisa menyebabkan perubahan pada pola haid, terutama di beberapa bulan pertama penggunaan.

Lihat LebihDetails

20 Perbedaan Gaji dan Rezeki

Oleh Dini Koswarini
2 Juni 2025
0
Rezeki

Sesungguhnya, rezeki memiliki makna yang jauh lebih luas dari sekadar pendapatan tetap bulanan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.