• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 9 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Jangan Menunda-nunda Pekerjaan karena Ajal Bisa Datang Kapan saja

Oleh Sodikin
6 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: ABC news

Ilustrasi. Foto: ABC news

107
BAGIKAN

WAKTU tak boleh dibuang percuma. Saking berharganya waktu, Allah SWT pun bersumpah dalam Alquran ‘Wal-asri,’ demi masa. Rasulullah SAW juga telah mewanti-wanti umatnya untuk senantiasa menghargai waktu dan jangan menunda-nunda sebuah pekerjaan. Karena manusia dibatasi oleh ajal yang bisa datang kapanpun dan dimanapun, tanpa bisa ditawar lagi.

Dari Ibnu Umar ra dia berkata, “Rasulullah SAW pernah memegang bahuku sambil bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang asing atau pengembara’. Ibnu Umar berkata, ‘Kalau datang waktu sore jangan menanti waktu pagi. Kalau tiba waktu pagi jangan menanti waktu sore. Gunakan sebaik-baiknya sehatmu untuk waktu sakitmu dan masa hidupmu untuk waktu matimu.” (HR. Bukhari)

Imam Nawawi menyebutkan hadits ini dalam rangkaian hadits Arba’in, karena menyimpan makna dan pesan yang sangat penting, utamanya bagi seorang muslim. Pesan Rasulullah SAW kepada Ibnu Umar ra ini bukanlah termasuk nasihat khusus, tetapi merupakan pesan umum yang berlaku bagi siapapun dan seyogyanya kita pahami sebagai arahan dan petunjuk yang akan meningkatkan kualitas dan produktivitas hidup kita.

BACA JUGA: Sesuatu yang Tidak Akan Kembali Meski Anda Memohon adalah Waktu

ArtikelTerkait

Sungai di Zaman Nabi Daud

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

Nasihat-nasihat yang Dalam dari Imam Hasan Al-Bashri

Jika kita perhatikan dengan baik hadits di atas, kita mendapati beberapa poin mendasar sebagai prinsip hidup dan pesan moral bagaimana mestinya seorang muslim memberdayakan diri dan waktunya.

“Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang asing atau pengembara.” Perumpamaan ini sangatlah tepat. Kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir dari perjalanan hidup karena perjalanan hidup yang sesungguhnya baru akan berakhir di terminal akhirat. Perjalanan hidup di dunia penuh dengan lika-liku, tantangan dan rintangan yang besar kecilnya dan berat tidaknya bergantung kepada kesiapan dan kemampuan seseorang menghadapinya.

Sudah selazimnya kita mempersiapkan diri dengan bekal yang dibutuhkan berdasarkan pemahaman yang benar akan tabiat dan karakter perjalanan hidup ini. Harapannya, sebagaimana orang asing yang sedang menempuh perjalanan panjang, bilamana menjumpai persoalan atau mengalami kesulitan maka kita akan mampu mengatasinya dengan baik. Bekal yang paling penting dalam hal ini adalah bekal iman dan taqwa kita kepada Allah yang karenanya kita dapat menghimpun modal amal shalih sebanyak-banyaknya.

Perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi ini juga menganjurkan kita untuk hidup dengan zuhud di dunia ini. Artinya, jangan sampai kita tergantung dan terikat dengan dunia, karena tidak selamanya kita berada di dunia ini. Sebagaimana orang asing, hendaknya kita tidak terlalu disibukkan dengan urusan dunia sehingga lupa akhirat. Dan sebagaimana pengembara yang tidak akan membawa beban berat yang bisa menyusahkan perjalanannya, demikian pula hendaknya kita mengambil yang secukupnya saja dari kenikmatan-kenikmatan dunia sehingga kita tidak akan berat untuk meninggalkan dunia dan isinya ketika Allah menetapkan ajal kita.

BACA JUGA: Ya Rasulullah, Bukankah Kau Melarang Menangisi Kematian Seseorang?

