• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 26 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Begini Cara Menaklukkan Hati Mertua

Oleh Laras Setiani
5 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
ilustrasi.foto: salamadian

ilustrasi.foto: salamadian

0
BAGIKAN

KONFLIK menantu vs mertua menjadi salah satu dinamika yang kerap terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Studi yang dilakukan oleh Ayu Kinanti & Fabiola Hendrati dari Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang (2013) menunjukkan, 60% menantu perempuan mengalami ketegangan hubungan dengan ibu mertua akibat kurangnya komunikasi.

Sementara itu sebuah studi untuk masyarakat Inggris menunjukkan, 40 % menantu perempuan mengalami konflik dengan ibu mertua. Konflik tersebut banyak bermula dari kecemburuan kedua belah pihak. Harapan mertua terhadap menantu yang tidak menjadi kenyataan juga potensial menjadi sumber konflik.

BACA JUGA: Tips Menghadapi Mertua

Oleh karena itu, harus ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara menantu dan mertua. Salah satu cara membahagiakan hari mertua adalah dengan mengerti bahasa cintanya. Dikutip dari postingan pak Cahyadi Takariawan dalam Blognya, beliau membagikan tentang bagaimana pak Cahyadi dan istrinya itu berusaha untuk menaklukkan hati ibu pak cahyadi, alias ibu mertua istrinya, menggunakan bahasa cinta sang ibu mertua.

ArtikelTerkait

Di Balik Pembunuhan Raja Faisal Saudi: Tragedi yang Menggemparkan Dunia Islam

10 Perilaku Aneh di Akhir Zaman yang Sudah Disebutkan Nabi Muhammad

7 Keunggulan Kekuatan Militer Indonesia: Raksasa Asia Tenggara yang Siap Bangkit

Lebih dari Sekadar Wewangian, Ini 8 Manfaat Memakai Parfum

mari simak kisah pak Cahyadi berikut ini,

Intinya, sebagai anak kandung, saya sangat mengerti sifat dan karakter ibu saya. Nah inilah yang harus saya sampaikan kepada istri, agar ia mengerti bagaimana berinteraksi dengan ibu saya. Ini penting, agar terbangun hubungan yang harmonis antara ibu saya dengan istri saya. Kalau sampai hubungan mereka tidak harmonis, saya akan dibuat pusing oleh mereka berdua. Keluarga saya menjadi tidak nyaman jika istri saya tidak aku dengan ibu saya.

Saya harus membantu istri saya untuk memahami ibu saya, di saat yang sama saya harus membantu ibu saya mengerti istri saya. Posisi ini harus dipahami dengan baik oleh para suami. Ingat, konflik yang paling banyak terjadi dalam kaitan menantu vs mertua adalah antara menantu perempuan dengan ibu mertuanya.

Di antara yang saya pahami dari sifat ibu kandung saya adalah sebagai berikut. Pertama, beliau terbiasa berbicara secara vulgar kepada orang lain. Apa yang beliau suka, atau yang beliau tidak suka, akan diungkapkan apa adanya, tanpa basa basi. Kedua, beliau sangat menghargai orang yang rajin bekerja, dan tidak suka melihat orang menganggur.

Ketiga, bahasa cinta beliau adalah pelayanan atau act of service. Beliau sendiri sangat senang melayani ayah kandung saya. Luar biasa cara ibu saya dalam melayani ayah saya. Ini kami lihat secara nyata. Keempat, walau suka bicara vulgar apa adanya, namun intonasi suara beliau tidak tinggi. Maka beliau tidak suka orang yang berbicata dengan intonasi tinggi (bahasa Jawanya : bengok-bengok)

Nah, hal-hal ini saya sampaikan secara baik-baik kepada istri saya, agar ia mengerti bagaimana cara berinteraksi yang menyenangkan ibu saya. Alhamdulillah istri saya bisa mengerti dan berusaha untuk menyesuaikan diri.

