PERNAHKAN engkau merasa, betapa ringan tangan ini bersedekah? Betapa mudah lisan ini mengucap dzikir? Hati terasa lapang saat memaafkan, kaki ringan melangkah ke majelis ilmu, dan dada terasa damai dalam ketaatan. Engkau dimudahkan dalam kebaikan.
Ketahuilah, itu bukan semata karena kekuatanmu.
Itu adalah karunia dari Allah.
Ibn al-Qayyim rahimahullah berkata:
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan membukakan baginya pintu-pintu amal shalih, dan menutup darinya pintu-pintu kesia-siaan.”
BACA JUGA: Setia di Jalan Kebaikan
Mudahnya engkau berbuat baik adalah tanda cinta dan pemilihan dari Allah. Sebab tidak semua orang diberi rasa nikmat dalam taat. Banyak yang kuat tubuhnya, luas hartanya, tapi berat dalam melakukan kebaikan sekecil apapun.
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:
“Jika engkau mampu untuk tidak dikenal, maka lakukanlah. Tidak mengapa engkau tidak dikenal, tidak terkenal. Tidak mengapa engkau tidak dipuji oleh manusia, asalkan engkau dimuliakan di sisi Allah.”
Renungkanlah—apakah saat engkau taat, engkau merasa ringan? Bersyukurlah. Itu berarti Allah sedang membimbingmu, memudahkan langkahmu ke surga-Nya.
Namun jangan pernah merasa aman. Karena sebagaimana Allah memberi taufik, Dia juga mampu mencabutnya kapan saja.
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata:
“Sesungguhnya di antara tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah ketika Allah menyibukkannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.”
BACA JUGA: Begini Seharusnya Suami Istri Saling Mengingatkan dalam Kebaikan
Maka jangan bangga ketika engkau berbuat baik. Banggalah pada Dzat yang memampukanmu. Karena hidayah adalah pinjaman, dan ketaatan adalah titipan.
Jaga ia dengan syukur. Rawat ia dengan istighfar.
📖 “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah beri petunjuk, maka ikutilah petunjuk mereka.” (QS. Al-An’am: 90) []