• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 1 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Motivasi

Untuk Apa Jadi Seorang Dokter?

Oleh Adam
7 tahun lalu
in Motivasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Google Image

Foto: Google Image

1
BAGIKAN

Oleh: Alwi Alatas

TIDAK semua orang yang berbakat memiliki cita-cita tinggi, sehingga bakatnya itu dapat memberinya manfaat yang besar. Tak semua yang bercita-cita tinggi memiliki bakat yang ideal untuk mencapai keinginannya. Tapi kalau cita-citanya cukup kuat, ia tentu dapat juga mencapai cita-citanya itu. Kalau bakat yang besar bertemu dengan cita-cita yang tinggi, maka hasilnya tentu akan menakjubkan, seperti yang dapat kita lihat pada seorang perempuan Muslimah bernama Iqbal al-Assaad.

Iqbal adalah seorang gadis Lebanon keturunan Palestina yang berjilbab rapi. Umurnya baru dua puluh tahun, tapi ia sudah menjadi seorang dokter medis. Ia adalah lulusan termuda di Weill Cornell Medical College, sebuah sekolah kedokteran bergengsi di Qatar. Sebenarnya, ia termasuk pelajar paling muda di dunia yang pernah lulus dari sekolah kedokteran.

Bakatnya memang telah terlihat sejak masih kecil. Saat masih kanak-kanak, ia mulai belajar Aljabar dengan memperhatikan saudara-saudaranya yang lebih tua belajar. Ia adalah anak paling kecil dari empat bersaudara di keluarga yang sangat menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pada umur dua setengah tahun ia belajar sendiri menghitung satu hingga sepuluh dalam bahasa Arab dan Inggris. Pada umur lima tahun ia sudah masuk sekolah bersama dengan anak-anak yang umurnya dua tahun lebih tua darinya. Pada usia sedini ini, yang menjadi hobinya dalam mengisi waktu luang adalah membaca buku dan memecahkan persoalan Matematika.

ArtikelTerkait

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

10 Pilih Mana Dulu?

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

Pada umur sembilan tahun, ia lulus ujian kenaikan tingkat kelas sembilan (di Indonesia mungkin setara dengan kelas tiga SMP) yang biasanya diikuti oleh anak berumur empat belas tahun. Ia melompati tingkatan demi tingkatan kelas di sekolahnya seolah hal itu semudah melompat pada permainan yang biasa dilakukan oleh anak-anak.

Keluarga Iqbal memang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Mereka semua menuntut ilmu hingga ke perguruan tinggi dan dalam usia yang relatif muda. Tetapi di antara semuanya, Iqbal memang memiliki bakat yang paling menonjol. Karena itu ayahnya mempersiapkan pendidikan anaknya yang satu ini dengan sebaik mungkin.

Selain keluarganya, Iqbal juga mendapat dukungan dari kementerian pendidikan Lebanon yang mengetahui bakat dan potensinya. Iqbal dapat mengikuti ujian kelulusan di kelas sembilan atas rekomendasi dari lembaga ini. Saat mengetahui anak yang berbakat ini ingin menjadi dokter, kementerian pendidikan Lebanon meminta bantuan kepada Sheikha Mozah, first lady Qatar, yang kemudian memberi Iqbal full scholarship di Weill Cornell Medical College serta membantu Iqbal dan ibunya pindah ke Qatar. Umur Iqbal ketika itu baru dua belas tahun.

Walaupun masih sangat muda, Iqbal tidak merasa canggung berada di lingkungan mahasiswa yang kebanyakan usianya sepuluh tahun lebih tua dari dirinya. “Saya tidak merasa saya lebih muda dari para pelajar lainnya. Sejak berumur lima tahun saya sudah biasa (belajar) bersama para pelajar yang umurnya lebih tua dari saya,” katanya. Teman-teman kuliahnya juga tidak memperlakukannya berbeda. Iqbal bukan hanya cerdas, ia juga matang dan dewasa. Hal ini diakui oleh salah satu profesor yang mengajarnya di kampus itu. “Hanya dengan mengamati ia berinteraksi dengan para pelajar yang lain, kamu tidak akan mengetahui bahwa ia berusia lebih muda,” kata Prof. Marco Ameduri. “Sebenarnya,saya melihatnya sebagai seorang pemimpin pelajar, menghimpun para pelajar bersama-sama, membentuk kelompok studi, dan hal-hal semacamnya,” katanya lagi.