Di awal-awal kami hidup berumah tangga, saat saya mengajak istri silaturahim ke rumah orangtua saya, berbagai hal sudah saya sampaikan untuk ia lakukan. Kami tinggal di lereng gunung Merapi, Yogyakarta, sedangkan orangtua saya tinggal di lereng gunung Lawu, Karanganyar. Perjalanan sekitar empat jam dengan naik bus umum kami tempuh, sambil ‘mengkondisikan’ istri saya sebelum ketemu orangtua saya.

Saya bilang begini kepada istri saya.

”Pertama, kamu jangan tersinggung jika ibu saya biasa berkomentar vulgar. Misalnya kita membawa oleh-oleh gudeg khas Jogja saat silaturahim, maka bersiaplah jika ibuku akan berkomentar secara vulgar tentang penilaian beliau terhadap gudeg yang kita bawa”.

Benar saja, setelah sampai di rumah orangtua, gudeg kami sampaikan, dan langsung dicicipi oleh ibu. Secara spontan ibu saya berkomentar, ”Gak enak. Gudeg apaan ini?” saya sama sekali tidak terkejut oleh pernyataan vulgar ini. Namun istri saya masih kaget, walau sudah saya beri tahu kebiasaan ibu. Coba kalau tidak saya beri tahu terlebih dahulu, mungkin istri saya akan sangat tersinggung oleh penilaian tersebut. Bahkan mungkin dianggap sebagai penghinaan.

”Kedua, kalau kamu berbicara dengan ibuku, gunakan suara yang lembut dan nada rendah. Jangan pernah menggunakan nada tinggi, karena ibuku berdarah Kraton. Kakekku adalah abdi dalem Kraton Solo, wajar jika ibu sangat menjaga tata krama Kraton dalam berbicara”.

Alhamdulillah, istri saya berusaha menyesuaikan diri dengan hal ini. Saya merasa penting untuk menyampaikan hal ini kepada istri saya, mengingat istri saya berdarah Ponorogo yang secara kultur berbeda dengan Kraton Solo. Maka istri saya sangat ingat dengan pesan saya dalam bahasa Jawa, ”Ojo bengok-bengok”. Istri saya selalu bertutur pelan kepada ibu saya.

”Ketiga, ibu saya itu sangat senang dengan pelayanan. Itu bahasa cinta beliau. Maka kalau nanti di rumah ibu, jangan hanya diam menganggur. Lakukan sesuatu, seperti membersihkan dapur, mencuci gelas dan piring kotor, membuatkan teh panas untuk ayah dan ibu, dan lain-lain”.

Nah, di sisi inilah yang membuat ibu saya sangat senang dengan menantu yang satu ini. Ibu saya melihat, setiap kali ke rumah, istri saya selalu aktif ‘bekerja’ melakukan sesuatu. Ibu tidak senang melihat orang nganggur tidak mau melakukan aktivitas kerumahtanggaan. Maka begitu melihat istri saya adalah menantu yang ‘rajin’, ibu saya langsung jatuh hati.

Faktor inilah yang melelehkan hati ibu. Sangat leleh, oleh sifat ‘rajin’ yang ditunjukkan oleh istri saya. Tak segan istri saya membersihkan dapur yang kotor, gelas piring kotor langsung dicuci, menyapu lantai yang kotor, dan lain sebagainya. Ibu saya sangat senang menyaksikan menantu yang tidak canggung dan tidak sungkan ‘bekerja’ merapikan rumah mertua.

BACA JUGA: Apakah Menantu Wajib Nafkahi Mertua?

Ibu saya tidak terlalu suka dengan hadiah, karena memang bukan itu bahasa cintanya. Maka kalaupun kami datang ke rumah ibu tanpa membawa hadiah, itu tidak menjadi masalah bagi beliau. Oleh karenanya membawa oleh-oleh bagi kami bukan keharusan, hanya kepatutan saja. Dan ketika oleh-oleh tersebut tidak diapresiasi secara positif oleh ibu, maka kami tidak sakit hati.

