• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Senin, 1 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Wahai Saudaraku, Lekaslah Engkau Makan

Redaktur Rika
4 tahun ago
in Sirah
Reading Time: 3min read
0
Wahai Saudaraku, Lekaslah Engkau Makan

Foto: DuniaTimteng

MALAM itu, khalifah Umar bin Khathab keluar dari rumahnya. Dia berjalan menyusuri ping¬giran kota Madinah. Begitulah kebiasaan pemim¬pin kaum muslimin itu. Setiap malam, dia selalu menyempatkan diri berkeliling dari satu kampung ke kampung yang lain untuk memastikan bahwa seluruh rakyatnya dalam keadaan tercukupi segala kebutuhannya.

Umar bin Khathab berjalan dan terus berjalan. Langit yang cerah sebagai atapnya. Di sana, kelap- kelip bintang seolah menjadi saksi atas apa-apa yang dilakukan khalifah kedua itu. Ternyata, langkah sang khalifah semakin jauh meninggalkan rumahnya, hingga tiba di sebuah gurun yang sangat sepi sekali. Di sana, dia melihat sebuah tenda yang masih ada tanda-tanda kehidupan. Ke sanalah khalifah Umar melangkah.

Setelah kian dekat, Umar bin Khathab dapat melihat seorang lelaki sedang duduk di luar sebuah tenda. Raut muka lelaki tersebut tampak gelisah. Sementara itu, dari dalam tenda terdengar sebuah erangan. Rupanya istri si lelaki itu akan melahirkan. Umar berpikir, pastilah lelaki Badui itu sangat khawatir terhadap keselamatan istrinya. Apalagi tidak ada orang lain selain hanya mereka berdua.

Maka, Umar pun segera berbalik arah. Dia ber¬jalan cepat supaya lekas sampai di rumah. Sesampai di rumah, dia segera menemui istrinya, ummi Kultsum bin Abi Thalib.

“Ada apa wahai Amirul Mukminin? Kenapa engkau tampak begitu gelisah?”

“Wahai istriku, ada kesempatan mulia dari Allah untukmu, maukah engkau ikut denganku?”

“Ya!” jawab Ummu Kultsum dengan muka berbinar.

“Ada seorang Badui pendatang yang hidup di ping¬giran kota. Saat ini, istrinya akan melahirkan, tetapi tidak ada orang lain yang menolongnya,” kata Umar.

“Kalau begitu, marilah kita segera ke sana!” potong Ummu Kultsum. Ummul mukminin itu segera mempersiapkan segala sesuatu untuk mem¬bantu persalinan pendatang itu. Sementara itu, Umar
mengambil tepung dan segala perlengkapan untuk memasak. Setelah semua siap, lantas mereka beranjak ke tempat orang Badui itu. Dengan sedikit tergesa, mereka pergi menuju tenda pendatang tadi. Tak lama berselang, mereka pun telah sampai.

Sesampainya di tenda milik Badui tadi, Ummul mukminin segera minta izin masuk untuk mem¬bantu persalinan. Sementara itu, Umar langsung mempersiapkan tempat memasak. Dia membuat adonan kemudian mengukusnya. Semua itu dila¬kukannya seorang diri dengan cekatan.

Laki-laki Badui yang semula kebingungan itu menjadi tenang. Diam-diam, dia memperhatikan kedua tamunya yang misterius itu. Dalam hati, dia sangat bersyukur. Di tengah padang pasir yang gersang itu masih ada yang peduli dengannya. Dia pun berpikir kalau orang itu lebih pantas menjadi khalifah daripada Umar. Dia tidak tahu kalau dia adalah Umar bin Khathab, khalifah yang sangat perhatian kepada seluruh rakyatnya.

Tak berapa lama dari dalam tenda terdengar suara lengkingan tangis bayi. Rupanya istri si Badui itu telah melahirkan. Laki-laki Badui yang sejak tadi berdiri gelisah di depan tenda, pun menjadi lega. Raut mukanya terlihat bahagia.

“Wahai Amirul mukminin, katakan kepada sahabatmu itu kalau istrinya telah melahirkan seorang bayi laki-laki dengan selamat.” Tiba-tiba dari dalam tenda, terdengar Ummul mukminin berteriak. Spontan saja dia menyebut Umar dengan panggilan ‘Amirul mukminin’. Dia tidak sadar kalau tadi telah bersepakat akan menyembunyikan identitas mereka supaya si Badui merasa nyaman.

Mendengar sebutan itu, si Badui tampak terkejut. Dia mundur beberapa langkah. Dia sungguh tidak menyangka kalau laki-laki tamunya itu ternyata Amirul Mukminin, sang khalifah. Rasa bangga, malu, sekaligus takut, bercampur menjadi satu. Se¬mentara itu, Umar yang melihat perubahan pada si laki-laki Badui itu segera menenangkannya.

Loading...

“Tenanglah wahai saudaraku. Aku itu tak lebih hanya sebagai saudaramu!” kata Umar lembut. Dia terus memasak roti itu sampai matang. Setelah dira¬sanya matang, dia memberikannya kepada Ummu Kultsum supaya istri si Badui itu makan.

“Sekarang lekaslah engkau makan, wahai saudaraku! Aku yakin, pastilah engkau juga lapar” tawar Umar.

Sejenak, laki-laki Badui itu terlihat ragu. Tapi perutnya tidak mau diajak kompromi. Akhirnya, dia pun memberanikan diri untuk makan roti yang telah dimasakkan oleh khalifahnya. []

Tags: amirul mukmininbaduimakanmelahirkanmenolong
Rika

Rika

Related Posts

Kecerdasan Aisyah

Sifat Perempuan Paling Utama Menurut Aisyah binti Abu Bakar

1 Maret 2021
Para Sahabat Sering Menolak ketika Ditunjuk Menjadi Pemimpin

Para Sahabat Sering Menolak ketika Ditunjuk Menjadi Pemimpin

28 Februari 2021
Wahai Rasulullah, Aku Tidak Sakit dan Aku Tidak Merasakan Sakit …

Jika Kauingin Aku Timpakan 2 Gunung pada Mereka, Niscaya Aku Lakukan

27 Februari 2021
Khalifah Ustman, Menyebarkan Islam hingga ke Afrika Utara

Ketika Umaimah binti Raqiqah Ulurkan Tangan kepada Rasulullah untuk Berbaiat

27 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Indonesia dan DK PBB Kecam Israel soal Peraturan Bangunan Ilegal di Palestina

Indonesia dan DK PBB Kecam Israel soal Peraturan Bangunan Ilegal di Palestina

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Terpilih sebagai Muslim Pertama yang Pimpin Parpol di Skotlandia, Anas Sarwar Cetak Sejarah
Dunia

Terpilih sebagai Muslim Pertama yang Pimpin Parpol di Skotlandia, Anas Sarwar Cetak Sejarah

Redaktur Eneng Susanti
14 menit ago
Musykilah Niat
Kolom

Doa Duduk di Antara Dua Sujud

Redaktur Yudi
44 menit ago
Ayah, Jangan Segan untuk Mencium Anak-anakmu
Parenting

Ayah Bunda, Ini 4 Cara Mendidik Anak Over Aktif

Redaktur Sodikin
2 jam ago
Tahukah Rasulullah akan Dosaku?
Kisah Nabi

Allah Menahan Malaikat Maut

Redaktur Ari Cahya Pujianto
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add