“Sungguh sangat mengesankan memilikinya di dalam kelas. Seorang pelajar yang begitu muda dan pada saat yang sama begitu matang dan mampu mengatasi kurikulum yang sangat menantang,” lanjut Prof Ameduri. Dan kini ia telah menyelesaikan kuliah kedokterannya dalam usia yang sangat belia.

Banyak orang yang memiliki cita-cita yang tinggi, tapi kadang cita-cita itu bersifat egois, hanya untuk kepentingan diri sendiri saja. Mengapa ingin jadi dokter? Karena dokter adalah profesi yang sangat menjanjikan. Kehidupan seorang dokter dapat dikatakan sangat terjamin. Dengan kata lain, itu adalah profesi yang cepat mendatangkan uang. Tapi tentu tidak semua calon dokter berpikiran seperti ini. Tidak semua orang bersifat egois dalam mengejar cita-citanya. Dan Iqbal termasuk yang seperti ini.

Apa yang mendorong Iqbal untuk menjadi seorang dokter? Motivasi awalnya adalah karena rasa prihatin yang dirasakannya terhadap orang-orang Palestina yang berada di pengungsian. Dalam wawancara dengan Nature Middle East, Iqbal bercerita, “Saya memutuskan untuk menjadi dokter ketika saya berusia dua belas tahun. Tumbuh sebagai seorang Palestina dan tinggal di Lebanon, saya menyaksikan banyak penderitaan di tengah masyarakat saya, karena orang-orang Palestina di Lebanon tidak memiliki asuransi kesehatan. Saya dan keluarga mengunjungi kemah-kemah (pengungsian) dan melihat betapa buruknya kondisi di sana. Saya menyaksikan banyak orang tua yang melihat anak-anak mereka menderita, tetapi mereka tidak mampu menolong karena mereka tidak memiliki uang untuk itu. Kunjungan ke kemah-kemah pengungsian ini membuat saya merasa bahwa sudah menjadi tanggung jawab saya untuk belajar kedokteran dan berusaha menolong orang-orang ini. Kebanyakan mereka bahkan tidak mampu mengupayakan pengobatan yang mereka perlukan.”

Muda, berbakat, serta bercita-cita tinggi dan mulia, Iqbal al-Assaad menunjukkan kepada kita apa yang perlu dimiliki dan diusahakan oleh seorang Muslim. Mudah-mudahan ia dapat mewujudkan keinginannya yang mulia itu serta menebar kebaikan pada ummat.

Kebanyakan kita tidak memiliki bakat seperti yang dimiliki Iqbal. Bahkan kebanyakan kita mungkin merasa bahwa dirinya tidak memiliki bakat tertentu. Jangan terlalu pesimis dalam hidup ini. Jangan mengeluh atas keadaan. Bakat bukanlah segala-galanya. Kalau cita-cita kita cukup besar dan mulia, dan jika Allah berkehendak, insya Allah kita akan sampai pada apa yang dicita-citakan. Mungkin tidak secepat Iqbal al-Assaad, tapi belum tentu lebih sedikit kontribusinya bagi orang banyak.

Jadi jangan mengeluh. Syukuri apa yang ada dan gunakan dengan sebaik mungkin. Bersabarlah dalam mengejar cita-cita yang baik. Dan serahkan selebihnya pada Allah. []

Tags: dokter palestinaiqbal as'ad
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

PM Polandia: Yahudi Juga Merupakan Pelaku Kejahatan dalam Perang Dunia II

Next Post

Bagaimana Al-Quran Menyentuh Hatimu?

