• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 9 Juni 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Islampos

Dua Kali Berjumpa

by Amang Dede
6 tahun ago
in Sejarah
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Foto: NuuN.id

Foto: NuuN.id

 

Oleh: Rizki Lesus
Wartawan dan pegiat Jejak Islam Bangsa

INI adalah kisah persahabatan abadi antara dua orang berwibawa. Persahabatan, atas perjuangan Islam. Dua sahabat yang saling mencintai karena Islam, entah, mungkin saat muda dulu. Ketika namanya menghiasi media massa. Seorang wartawan’ Pembela Islam’ yang menerima tulisan dari seorang wartawan ‘Kemaoean Zaman’. Dua orang wartawan, yang berpisah jalan, namun bertemu kembali.

Pertemuan yang membawanya ke Gedung Konstituante (kini Gedung Merdeka) Bandung tahun 1957. Saat itu, mereka berdua adalah anggota konstituante, yang bertugas merumuskan Undang-Undang Dasar RI (pasca UUDS 1950 dan UU RIS 1949). Saat itu, Hamka dan Natsir berada dalam fraksi Partai Masyumi.

ArtikelTerkait

Bukti Nabi Musa Membelah Lautan

3 Dinasti Muslim yang Pernah Berkuasa di Sisilia

Rangkaian Kehebatan Abdul Hamid II

3 Jejak Air Mancur dalam Peradaban Islam

Izinkan Natsir berkisah. Berkisah tentang sahabat sejatinya.

Izinkan Natsir bertanya, siapa yang tak mengenal Hamka?

Izinkan saya betanya, sisi mana lagi yang tidak diketahui tentang Hamka? Semua orang sudah tahu sosok ulama dan pujangga ini. Barang kali ada satu kisah lagi..

Di ruang-ruang sidang konstituante Republik Indonesia, di tahun lima puluhan, di Bandung – bila datang saatnya bisa mencetus sajak Hamka yang mengharukan, di samping menjadikan lawan dan kawan menggertak gigi.

Tapi, di yang itu juga bila datang pula saatnya – tidak pula segan-segan ia menamakan kucing dengan: “kucing!”
Singkap daun, tampak buah. Dengan lantang, tanpa tedeng aling-aling.

Saya masih ingat. Di bidang ini kami, Hamka dan saya “pernah bejumpa.” Dua kali.

Baiklah, saya ceritakan sedikit sebagai kenang-kenangan kami……
Pada tanggal 13 November 1957, dalam sidang konstituante yang sedang penuh sesak, mencetus sebuah sajak Hamka, dikorehkannya dengan pensil di atas secarik kertas yang langsung disisipkannya ke dalam saku baju saya, pada saat saya turun dari mimbar.

Ditulisnya sewaktu saya sedang mengemukakan konsep fraksi kami, fraksi masyumi, tentang “Dasar-dasar Hidup Bernegara” di hadapan fraksi-fraksi lain: Nasionalis, Islam, Komunis, Sosialis, Katholik, Protestan, dan anggota-anggota yang tidak berfraksi. Dapat dimengerti, bahwa dalam suasana di mana masing-masing aliran saling memperkenalkan ideologi mereka, silih berganti secara terus terang, suhu politik mulai meningkat. Apalagi sesudah beberapa waktu sebelum nya, Presiden Soekarno mengancam dalam pembukaan konstituante, “bahwa siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan arus Revolusi, ia akan dilanda oleh Revolusi…!”

Sajak Hamka itu berbunyi:

“Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang dihadapan matamu
Namun yang benar kau sebut benar juga

Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada Musa

Jibril berdiri di sebelah kananmu
Mikail berdiri di sebelah kiri
Lindungilah Ilahi memberi tenaga
Suka dan duka kita hadapi
Suaramu, Hai Natsir, suara kaum-mu

Ke mana lagi Natsir, ke mana kita lagi
Ini berjuta kawan sefaham
Hidup dan mati bersama-sama
Untuk menuntut ridha Ilahi
Dan aku pun masukkan!
Dalam daftarmu…”

Sajak yang sungguh menggugah. Secarik kertas, dari sang pujangga. Kira-kira setahun setengah sesudah itu, bertambah jelaslah Presiden Soekarno hendak membawa Negara kita ini.
Apa yang dinamakan “Demokrasi Terpimpin” sudah berjalan. Front Nasional telah berdiri sebagai pelaksanaannya.

Kekuasaan eksekutif, legislatif, dan judikatif berada dalam satu tangan di tanan presiden Soekarno yang menampilkan diri sebagai Pemimpin Besar Revolusi yang tidak bisa diganggu gugat.
Teranglah di waktu itu, apa sebenarnya Presiden Soekarno pada waktu pembukaan konstiutante dulu itu, dengan mengatakan bahwa , “Revolusi akan melindas setiap orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan arusnya.”