Demikianlah kisah menaklukkan hati mertua. Alhamdulillah dengan cara itu, istri saya termasuk menantu yang sangat disayangi ibu. Bahkan sering dipuji ibu di hadapan menantu yang lain. Istri saya tidak pernah konflik dengan ibu saya, sampai akhir hayat ibu saya. Oleh karena itu, taklukkan hati mertua dengan menggunakan bahasa cintanya. Jangan malas untuk melakukan tindakan yang menunjukkan bakti serta penghormatan kepada mertua. Sekali lagi sesuai bahasa cinta mertua. []

Tags: menaklukkanmenaklukkan hatimertua
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hubungan Intim, Bukan Hanya Istri yang Wajib Melayani

Next Post

Batalkan Puasa Qadha karena Berhubungan, Bolehkah?

Laras Setiani

Laras Setiani

Terkait Posts

Raja Faisal

Di Balik Pembunuhan Raja Faisal Saudi: Tragedi yang Menggemparkan Dunia Islam

25 Juni 2025
Durasi Jalan Kaki, Pergaulan Bebas, Akhir Zaman

10 Perilaku Aneh di Akhir Zaman yang Sudah Disebutkan Nabi Muhammad

25 Juni 2025
militer

7 Keunggulan Kekuatan Militer Indonesia: Raksasa Asia Tenggara yang Siap Bangkit

25 Juni 2025
parfum

Lebih dari Sekadar Wewangian, Ini 8 Manfaat Memakai Parfum

25 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Buka Puasa, Mie Instan

Apa Akibat Makan Mi Instan Tiap Hari?

Oleh Saad Saefullah
25 Juni 2025
0

sykes-picot

Apa Itu Konspirasi Sykes-Picot: Awal Perpecahan Dunia Islam?

Oleh Saad Saefullah
25 Juni 2025
0

Raja Faisal

Di Balik Pembunuhan Raja Faisal Saudi: Tragedi yang Menggemparkan Dunia Islam

Oleh Saad Saefullah
25 Juni 2025
0

Durasi Jalan Kaki, Pergaulan Bebas, Akhir Zaman

10 Perilaku Aneh di Akhir Zaman yang Sudah Disebutkan Nabi Muhammad

Oleh Dini Koswarini
25 Juni 2025
0

poligami

7 Nasihat untuk Suami yang Ingin Poligami Tapi Tak Mampu Secara Finansial

Oleh Yudi
25 Juni 2025
0

Terpopuler

5 Negara Paling Aman, Jika Terjadi Perang Dunia, Ternyata Ada Indonesia!

Oleh Haura Nurbani
23 Juni 2025
0
Alasan kenapa Hidup di Indonesia Itu Enak Banget

Berikut ini lima  negara yang dianggap paling aman jika terjadi perang dunia — dan ya, Indonesia termasuk di dalamnya!

Lihat LebihDetails

Pemuda Sering Istimta’, Bagaimana Menghentikannya?

Oleh Saad Saefullah
29 Mei 2022
0
Pokok Maksiat, Makna Kata Fitnah, luka

Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri Anda, hendaknya Anda jauhi.

Lihat LebihDetails

Orang yang Mudah Didatangi Rezeki

Oleh Haura Nurbani
24 Juni 2025
0
Penyebab Datangnya Rezeki, Hukum Arisan, Nafkah yang Haram

Hal ini menimbulkan pertanyaan: apa rahasia di balik kemudahan rezeki yang mereka alami.

Lihat LebihDetails

10 Perilaku Aneh di Akhir Zaman yang Sudah Disebutkan Nabi Muhammad

Oleh Dini Koswarini
25 Juni 2025
0
Durasi Jalan Kaki, Pergaulan Bebas, Akhir Zaman

Di antara tanda-tanda akhir zaman yang disampaikan Rasulullah ﷺ adalah munculnya berbagai perilaku aneh dan menyimpang dari fitrah manusia.

Lihat LebihDetails

Inilah Negara yang Pertama Kali Temukan Kopi Sebelum Menyebar ke Seluruh Dunia

Oleh Yudi
24 Juni 2025
0
fakta menarik tentang indonesia, fakta kopi indonesia, kopi

Kemunculan kedai kopi modern seperti Starbucks, Dunkin’, hingga tren third wave coffee menjadikan kopi sebagai gaya hidup global.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.