• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 2 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Syi'ar Sirah

Rasulullah dan Bocah Malang di Hari Raya Idul Fitri yang Mengharukan

Oleh Yudi
2 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Tangisan Aisyah

Ilustrasi: Unsplash

0
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

HARI raya Idul Fitri telah tiba. Sejak pagi-pagi sekali, semua orang sibuk mempersiapkan berbagai hal dalam menyambut lebaran. Kota Madinah dipenuhi suasana gembira. Waktu pelaksanaan shalat Ied semakin dekat. Tua-muda dengan mengenakan pakaian terbaiknya mereka pergi menuju lapangan. Anak-anak turut beserta orangtua mereka, bermain dan bercanda di tempat yang agak jauh dari orang dewasa. Suasana di sekitar lapangan semakin semarak dengan aroma wewangian yang melenakan dari pakaian yang melambai-lambai serta saputangan yang berkibar-kibar ditimpa riuh-rendah suara anak-anak yang tiada henti.

Usai shalat Ied anak-anak tampak sibuk mengucapkan selamat lebaran. Ketika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam hendak pulang, beliau melihat seorang anak bertubuh kurus memakai baju compang-camping, duduk sendirian di salah satu sudut lapangan sembari melelehkan air mata.

BACA JUGA: Pelayanan Abu Ayyub untuk Rasulullah SAW

Rasulullah berjalan menghampiri anak tersebut, dengan penuh kasih sayang mengusap pundaknya dan bertanya, “Mengapa menangis?”

ArtikelTerkait

Kisah Nabi dan Abu Bakar di Gua Tsur ketika Hijrah

Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun Nurain

Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah

Nabi dan Seorang Perempuan Tua yang Membencinya

Si anak dengan marah menyingkirkan tangan Rasulullah dan berkata, “Tinggalkan aku sendiri! Aku sedang berdoa.”

Rasulullah membelai rambut anak itu dan dengan suara yang penuh kelembutan beliau bertanya kembali, “Katakan padaku, Nak! Apa yang terjadi padamu?”

Anak itu menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya, lalu berkata,” Ayahku terbunuh dalam peperangan melawan Muhammad. Ibuku sudah kawin lagi dengan orang lain. Harta benda milikku dijarah orang. Aku hidup bersama dengan ibuku, tetapi suaminya yang baru telah mengusirku pergi. Hari ini semua anak-anak sebayaku bercanda dan menari-nari dengan mengenakan pakaian barunya, tetapi diriku? Aku tidak punya makanan yang kumakan dan tidak pula atap yang melindungiku.”

Air mata Rasulullah mulai menetes. Tetapi beliau mencoba untuk tetap tersenyum sembari bertanya, “Jangan bersedih anakku! Aku juga kehilangan ayah dan ibu saat aku masih kecil.”

Si anak menengadahkan kepalanya dan menatap Rasulullah, ia segera mengenali wajah itu dan ia pun merasa sangat malu. Dengan nada penuh kasih Rasulullah berkata, “Jika aku menjadi ayahmu dan Aisyah menjadi ibumu, dan Fatimah saudaramu, apakah kamu akan merasa bahagia, anakku?”

BAC AJUGA: Pertanyaan Seorang Yahudi tentang Kiamat pada Rasulullah

Si anak mengangguk, “Tentu.”

Rasulullah menggandeng tangan anak malang itu dan membawanya ke rumah. Beliau memanggil Aisyah, “Terimalah anak ini sebagai anakmu.” Aisyah memandikan anak itu dengan tangannya sendiri dan memperlakukannya dengan penuh kasih sayang. Setelah memakaikan pakaian padanya, Aisyah berkata, “Sekarang pergilah Nak. Kamu bisa bermain dengan teman-temanmu, dan bila sudah kau rasa cukup, pulanglah.”

Si anak kembali ke lapangan seraya menari kegirangan. Teman-teman sebayanya keheranan melihat perubahan yang tiba-tiba pada dirinya. Mereka menghampirinya dan menanyakan kisahnya. Si anak malang itu menceritakan semua detail peristiwa yang barusan dialaminya bersama Nabi. Mendengar ceritanya, salah seorang temannya berkata dengan wajah cemberut, “Alangkah bahagianya hari ini bila ayah-ayah kita telah meninggal seperti ayahnya.” []

Sumber: Jejak Rasulullah

Tags: rasulullahsirah
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

‘Ciptakan Alam Semesta dalam 6 Masa,’ Berapa Masa Itu?

Next Post

Allah Sebut Al-Quran sebagai Penyembuh

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Abu Bakar

Kisah Nabi dan Abu Bakar di Gua Tsur ketika Hijrah

18 Juni 2022
ayah terbaik Kekuatan Ilmu, Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Umar bin Abdul Azis, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Nabi Yakub

Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun Nurain

18 Juni 2022
Umat Nabi Musa, Abdurrahman bin Auf

Mahar Abdurrahman bin Auf ketika Menikah

17 Juni 2022
ayah terbaik Kekuatan Ilmu, Kemiskinan yang Aku Khawatirkan, Umar bin Abdul Azis, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Nabi Yakub

Nabi dan Seorang Perempuan Tua yang Membencinya

6 Juni 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist