• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 12 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Bapak, Maafkan Aku (1)

Oleh Dini Koswarini
5 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Seorang ayah selalu ada untuk anaknya, Warisan

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

 

INI adalah hari kedua aku dan Bapak tak bertegur sapa. Kami satu atap namun tak kunjung saling tatap bahkan sekedar menanya kabar. Entah apa yang saat ini Bapak rasakan, mungkin masih marah. Atau Bapak sudah memaafkanku namun tak kuasa untuk menatapku walau hanya beberapa detik.

Tepatnya dua hari yang lalu. Aku dengan segudang aktivitasku di kampus, hampir seluruh kehidupanku, kuhabiskan di kampus. Ya, teman-teman yang mengenalku sebagai aktivis dengan kondisiku yang harus pulang-pergi kampus dan rumah.

Ini adalah hari yang cukup melelahkan bagiku. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari yang penuh dengan tugas dan ujian akhir. Dan kini, tepatnya jam 7 malam. Aku masih tetap menunggu angkutan umum yang kutumpangi untuk segera menancap gasnya. Aku terdiam di belakang supir yang masih celingukan mencari sang penumpang.

ArtikelTerkait

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

Istighfar dan Para Ulama Salaf

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

Tasku terasa bergetar begitu lama. Dan seperti biasa, wanita tercantik sedunia itu menelponku. Ya! Aku memanggilnya mama, namun nama yang muncul dilayar telponku adalah “Ayahku”. Panggilan pertama tak sempat aku jawab, namun mata ini tertuju pada layar HP yang menyuruhku untuk memilih salah satu kalimat yang tertera di layar HP. Kalimat pertama yang muncul adalah “Jangan ganggu saya” aku tak mengerti apa maksud dari beAra silver ini. Namun jempol ini tak sengaja meluncur dan akhirnya terkirimlah pesan singkat itu yang aku tak mengerti maksudnya. Bahkan aku tak tau pesan itu terkirim untuk siapa.

Hingga akhirnya kebingunganku terpecah ketika mama kembali menelpon dengan menggunakan nomor Bapak. “Ara masih dimana? Mengapa belum pulang?” pertanyaan yang sudah sangat ku hapal dari wanita yang telah mendidikku ini.

“Ara masih di jalan mah, di sudirman macet. Tapi sekarang Ara sudah sampai jalan mashudi kok,” jawabku dengan penuh kehati-hatian.

“Ya sudah hati-hati ya,” jawab mama singkat yang kemudian menutup telponnya.

Lima menit kemudian sampailah aku di surganya dunia. Ya, Rumah ini sudah bagaikan surga dunia bagiku. Tempat di mana aku dibesarkan dan dididik dengan sangat baik. Mama terperanjat ketika melihat aku membuka pintu, “Loh sudah sampai lagi? Bukankah tadi Ara bilang sampai jalan mashudi?” Tanya mama dengan keheranan.

Dengan tubuh yang mulai lemas dan wajah tak karuan aku hanya menjawab, “Iya Mah…” Namun seketika rasa lemasku terganti dengan penuh keheranan. Mata indah mama dengan bulatan coklat di dalamnya membuatku bertanya-tanya. “Mama habis nangis ya? Mama kenapa?” Desakku penasaran.

“Nanti lagi tak usah menunggu siapa pun untuk mengantarmu kuliah, belajar mandiri. Keberhasilan akan hadir suatu hari nanti,” jawab mama dengan senyum.

Namun aku sangat mengenal mama, mama sangat lihai dalam menyembunyikan masalahnya. “Mama kenapa ih?” Desakku lagi

“Mama gak kenapa-napa ko, kepala mama sakit. Jadi mama nangis, biar gak sakit lagi,” jawab mama sambil tertawa. Namun aku seolah tak mengiyakan cerita mama, aku menatapnya lekat. Dan mama hanya tersenyum tak banyak bercerita.

