• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 5 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tsaqofah Kesehatan

Ketahui 9 Potensi Efek Samping dari Diet Puasa

Oleh Dini Koswarini
4 tahun lalu
in Kesehatan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi Foto: Kumparan

Ilustrasi Foto: Kumparan

0
BAGIKAN

Intermittent fasting (IF) alias diet puasa adalah metode diet dengan pola makan yang mencakup periode puasa teratur, di mana kita mengonsumsi lebih sedikit kalori di sepanjang hari dalam jam tertentu.

Banyak penelitian yang mengaitkan intermittent fasting dengan sejumlah manfaat. Mulai dari penurunan berat badan, mengurangi faktor risiko penyakit jantung, meningkatkan sensitivitas insulin, dan kontrol gula darah.

Meski diet puasa sudah dinyatakan aman, namun tidak dapat dipungkiri jika metode diet ini juga kerap menimbulkan beberapa efek samping.

Nah, bagi yang tertarik untuk mencoba intermittent fasting, baik untuk mengenali sembilan potensi efek samping terkait diet puasa semacam ini.

ArtikelTerkait

7 Hal yang Terjadi Jika Masyarakat Indonesia Jalan Kaki 10 Ribu Langkah Setiap Hari

Kenapa Tidak Boleh Makan dan Minum sambil Berdiri?

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Bahaya Air Seni atau Urin Berwarna Kuning Pekat

1. Rasa lapar ekstrem

Mungkin tidak mengherankan, rasa lapar adalah salah satu efek samping paling umum dari intermittent fasting. Saat kita mengurangi asupan kalori atau menjalani waktu lama tanpa mengonsumsi kalori, kita mungkin mengalami peningkatan rasa lapar.

BACA JUGA: 6 Menu Makanan untuk Diet saat Puasa

Sebuah penelitian yang melibatkan 112 orang menugaskan beberapa peserta ke dalam kelompok pembatasan energi berselang.

Mereka mengonsumsi 400-600 kalori dalam dua hari berturut-turut setiap minggu selama satu tahun.

Kelompok-kelompok ini melaporkan skor kelaparan yang lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi makanan rendah kalori dengan pembatasan kalori terus menerus.

Studi menunjukkan, kelaparan adalah gejala yang biasanya dialami orang selama hari-hari pertama rejimen.

Satu studi tahun 2020 mengamati 1.422 orang yang berpartisipasi dalam rejimen puasa yang berlangsung selama 4–21 hari.

Advertisements

Baca juga: Kondisi yang Berbahaya untuk Melakukan Diet Puasa

Mereka cenderung mengalami gejala kelaparan hanya selama beberapa hari pertama rejimen.

Jadi, gejala seperti lapar bisa hilang saat tubuh kita beradaptasi dengan periode puasa yang teratur.

2. Sakit kepala dan pusing

Sakit kepala juga merupakan efek samping yang umum dari diet puasa, dan gejala ini biasanya terjadi selama beberapa hari pertama rejimen. Sebuah tinjauan tahun 2020 mengamati 18 studi tentang orang yang menjalani rejimen puasa. Dalam empat studi yang melaporkan efek samping, beberapa peserta mengatakan mereka mengalami sakit kepala ringan.

Menariknya, para peneliti telah menemukan, sakit kepala saat puasa terletak di bagian depan otak dan rasa sakitnya biasanya ringan atau sedang. Terlebih lagi, orang yang biasanya mengalami sakit kepala cenderung mengalami sakit kepala saat berpuasa daripada mereka yang tidak.

Para peneliti menyarankan, gula darah rendah dan penarikan kafein dapat menyebabkan sakit kepala selama intermittent fasting.

3. Masalah pencernaan

Masalah pencernaan, termasuk sembelit, diare, mual, dan kembung adalah gejala yang mungkin kita alami saat melakukan intermittent fasting.

Pengurangan asupan makanan yang menyertai beberapa rejimen puasa dapat berdampak negatif pada pencernaan, sehingga menyebabkan sembelit dan efek samping lainnya. Ditambah lagi, perubahan pola makan yang terkait dengan program intermittent fasting dapat menyebabkan kembung dan diare.

Dehidrasi dan efek samping umum lainnya yang terkait dengan intermittent fasting juga dapat memperburuk sembelit. Untuk alasan ini, penting bagi kita tetap terhidrasi dengan baik saat berlatih intermittent fasting dan memilih makanan padat nutrisi yang kaya serat yang dapat mencegah sembelit.

4. Perubahan suasana hati

Beberapa orang mungkin mengalami iritabilitas dan gangguan suasana hati lainnya saat mereka melakukan intermittent fasting. Ketika gula darah kita rendah itu dapat memicu rasa kesal dan membuat kita lebih mudah marah. Gula darah rendah atau hipoglikemia dapat terjadi selama periode pembatasan kalori atau selama periode puasa.

Hal ini menyebabkan iritabilitas, kecemasan, dan konsentrasi yang buruk. Sebuah studi tahun 2016 pada 52 wanita menemukan, partisipan secara signifikan lebih mudah tersinggung selama periode puasa 18 jam daripada selama periode non-puasa.

Menariknya, meskipun para wanita lebih mudah tersinggung, mereka juga mengalami rasa pencapaian, kebanggaan, dan pengendalian diri yang lebih tinggi pada akhir periode puasa daripada yang dilaporkan pada awal puasa.

5. Merasa kelelahan

Studi menunjukkan, beberapa orang yang mempraktikkan berbagai metode intermittent fasting mengalami kelelahan dan memiliki tingkat energi yang rendah.

Gula darah rendah terkait intermittent fasting dapat menyebabkan kita merasa lelah dan tidak berdaya. Selain itu, intermittent fasting dapat menyebabkan gangguan tidur pada beberapa orang, yang dapat menimbulkan kelelahan di siang hari.

Namun, beberapa penelitian juga menunjukkan, intermittent fasting sebenarnya dapat mengurangi kelelahan, terutama karena tubuh kita beradaptasi dengan periode puasa yang teratur.

6. Bau mulut

Bau mulut adalah efek samping yang tidak menyenangkan, yang dapat terjadi pada beberapa orang selama intermittent fasting. Hal ini disebabkan oleh kurangnya aliran air liur dan munculnya aseton dalam napas.

Puasa menyebabkan tubuh kita menggunakan lemak untuk bahan bakar. Aseton adalah produk sampingan dari metabolisme lemak, sehingga meningkatkan darah dan napas selama puasa. Terlebih lagi, dehidrasi — gejala yang terkait dengan intermittent fasting — dapat menyebabkan mulut kering dan menyebabkan bau mulut.

7. Gangguan tidur

Beberapa penelitian menunjukkan, gangguan tidur seperti insomnia atau sering tertidur adalah salah satu efek samping paling umum yang terkait dengan intermittent fasting.

Sebuah studi tahun 2020 mengamati 1.422 orang yang berpartisipasi dalam rejimen puasa yang berlangsung selama 4–21 hari. Studi tersebut menemukan, 15 persen partisipan melaporkan gangguan tidur terkait puasa. Mereka melaporkan ini lebih sering daripada efek samping lainnya.

Kelelahan mungkin lebih umum terjadi pada hari-hari awal program diet puasa karena tubuh mengeluarkan banyak garam dan air melalui urine. Ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kadar garam yang rendah.

Kendati demikian, penelitian lain menunjukkan, intermittent fasting tidak berpengaruh pada tidur. Sebuah studi tahun 2021 mengamati 31 orang dengan obesitas yang berpartisipasi dalam rejimen puasa sehari-hari, sambil mengikuti diet rendah karbohidrat selama enam bulan.

Studi tersebut mengungkapkan, rejimen ini tidak memengaruhi kualitas atau durasi tidur, serta tingkat keparahan insomnia.

8. Dehidrasi

Seperti disebutkan di atas, selama hari-hari awal puasa, tubuh melepaskan sejumlah besar air dan garam melalui urine. Proses ini dikenal sebagai diuresis alami atau natriuresis puasa. Jika ini terjadi dan kita tidak mengganti cairan maupun elektrolit yang hilang melalui urine, kita bisa mengalami dehidrasi.

BACA JUGA: 4 Buah-buahan yang Direkomendasikan untuk Berbuka Puasa

Selain itu, orang yang melakukan intermittent fasting mungkin lupa minum atau kurang minum. Hal ini sangat umum terjadi saat kita pertama kali memulai rejimen intermittent fasting.

Agar terhidrasi dengan baik, minumlah air sepanjang hari dan pantau warna urin kita. Idealnya, warnanya harus kuning pucat. Apabila urine berwarna lebih gelap kemungkinan besar itulah tanda kita sedang mengalami dehidrasi.

9. Malnutrisi

Apabila seseorang melakukan intermittent fasting yang sangat lama dan tidak mengisi kembali tubuhnya dengan nutrisi yang cukup, maka metode ini dapat menyebabkan malnutrisi.

Hal yang sama berlaku untuk diet pembatasan energi berkelanjutan yang tidak direncanakan dengan baik. Masyarakat pada umumnya mampu memenuhi kebutuhan kalori dan gizinya pada berbagai jenis program intermittent fasting.

Namun, jika kita tidak merencanakan atau mempraktikkan program puasa dengan hati-hati dalam jangka waktu yang lama, kita mungkin mengalami kekurangan gizi bersama dengan komplikasi kesehatan lainnya. []

SUMBER: KOMPAS

Tags: diet puasakesehatan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dijuluki Anak Ramdhan, Zavier Khan Memasak sambil Berpuasa untuk Kumpulkan Donasi Amal

Next Post

Cara Jitu Atasi Lupa Pola dan HP Terkunci

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

jalan kaki

7 Hal yang Terjadi Jika Masyarakat Indonesia Jalan Kaki 10 Ribu Langkah Setiap Hari

4 Juni 2025
Bahaya Tubuh yang Gemuk

Kenapa Tidak Boleh Makan dan Minum sambil Berdiri?

3 Juni 2025
daun kelor

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

3 Juni 2025
air, masturbasi, was-was, banjir,wudhu, kencing batu, urin

Bahaya Air Seni atau Urin Berwarna Kuning Pekat

1 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

ChatGPT

Apa yang Terjadi Jika ChatGPT Menjadi Medsos? Apa yang Akan Dilakukannya?

Oleh Haura Nurbani
4 Juni 2025
0

Ustadz Gadungan

Ciri-ciri Ustadz Gadungan

Oleh Dini Koswarini
4 Juni 2025
0

Manajemen Risiko Bisnis, usaha rumahan, Pekerjaan

Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Akan Bisa Digantikan oleh AI, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
4 Juni 2025
0

judi, judi online

7 Bahaya Judi bagi Kehidupan: Keserakahan Merusak Masa Depan Bangsa

Oleh Yudi
4 Juni 2025
0

Keutamaan Puasa Arafah

InsyaAllah Kamis 5 Juni 2025, Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Oleh Haura Nurbani
4 Juni 2025
0

Terpopuler

Yang Tidak Boleh Dilakukan oleh Seorang Muslim di Waktu Shubuh

Oleh Haura Nurbani
9 Mei 2025
0
Azab bagi Orang yang Dengki, Perbuatan Buruk, Keutamaan Dzikir Al-Matsurat, Al-Matsurat, Shubuh

Berikut adalah beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Muslim di waktu Shubuh,

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

10 Manfaat Daun Kelor yang Dahsyat bagi Kesehatan

Oleh Yudi
3 Juni 2025
0
daun kelor

Kandungan nutrisi ini menjadikan daun kelor sebagai sumber gizi yang luar biasa, terutama bagi anak-anak dan ibu menyusui.

Lihat LebihDetails

Pekerjaan-pekerjaan yang Tidak Akan Bisa Digantikan oleh AI, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
4 Juni 2025
0
Manajemen Risiko Bisnis, usaha rumahan, Pekerjaan

AI tidak memiliki empati sejati. Maka pekerjaan yang menuntut hubungan emosional mendalam akan sulit tergantikan.

Lihat LebihDetails

6 Ayat Alquran yang dapat Dijadikan Doa untuk Kesembuhan Penyakit

Oleh Eneng Susanti
11 September 2021
0
amalan yang berbuah surga bagi muslimah, wanita i'tikaf di rumah, gambaran wanita dalam alquranayat Alquran berisi doa untuk kesembuhan penyakit

Nah, berikut enam ayat Alquran yang dapat dijadikan doa untuk kesembuhan penyakit seperti yang sedang terjadi di masa pandemi ini:

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.