MUSLIM meyakini bahwa semua nabi dan Rasul diutus Allah dengan satu pesan yang sama yakni ketauhidan. Namun, pesan atau risalah terakhir yang paling sempurna adalah Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.
Alquran sendiri menegaskan bahwa itu adalah wahyu terakhir, petunjuk kehidupan yang paling sempurna, lengkap, dan komprehensif.
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS Al Maidah: 3)
Mengapa nabi Muhammad baru muncul pada sekitar 600 M?
BACA JUGA:Â 2 Keistimewaan Rasulullah Saw, Nabi Akhir Zaman
Sungguh menakjubkan bahwa tidak ada Nabi atau utusan sebelum Nabi Muhammad yang mengklaim bahwa pesannya adalah yang terakhir, atau paling sempurna. Sebaliknya, kita menemukan bahwa baik dalam Perjanjian Lama dan Baru, nabi selalu berbicara tentang seseorang, beberapa nabi, yang akan datang, dan tidak ada yang mengklaim bahwa dia adalah nabi terakhir.
Hanya dalam risalah Islam lah kita menemukan kebenaran dan klaim tersebut yang didokumentasikan dalam Alquran dan juga dalam perkataan Nabi Muhammad. Ini adalah poin penting.
Pertama-tama, kita harus mengatakan bahwa pemilihan waktu yang tepat bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang tetapi atas kehendak Allah sendiri.
Allah memilih waktu itu sebagai waktu yang paling tepat. Jika kita, sebagai manusia, mencoba memahami mengapa, maka itu hanyalah upaya manusiawi kita untuk memahami.
Setidaknya ada empat poin dasar yang sangat relevan dengan masalah ini. Mengapa Nabi Muhammad menjadi nabi terakhir?
1 Terbukanya Akses
Pertama-tama, ada pertanyaan tentang alat transportasi dan komunikasi. Dulu sangat sulit untuk berkomunikasi secara luas. Tidaklah praktis untuk memiliki seorang nabi yang memiliki pengikut yang cukup untuk menyebar ke seluruh dunia dan menyampaikan pesan kepada orang lain.
Kita mengetahui bahwa baru pada abad ketujuh Masehi dan seterusnya, jangkauan pergerakan dan kontak antara orang-orang telah menjadi lebih besar, dan sekarang dengan teknologi modern, komunikasi pesan menjadi jauh lebih mudah.
2 Pesan yang Otentik
Alasan dasar kedua berkaitan dengan cara menulis dan melestarikan pesan. Seorang nabi adalah manusia. Dia akan hidup selama beberapa dekade, dan kemudian mati.
Satu-satunya ajaran otentik adalah sesuatu yang dilestarikan, lebih disukai dalam bentuk tertulis, sehingga tidak dilupakan atau dicampur. Kita tahu ini, dan ada banyak bukti yang tersedia bahwa wahyu yang diberikan kepada nabi sebelumnya tidak disimpan utuh selama berabad-abad.
Ada berbagai alasan: orang-orang beriman diserang, dianiaya, kitab suci mereka dihancurkan, dan beberapa orang mulai menulis apa pun yang mereka ingat. Dengan kesulitan-kesulitan ini, sangat mungkin bahwa meskipun semua nabi jujur ​​dalam mengkomunikasikan apa yang telah diberikan kepada mereka, pesan setelah kematian mereka ini mungkin mengalami sebagian kerugian, dan mungkin beberapa perubahan.
Namun, tidak demikian dengan Alquran. Kemurnian dan kebenarannya tetap terjaga sebagai pesan yang otentik bahkan ketika Nabi Muhammad SAW telah tiada.
3 Ajaran yang murni
Alasan ketiga yang mungkin adalah bahwa apa pun yang tersisa dari ajaran para nabi sebelum Nabi Muhammad sering bercampur dengan ide filosofis, dengan spekulasi teologis, dan kadang-kadang bahkan dengan beberapa mitologi yang mendahului misi nabi tersebut.
Berbeda dengan Alquran. Firman Allah yang disampaikan di dalamnya tidak bercampur dengan perkataan pribadi Nabi Muhammad. Bahkan, pesan Nabi terangkum dalam hadis dan sunah yang kemudian juga dibukukan dalam kitab Hadis oleh para ulama.
4 Kisah Alquran
Hal itu membuat sangat sulit bagi orang untuk menyaring kata-kata yang tepat dari para nabi dan apa yang hanya berteori, atau meletakkan teologi dan filsafat ke dalam gambaran. Namun, Alquran mengisahkannya dengan akurat.
5 Kedewasaan umat manusia
Alasan keempat dan mungkin yang paling penting, adalah tahap kedewasaan umat manusia. Jika sebelumnya ada seorang nabi yang diutus, kemudian nabi yang lain datang dengan misi yang tampak berbeda, padahal pesannya pada dasarnya sama.
Lebih masuk akal bahwa ketika umat manusia mencapai tingkat tertentu, pesan umum universal dapat diberikan kepada mereka yang membawa unsur-unsur fleksibilitas dan penerapan sehingga akan ada interaksi antara hukum ketuhanan dan kerangka hidup yang coba ditafsirkan oleh pikiran manusia. dan temukan detail dan aplikasi khusus, tergantung kebutuhan waktu dan tempat.
BACA JUGA:Â Nabi Muhammad, Nabi Akhir Zaman
Sekarang, jika kita melihat semua titik penting ini, kita akan menemukan bahwa dengan munculnya Nabi Muhammad, dan bukti-bukti sejarah yang cukup ada, pesan yang diberikan kepadanya dipertahankan utuh, dan tidak bercampur dengan ajaran orang lain.
Jadi kemurnian wahyu telah dipertahankan, dan kita juga melihat bahwa dalam beberapa tahun setelah kematiannya, pesan Islam mencapai hampir setengah dari dunia yang dikenal pada saat itu, dan hari ini telah mencapai seluruh dunia.
Jadi, seperti disebutkan di atas, waktu berasal dari Allah, tetapi ada sejumlah alasan logis mengapa waktu disampaikannya risalah dipilih, yakni pada masa Nabi Muhammad SAW. []
SUMBER: ABOUT ISLAM