Rasanya mata ini tak tahan membendung air mata yang sudah terkumpul. Dan akhirnya ia keluar begitu deras tanpa suara. “Loh Ara kenapa nangis? Mama gak kenapa-napa kok. Sudah, sekarang kamu makan lalu istirahat,” ujar mama. Batinku terasa kesal, aku merasa jadi anak yang tak berguna. Mungkin mama kembali berselisih dengan bapak karena bapak tak sempat mengantarkanku kuliah pagi ini. Pikirku terus melayang. Rasanya kepala ini begitu berat. Banyak pikiran aneh yang kini memenuhi ruang memoriku.

Rasanya begitu sakit dan sesak. Kepala ini dipenuhi begitu banyak cerita dan masalah akhir-akhir ini. Aku sangat berharap bahwa lantunan ayat suci al-quran yang kuputar melalui HPku bisa mengurangi sakitnya kepala ini. Lampu kamar pun aku gelapkan dan aku mulai beranjak ke dunia mimpi.[]

BERSAMBUNG

Tags: Anakayahbapak
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Bolehkah Suami Tidur Bersama Istri di Siang Hari saat Puasa Ramadhan?

Next Post

Bapak, Maafkan Aku (2-Habis)

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Terkait Posts

Sultan Abdul Hamid II

Sapu Cinta dari Sultan Abdul Hamid II

7 Juli 2025
Imam Syafi'i, Ulama, Madzhab, Istighfar

Istighfar dan Para Ulama Salaf

5 Juli 2025
Rezeki, Jalan Rezeki, pencuri, Uang Haram, Sedekah

Kunci Menjadi Kaya: Sedekah dan Keberkahan harta

4 Juli 2025
Pahala, Sunnah Keluar Rumah

Sunnah Keluar Rumah, oleh: Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.

21 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Interview, Hadis tentang Dosa Berbohong, Teman

6 Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh

Oleh Dini Koswarini
12 Juli 2025
0

uang, istri, suami, dompet, bank emok

Fenomena Bank Emok dan Dampaknya bagi Masyarakat

Oleh Yudi
12 Juli 2025
0

kecanduan hp, hp, ponsel, anak, otak, suami, istri

Untuk Suami yang Suka Bikin Konten Pamer Kecantikan Istrinya

Oleh Yudi
12 Juli 2025
0

Khauf dan Roja, Manfaat Shalawat bagi Hati, syukur, tawakal, Qadha, Keutamaan Doa di Akhir Sepertiga Malam, Langkah Taubat, Orang yang Dicintai Allah, Cara Menyelidiki Keimanan, Adab Berdoa, Basmallah, Doa

5 Kebaikan bagi Orang yang Berdoa

Oleh Haura Nurbani
12 Juli 2025
0

qarun, harta

Saat Kita Diuji dengan Banyaknya Harta

Oleh Saad Saefullah
11 Juli 2025
0

Terpopuler

5 Negara dengan Rata-Rata IQ Terendah Menurut Penelitian

Oleh Yudi
11 Juli 2025
0
otak, brain rot, cerdas, IQ

Meskipun IQ bukanlah satu-satunya ukuran kualitas manusia, banyak penelitian yang mencoba memetakan rata-rata IQ di setiap negara.

Lihat LebihDetails

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Oleh Haura Nurbani
11 Juli 2025
0
Leasing, Bisnis

Di era modern yang penuh dengan persaingan ketat dan praktik bisnis yang seringkali jauh dari etika, prinsip-prinsip bisnis Rasulullah menjadi...

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

5 Hal yang Harus Selalu Kamu Jadikan Rahasia dalam Hidup

Oleh Saad Saefullah
10 Juli 2025
0
Ngabuburit, Prinsip Kebahagiaan, Muslim yang Bersyukur, Ikhlas, Target, Rahasia

Para ulama salaf juga banyak menasihati agar kita lebih banyak menyimpan sesuatu untuk diri sendiri, sebagai rahasia cukup Allah saja...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.