Dengan sabdanya ini, Nabi juga mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu panjang angan-angan. Tentu yang dimaksud adalah angan-angan keduniaan. Kita harus sadar bahwa ajal yang misterius akan memutus panjangnya angan-angan kita. Dalam riwayat Bukhari, Anas ra berkata, ”Nabi membuat garis seraya bersabda, ’Ini manusia, ini angan-angannya, sedangkan ini ajalnya. Ketika dia sedang berada dalam angan-angan, tiba-tiba datanglah kepadanya garisnya yang paling dekat.’ Maksud dari ’garisnya yang paling dekat’ adalah ajal kematiannya.

“Kalau datang waktu sore jangan menanti waktu pagi. Kalau tiba waktu pagi jangan menanti waktu sore. Gunakan sebaik-baiknya waktu sehatmu untuk waktu sakitmu dan masa hidupmu untuk waktu matimu.” Ini adalah ungkapan yang penuh makna dari Ibnu Umar. Sungguh waktu dan usia kehidupan dunia sangatlah pendek. Oleh karena itu Ibnu Umar menasihati kita agar bersegera dalam beramal dan tidak suka menunda-nunda hingga tanpa sadar ajal tiba-tiba menjemput kita.

Kalau ajal sudah menjemput, sementara kita belum sempat beramal kebajikan karena selalu kita tunda-tunda di dunia, maka kita akan menyesal tanpa guna di akhirat. Kita akan merengek-rengek kepada Allah agar kita dikembalikan ke dunia ini lagi sehingga kita bisa beramal. Akan tetapi ketika itu mustahil seseorang akan dikembalikan lagi ke dunia.

Advertisements

Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan setiap detik dalam kehidupan kita di dunia ini dengan amal-amal kebaikan. Kita harus bersemangat untuk beramal yang sebanyak-banyaknya di dunia ini. Sangat tidak tepat jika yang justru dominan dalam diri kita adalah sifat malas, hura-hura, suka kemaksiatan dan hal-hal lain yang tidak produktif serta tidak memberi nilai kemanfaatan apapun untuk masa depan kehidupan kita.

Terlebih lagi di era dimana roda kehidupan berputar sangat cepat, penuh dengan trik dan intrik negatif, godaan kehidupan serta budaya materialisme dan hedonisme yang semakin menggiurkan. Semua itu sangat berpotensi melalaikan seseorang dari tujuan hidupnya yang hakiki.

Rasulullah SAW bersabda, ”Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah jika ia mampu meninggalkan hal-hal yang tidak memberi manfaat kepadanya.” (HR Tirmidzi). Seorang muslim ideal adalah yang sikap hidupnya berorientasi pada nilai produktivitas dan efektivitas. Dia bukan tipe orang yang malas bekerja, suka berhura-hura, suka berfoya-foya, begadang semalaman tanpa tujuan, kongko-kongko di pinggir jalan, bersenang-senang menghabiskan uang, berbuat sesukanya tanpa larangan, dan seterusnya.

Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan dalam hidup ini untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Kesempatan adalah sesuatu yang tidak selamanya ada. Seseorang tidak akan selalu dalam keadaan sehat maupun lapang, gembira dan meraih kesuksesan. Sesekali bahkan seringkali ia harus mengalami kegundahan, kegagalan, kekurangan dan hal-hal lain yang tidak ia harapkan. Itulah gambaran kehidupan dunia.

Selanjutnya tinggal bagaimana sikap kita. Pada saat sehat segeralah melaksanakan hak dan kewajiban. Kita harus beribadah, berkarya dan bekerja sebaik mungkin, berpikir dan berbuat untuk kebaikan diri dan orang lain. Kita juga harus menjaga kesehatan kita dengan mengkonsumsi makanan yang baik, berolahraga dan cara-cara lain yang makruf. Ini kita lakukan agar Allah memberikan kesehatan yang langgeng kepada kita sehingga kita bisa beramal lebih banyak.

BACA JUGA: Buang-buang Waktu hanya akan Menambah Beban

Ungkapan Ibnu Umar di atas juga mengingatkan kita untuk tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan. Jika suatu pekerjaan bisa dilakukan pada waktu sore, janganlah kita menundanya hingga esok pagi. Jika suatu pekerjaan bisa dilakukan pada pagi hari, jangan pula kita menundanya hingga sore hari.

Setiap waktu memiliki tuntutan dan haknya masing-masing. Jika kita menunda suatu pekerjaan hingga nanti, maka kita akan mendapati pada waktu nanti itu pekerjaan akan bertumpuk: pekerjaan saat itu dan pekerjaan yang tadinya kita tunda. Jika demikian, apakah kita masih mau menunda sebuah pekerjaan? []

SUMBER: IKADI.OR.ID

Tags: Jammenunda-nundawaktu
Share107SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ketika Kubur Berkata pada Jenazah

Next Post

Muslim yang Lebih Utama di Sisi Allah

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Nabi Musa, Nabi Daud

Sungai di Zaman Nabi Daud

27 Mei 2025
Hal yang Bisa Jadi Kita Sedekahkan, Keutamaan Sedekah

Wahai Jiwa, Mengapa Engkau Enggan Sedekah?

20 Mei 2025
Utang Piutang, Pekerjaan yang Dilaknat dalam Islam, Adab Utang Piutang dalam Islam, Keutamaan Memberi Utang, Kesalahan saat Bersedekah

Ciri Orang yang Tidak Pernah Mau Bersedekah, Hah Ternyata …

16 Mei 2025
Keutamaan Berjima di Malam Jumat, Tempat Duduk Penghuni Surga, Nasihat, Nabi Luth, Posisi Duduk yang Dimurkai, Manusia, Hasan Al-Bashri

Nasihat-nasihat yang Dalam dari Imam Hasan Al-Bashri

15 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Hukum Melafadzkan Niat, Syaban, Hukum Baca Doa Iftitah dalam Shalat, Tata Cara Shalat Hajat

Kenapa Aku Harus Terus Memperbaiki Shalatku?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Ciri Motor yang Harus Segera Diservis, Motor

Si Raja Jalanan dan HP Sakti Mandraguna, Kenapa Sih Maen HP Waktu Berkendara?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Penyebab Suami Loyo di Tempat Tidur, Jima, nusyuz

Kenapa Suami Sukanya Minta Jima Terus sama Istri?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Suami Egois, Ciri-ciri Istri yang Suka Bingung Sendiri

Suami Suka Bentak Istri, Apa Akibatnya?

Oleh Yudi
8 Juni 2025
0

Gejala Diabetes, Durasi Tidur, Akibat Menahan BAB

Apa Akibat Menahan BAB?

Oleh Haura Nurbani
8 Juni 2025
0

Terpopuler

Wajah Baru PKS: Muda, Syar’i, dan Siap Menang di 2029 (?)

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
PKS

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mengumumkan kepengurusan baru. Di pusat dan sepertinya segera diikuti oleh tingkat provinsi dan kabupaten.

Lihat LebihDetails

Jangan Datangi Istri Sepulang Safar, Kenapa?

Oleh Yudi
5 Maret 2020
0
Foto: khairilz.net

Jika salah seorang dari kalian lama bepergian, janganlah ia mendatangi istrinya di malam hari

Lihat LebihDetails

10 Kebiasaan Aneh di Arab Saudi

Oleh Saad Saefullah
7 Juni 2025
0
Keunggulan Pendidikan di Arab Saudi!, Arab Saudi

Penting diingat, "kebiasaan aneh" di Arab Saudi ini bersifat relatif—bisa jadi unik, menarik, atau berbeda saja.

Lihat LebihDetails

Al-Qur’an Buktikan Alam Semesta Terus Mengembang

Oleh Sodikin
7 September 2018
0
galaksi kanibal

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan...

Lihat LebihDetails

Tips Ga Bayar Utang: Rahasia Sukses Para Ahli Kabur Amanah

Oleh Dini Koswarini
6 Juni 2025
0
Cara Mengelola Keuangan, Utang

Utang itu kan hanya angka—dan angka bisa dilupakan?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.