ANDA pasti tahu merk HP Nokia? Atau Blackberry? Ya, siapa sih yang tidak mengenal dua perusahaan raksasa ponsel dunia asal Finlandia dan Kanada ini. Di masanya, produk-produk Nokia sempat merajai penjualan ponsel di dunia.
Begitupun dengan Blackberry yang sempat buming dengan aplikasi BBM-nya beberapa tahun silam. Namun tahukah Anda kemana mereka sekarang? Bak jejak kaki di pantai yang hilang diterjang ombak, kini mereka menghilang terseret arus perubahan teknologi yang kini begitu kencang.
Awalnya, kapitalisasi pasar Nokia pernah lebih dari 110 miliar euro atau sekitar 149,4 miliar dolar AS. (kompas.com). Namun, pada September 2013 lalu, Nokia menjual asetnya kepada Microsoft hanya dengan harga 7 miliar dolar AS. Begitupun dengan Blackberry yang nilai jualnya semula mencapai 83 miliar dolar AS. Dikabarkan perusahaan tersebut menjual asetnya ke sebuah perusahaan investasi dengan harga “hanya” 5 miliar dolar AS saja.
Lalu, apa kira-kira hikmah dari kegagalan dua perusahaan besar tersebut? Ya, jika perusahaan saja yang tidak mau berubah dapat tertinggal, bagaimana dengan pribadi yang enggan berubah?
Sebagai seorang muslim sudah semestinya kita memahami bahwa kita diciptakan dan hidup tidak lain dalam rangka beribadah kepada Allah. hal ini senada dengan firman Allah dalam surat Adz-Dzariat ayat 56 yang artinya,“Tidak Aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.” Dari sini kita tahu bahwa misi kita di planet ini adalah ibadah kepada Allah. Bukankah kita mengaku diciptakan Allah dan percaya akan kembali kepada Allah?
Maka sudah semestinya kehidupan kita pun diisi dengan ibadah kepada Allah semata.
Karenanya, hijrah adalah suatu keniscayaan dalam hidup kita. Setiap manusia tentu menginginkan diirinya untuk selalu menjadi lebih baik. Meskipun kita tahu, istiqomah itu susah namun terus berada dalam kubangan maksiat juga akan membuat kita lelah.
So, yuk kita hijrah, saatnya berubah menjadi pribadi yang lebih taat kepada Allah swt. []
Redaktur: Pebriandani Putra