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Arti mimpi gigi copot, sendi manusia, Kesalahan Sebelum Menikah, keutamaan bersabar, , Doa Ketika Dipuji Orang Lain, Ciri Orang yang Ikhlas, Jenis Kesabaran, kuisioner

Kuisioner: Seberapa Bugar Tubuh Anda

26 Juni 2025
Ilmu, Ilahi Rabbi, sabar, manusia hebat, tingkatan sabar, Hal yang Harus Dihindari saat Hadapi Masalah, Kelelahan yang Disukai oleh Allah SWT, Cinta yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim, Cara Atasi Nafsu Syahwat, Niat, ujian hidup, Amalan yang Tak Terputus, Letak Kebahagiaan, Sabar, Cara Sehat ala Rasulullah, musibah, Orang Baik,Renungan Akhir Tahun, Obat Penyakit Hati, Cara Kendalikan Nafsu Syahwat, Sabar, pertanyaan dengan jawaban tidak terduga, Pertanyaan,, Pengetahuan Islami, pilih

10 Pilih Mana Dulu?

16 Juni 2025
Sunnah, Marah, Pagi Hari

10 Hal yang Sebaiknya Kamu Lakukan di Pagi Hari

12 Juni 2025
Perilaku Aneh, Overthinking

KUIS: Apakah Saya Orang Overthinking?

29 Mei 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

QRIS

Bagaimana Cara Kerja Pembayaran QRIS dan Bagaimana Sejarahnya?

Oleh Dini Koswarini
30 Juni 2025
0

Donasi Media Islam

Bantu Donasi Islampos untuk Terus Berkarya dan Berdakwah!

Oleh Saad Saefullah
30 Juni 2025
0

Alhamdulillah, selama Juni 2025, Donasi Masuk Rp 4.797.500, Sudah Disalurkan dan Islampos Tetap Berkarya! 1

Alhamdulillah, selama Juni 2025, Donasi Masuk Rp 4.797.500, Sudah Disalurkan dan Islampos Tetap Berkarya!

Oleh Dini Koswarini
30 Juni 2025
0

Foto: AI - Islampos

Suami Jika Mau Poligami, Coba Pikir Dulu di Pikiran dan Hati

Oleh Haura Nurbani
30 Juni 2025
0

Bubur

Kenapa Kalau Sarapan Bubur, Jadi Terasa Cepat Lapar Lagi?

Oleh Haura Nurbani
30 Juni 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Motor yang Harus Sudah Ganti Oli

Oleh Haura Nurbani
28 Juni 2025
0
Motor

Berikut ini adalah ciri-ciri motor yang sudah waktunya ganti oli dan sebaiknya jangan diabaikan.

Lihat LebihDetails

Perlu Tahu Banget, Barang-barang Ini Ga Boleh Disimpan di Kamar Mandi!

Oleh Haura Nurbani
28 Juni 2025
0
Tata Cara Mandi Wajib, Waktu yang Tidak Tepat untuk Mandi, Manfaat Mandi Pagi, Manfaat Mandi Sebelum Subuh, Hukum Kencing sambil Berdiri, Handuk, Ciri Air Pipis yang Tidak Sehat, kamar mandi

Berikut adalah barang-barang yang sebaiknya tidak disimpan di kamar mandi, karena bisa rusak, berbahaya, atau menimbulkan masalah kesehatan:

Lihat LebihDetails

Cara Memberi Tahu Teman Kalau Dia Bau Badan: Jujur Tanpa Menyakiti

Oleh Yudi
27 Juni 2025
0
bau badan , teman,

Menyampaikan kekurangan teman adalah bentuk cinta yang paling tinggi, tapi cara penyampaiannya harus penuh adab.

Lihat LebihDetails

8 Cara Kendalikan Hawa Nafsu bagi Pria yang Belum Sanggup Menikah

Oleh Yudi
26 Juni 2025
0
sifat, manusia, neraka, kesalahan, meludah, kufur, shalat tahajud, putus asa, futur, iman, berdusta, hawa nafsu, stres, amalan, rambut, amalan, berputus asa, bermaksiat, nafsu, hawa nafsu

Semakin banyak aktivitas yang bermanfaat, semakin sedikit ruang untuk bisikan hawa nafsu.

Lihat LebihDetails

Suami Nolak Terus Diajak Jima, Istri Harus Bagaimana?

Oleh Saad Saefullah
28 Juni 2025
0
Jima

Seorang suami terus-menerus menolak ajakan jima' dari istrinya tanpa alasan yang syar’i atau uzur yang dibenarkan.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.