Maka, dalam salah satu sidang Kosntiutante bulan Mei 1959 dengan langtang Hamka menegaskan pendapatnya bahwa

Trias Politica sudah kabur di Indonesia
Demokrasi terpimpin adalah totaliterisme
Front Nasionala dalah partai Negara

Pidato Hamka yang tersiar juga di surat kabar dan radio dan sampai juga ke tempat saya, yang waktu itu berada di sataisun radio PRRI di Sumpur Kudus, Sumater Barat.

Suara Hamka demikian itu, kami rasakan sebagai halilintar di siang hari, yang tadinya kami tak duga-duga
Pada malamnya, tanggal 23 Mei, saya coba-coba menjawab Hamka dengan sebuah sajak ang disiarkan oleh radio PRRI, bunyinya sebgai berikut

“DAFTAR”
Saudaraku Hamka
Lama, Suaraya tak kudengar lagi
Lama…
Kadang-kadang,
Di tengah-tengah si pongang mortar dan mitraleur
Dentuman bom meriam sahut –menyahut
Kudengar tingkahan irama sajakmu itu
Yang pernah kau hadiahkan kepadaku
Entahlah, tak kunjung namamu bertemu di dalam “Daftar”

Tiba-tiba,
Di tengah-tengah gemuruh ancaman dan gertakan
Rayuan umbuk dan umbai silih berganti
Melantang menyambar api kalimah-hak dari mlutmu
Yang biasa besenandung itu
Seakan tak terhiraukan olehmu bahaya mengancam

pancangkan!
Pancangkan olehmu wahai Bilal!
Pancangkan Panji-panji Kalimat Tauhid,
Walaukarihal –kafirun!
Berjuta kawan sefaham bersiap masuk
Ke dalam “daftarmu”

Saudaramu, Tempat 23-5-1959

Beberapa waktu itu sesudah Konstituante dibubarkan dan Hamka tidak luput dari ucapannya itu. Dengan segalam macam tuduhan Hamka ditangkap dan dimasukkan karantina.

Jasadnya terkurung, jiwanya tetap bergerak bebas
Dalam karantina regim Soekarno, ditulisnya tafsir Al Quran sampai tamat. Yang sekarang dikenal sebagai “tafsir Al Azhar” itu…

Waktu saya dibebaskan dari tahanan penjara tahun 1967, dan bertemu lagi pertama kali dengan Hamka di Mesjid Agung “Al Azhar”, saya tanyakan sambil bersalaman “Sudah diterima?” Dijawabnya sambil senyum: “Sudah!” –Rupanya, salah seoarng penduduk Jakarta yang memonitor radio PRRI telah menyampaikan “jawaban” saya itu kepada Hamka, juga di atas secarik kertas

***
Dua kali berjumpa….Kini, mereka tak lagi berjumpa, menanti, seperti halnya kita. Menanti. Menanti perjumpaan kekal kelak. Masukkan kami dalam “daftar “ itu Ya Rabb. Menanti perjumpaan dengann –MU…

Tags: hamkanatsir
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jagalah Shalatmu, Karena Inilah Manfaatnya

Next Post

KPK Imbau Setya Novanto Serahkan Diri

Amang Dede

Amang Dede

Lelaki. Tidak Terkenal.

Related Posts

teka teki Fiqih, Lokasi Turunnya Dajjal., Bukti Nabi Musa Membelah Lautan

Bukti Nabi Musa Membelah Lautan

26 November 2022
dinasti muslim di Sisilia

3 Dinasti Muslim yang Pernah Berkuasa di Sisilia

22 September 2022
Sultan Abdul Hamid II

Rangkaian Kehebatan Abdul Hamid II

7 September 2022
air mancur dalam peradaban islam

3 Jejak Air Mancur dalam Peradaban Islam

25 Agustus 2022
Please login to join discussion

Terbaru

Tata Cara Melaksanakan Sa'i

Pemberangkatan Gelombang 1 Berakhir, 89.681 Jemaah dan Petugas Haji Sudah Tiba di Tanah Suci

by Amang Dede
9 Juni 2023
0

Fase pemberangkatan jemaah haji dari Tanah Air ke Tanah Suci fase gelombang pertama hari ini berakhir.

Penyebab Lemahnya Iman, Gaji 100 Juta, Nasihat Imam Al-Ghazali, harta

Saudaraku, Inilah Harta Kita yang Sesungguhnya

by Dini Koswarini
8 Juni 2023
0

Saudaraku, banyak harta kita yang sesungguhnya?

muhasabah, Hukum Bacaan Alquran Dijadikan Nada Dering HP, sombong, Bahaya Pujian

Bahaya Pujian

by Dini Koswarini
8 Juni 2023
0

Wapadalah akan bahaya pujian. 

jusuf hamka

Jusuf Hamka Tagih Utang Rp 800 M ke Pemerintah, Ini Penjelasan Kemenkeu

by Yudi
8 Juni 2023
0

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka, yang menagih ke pemerintah sebesar Rp 800 miliar.

Terpopuler

No Content Available
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.