• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 4 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Penjelasan dan Tata Cara Shalat Orang yang Sakit

Oleh Yudi
2 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Makna Sakit

Ilustrasi sakit. Foto: Alodokter

0
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

BOLEH jadi, ada saja kaum muslimin yang kadang meninggalkan shalat dengan dalih sakit atau memaksakan diri shalat dengan tata-tata cara yang biasa dilakukan orang sehat. Akhirnya merasakan beratnya shalat bahkan merasakan hal itu sebagai beban yang menyusahkannya.

Tentang bagaimana orang yang terbaring lemah itu shalat, sesungguhnya telah jelas bahwa tidak ada satu pun beban syari’at yang diwajibkan kepada seorang di luar kemampuannya. Karena syari’at islam dibangun di atas dasar ilmu dan kemampuan orang yang dibebani. Allah Ta’ala sendiri menjelaskan hal ini dalam firman-Nya:

BACA JUGA: Orang Sakit Mental, Ini Cirinya

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (Qs. Al-Baqarah: 286).

ArtikelTerkait

Shalat Tahajud Harus Tidur Dulu?

6 Keutamaan Kurban

Didoakan Malaikat Setiap Pagi, Mau? Lakukan 7 Hal Ini!

4 Cara Menyentuh atau Mencium Hajar Aswad Jika Mengalami Kesulitan ketika Thawaf

Orang yang sakit tidak sama dengan yang sehat. Semua harus berusaha melaksanakan kewajibannya menurut kemampuan masing-masing. Sehingga nampaklah keindahan syari’at dan kemudahannya.

Sebelum mengetahui tata cara shalat, di antara hukum-hukum yang berhubungan dengan orang sakit dalam ibadah shalatnya adalah diperbolehkan baginya untuk men-jama’ (menggabung) antara shalat Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan ‘Isya baik dengan jama’ taqdim atau ta’khir. Hal ini melihat kepada yang termudah baginya. Sedangkan shalat Shubuh maka tidak boleh dijama’ karena waktunya terpisah dari shalat sebelum dan sesudahnya. Diantara dasar kebolehan ini adalah hadits Ibnu Abas radhiallahu ‘anhuma yang menyatakan:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjama’ antara Zhuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya’ di kota Madinah tanpa sebab takut dan hujan. Abu Kuraib berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Abas radhiallahu ‘anhuma: Mengapa beliau berbuat demikian? Beliau radhiallahu ‘anhuma menjawab: Agar tidak menyusahkan umatnya,” (HR. Muslim no. 705)

Tata cara shalat orang yang sakit

Dan kemudahan itu adalah mengetahui tata cara shalat orang yang sakit sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan penjelasan para ulama.

a. Diwajibkan atas orang yang sakit untuk shalat berdiri apabila mampu dan tidak khawatir sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam shalat wajib adalah salah satu rukunnya.

b. Orang sakit yang mampu berdiri namun tidak mampu ruku’ atau sujud tetap tidak gugur kewajiban berdirinya. Ia harus shalat berdiri dan bila tidak bisa rukuk maka menunduk untuk rukuk Bila tidak mampu membongkokkan punggungnya sama sekali maka cukup dengan menundukkan lehernya. Kemudian duduk lalu menunduk untuk sujud dalam keadaan duduk dengan mendekatkan wajahnya ke tanah sedapat mungkin.

c. Orang sakit yang tidak mampu berdiri maka melakukan shalat wajib dengan duduk.

d. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk maka boleh melakukannya dengan berbaring miring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Hal ini dilakukan dengan dasar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ‘Imrân bin al-Hushain:

Shalatlah dengan berdiri, apabila tidak mampu maka duduklah dan bila tidak mampu juga maka berbaringlah. (HR. Al-Bukhari. No. 1117).

BACA JUGA: Kucing Kalau Lagi Sakit Ternyata…

Advertisements

e. Orang sakit yang tidak mampu berbaring miring, maka boleh melakukan shalat dengan terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah kiblat karena hal ini lebih dekat kepada cara berdiri. Misalnya bila kiblatnya arah barat maka letak kepalanya di sebelah timur dan kakinya di arah barat.

f. Apabila tidak mampu menghadap kiblat dan tidak ada yang mengarahkannya atau membantu mengarahkannya ke kiblat, maka shalat sesuai keadaannya tersebut.

g. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan seluruh keadaan di atas. Ia tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga dengan matanya, maka ia shalat dengan hatinya. Shalat tetap diwajibkan selama akal seorang masih sehat. []

 

 

 

Tags: sakitShalat
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Hijaber Pertama yang Jadi Hakim di Inggris, Inilah Raffia Arshad

Next Post

Begini Cara Muslim Chicago Rayakan Idul Fitri di Tengah Pandemi

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Shalat malam merupakan hal yang menguatkan seorang Muslim, juga baik untuk kesehatan. shalat tahajjud Tahajjud Harus Tidur Dulu Kiat Bangun Tahajjud, Manfaat shalat sunnah, shalat tahajjud, keutamaan shalat shubuh, Shalat Tahajud

Shalat Tahajud Harus Tidur Dulu?

4 Juli 2022
keutamaan kurban

6 Keutamaan Kurban

4 Juli 2022
Fakta Malaikat Mikail, Didoakan Malaikat

Didoakan Malaikat Setiap Pagi, Mau? Lakukan 7 Hal Ini!

3 Juli 2022
cara menyentuh dan mencium Hajar Aswad , hajar Aswad, mualaf, jamaah umrah, pahala haji, ibadah haji

4 Cara Menyentuh atau Mencium Hajar Aswad Jika Mengalami Kesulitan ketika Thawaf

3 Juli 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist