• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 17 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Seperti Umar

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: sandoghmed.ir

Ilustrasi. Foto: sandoghmed.ir

1
BAGIKAN

Oleh: Azzam Mujahid Izzulhaq

SUATU hari, usai mengurus pemakaman jenazah Sulaiman bin Abdul Malik, sang khalifah Umar bin Abdul Aziz pulang ke rumah untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba Abdul Malik bin Umar, putra sang khalifah, menghampirinya.

Ia bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah gerangan yang mendorong engkau membaringkan diri di siang hari seperti ini?” Umar bin Abdul Aziz tersentak campur kaget tatkala sang putra memanggilnya dengan sebutan Amirul Mukminin, bukan ayah, sebagaimana biasanya.

Ini isyarat, bahwa putranya tengah berbicara bukan sebagai anaknya, melainkan sebagai rakyatnya yang meminta pertanggungjawaban ayahnya sebagai pemimpin negara, bukan sebagai kepala keluarga. Umar menjawab pertanyaan putranya, “Aku letih dan butuh istirahat sejenak.”

ArtikelTerkait

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

The End of Medsos

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

“Pantaskah engkau beristirahat, padahal masih banyak rakyat yang teraniaya?” kritik sang rakyat yang ‘kebetulan’ anaknya.

“Wahai anakku, semalam suntuk aku menjaga pamanmu. Nanti usai Zhuhur aku akan mengembalikan hak-hak orang yang teraniaya,” jawab Umar.

“Wahai Amirul Mukminin, siapakah yang dapat menjamin engkau hidup sampai Zhuhur jika Allah menakdirkanmu mati sekarang?” kata Abdul Malik. Mendengar ucapan anaknya itu, Umar bin Abdul Aziz semakin terperangah.

Umar bin Abdul Aziz terperangah bukan marah. Bukan pula jengah. Ia tak kemudian memerintahkan aparat keamanan menangkap sang pengkritik. Ia pun tidak meminta kepada sang pengkritik untuk menyertakan solusinya.

Ia terperangah karena takjub. Ia senang dikritik dan diingatkan oleh rakyatnya. Dengan adanya kritik, ia kembali bersemangat bekerja.

Lalu, ia memerintahkan anaknya untuk mendekat, diciumlah anak itu sembari berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan kepadaku anak yang telah membuatku menegakkan agama.”

Selanjutnya, ia perintahkan juru bicara Khalifah untuk mengumumkan kepada seluruh rakyat, “Barang siapa yang merasa terzhalimi oleh kebijaksanaan Khalifah, hendaknya menyampaikan keberatan dan kritiknya kepada Khalifah.”

Umar bin Abdul Aziz memimpin sebuah negara dan peradaban tidak lama, 29 bulan saja. Namun, keteladanan kepemimpinan pada masa Umar tersebut terpatri abadi dalam prasasti sejarah. Betapa selama periode kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, kehidupan masyarakat makmur dan sejahtera secara merata. Hingga pada masa itu, negara kesulitan membagikan zakat. Bukan karena tidak ada yang membayar zakat. Melainkan karena setiap rakyat sudah tidak menjadi Mustahik (orang yang berhak menerima zakat). Seluruh rakyatnya sudah menjadi Muzakki (pembayar zakat), yang artinya seluruh rakyatnya adalah orang kaya semua.

Dalam menjalankan kepemimpinannya, Umar bin Abdul Aziz tidak pernah luput dari memprioritaskan Allah dalam tiap aktivitasnya. Umar merupakan orang yang paling takut kepada Allah swt. Istrinya, Fathimah binti Abdul Malik pernah berkata sepeninggal beliau: “Demi Allah, sungguh Umar bukanlah orang yang shalat dan puasanya lebih banyak daripada kalian. Tapi demi Allah, aku tak pernah melihat orang yang sangat takut pada Allah melebihi Umar”. Hal ini patut dicontoh oleh pemimpin saat ini.

Prioritasnya adalah Allah dan rakyatnya. Umar merupakan pemimpin yang sangat memperhatikan rakyatnya. Pintu istana dan rumahnya selalu terbuka untuk siapapun rakyatnya yang ingin mengadukan keluhan ataupun meminta bantuan. Istananya terbuka untuk menerima kritik dan masukan. Dan ia selalu menghadapi rakyatnya yang mengkritiknya. Tidak sekali pun Umar ‘berbalik badan’ apalagi ‘kabur ke bandara’.

Umar pun adalah pemimpin yang tegas dan adil dalam menetapkan hukum. Tajam ke atas dan tajam pula ke bawah. Ia tegas kepada siapa pun, koalisi ataupun oposisi. Ia tidak memandang bulu dalam penegakan hukum, meskipun pada pejabat, koalisi dan keluarganya sendiri.

Dengan, sebegitu hebatnya kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, ia tak minta dua periode. Ia tak sekalipun berharap dukungan melanjutkan jabatannya. Bahkan, berdoa untuk itu saja tidak. Sebaliknya, ia malah berdoa kepada Allah agar cepat disudahi masa jabatannya. Semakin lama menjabat, maka beban dan tanggung jawab di akhirat semakin berat.

Wahai yang mengaku dan digadang-gadang seperti Umar, sudahkah engkau berkaca kepada Umar? []

Tags: umar bin abdul aziz
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Wanita, Hanya Satu Kekurangannya

Next Post

Wanita, Atas Dasar Penciptaannya

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Leasing, Bisnis

5 Prinsip Emas Bisnis Rasulullah yang Relevan Sepanjang Zaman

11 Juli 2025
telur

Apa yang Terjadi Jika Makan Telur Tiap Hari?

16 Juni 2025
Threads

The End of Medsos

14 Juni 2025
Syarat Taubat Diterima, Waktu Mustajab untuk Berdoa, Hukum Menggunakan Masker ketika Shalat, Waktu Berdoa yang Mustajab, Hadits tentang sabar, Sedekah Shubuh, ibadah, keutamaan berdoa, Syarat Taubat, Waktu Mustajab untuk Berdoa di Hari Jumat, Hukum Menghadiahkan Al-Fatihah untuk Diri Sendiri, Doa Memohon Ampunan pada Allah SWT, Perkara Iman, Istighfar,Hukum Meminta Doa dari Orang Lain, Nimbus

Apa Itu Nimbus, Varian Baru Covid 19 yang Lagi Merebak?

13 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1 Umar bin abdul aziz

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Inilah 9 Keutamaan Membaca Al-Quran, Muslim Wajib Tahu!

Oleh Remmy Ardian
1 November 2021
0
surat al-waqiah, membaca al-quran

Oleh karena itu, maka kita sebagai Muslim haruslah belajar untuk membaca Al-Quran. Ada keutamaan memabaca Al-Quran yang perlu kita ketahui.

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0
agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

"Jika seseorang bekerja dengan pekerjaan yang membuat bajunya selalu kotor, maka itu bukanlah halangan untuk shalat selama tidak terkena najis."

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.