• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 22 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sosok

Mengintip Kesederhanaan Para Founding Fathers Indonesia

Oleh Eneng Susanti
6 tahun lalu
in Sosok
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Jatimnow

Foto: Jatimnow

36
BAGIKAN

KEKUASAAN identik dengan kekayaan dan kemewahan. Namun, tak semua penguasa mempunyai sifat tamak dan serakah. Tak sedikit, pemimpin atau penguasa yang justru memegang prinsip kesederhanaan dalam hidupnya. 

Di Indonesia, kesederanaan ini dapat ditemukan dalam diri para pemimpin, khususnya di awal-awal kemerdekaan. Sebut saja founding father Indonesia, Soekarno-Hatta, dan Agus Salim, pejuang kemerdekaan Indonesia. Bagaimana kesederhanaan mereka?

BACA JUGA: Makna Kemerdekaan dalam Teks Proklamasi

Berikut ini sekelumit kisah tentang bersahajanya ketiga tokoh tersebut di balik sosoknya yang begitu membanggakan bagi bangsa Indonesia.

ArtikelTerkait

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid

Soekarno

Jauh sebelum blusukan populer di dekade ini, Bung Karno telah melakukannya berpuluh-puluh tahun lalu. Menyambangi petani, tukang sate, pedagang obat, dan para sopir di sudut-sudut kota maupun desa merupakan kegemarannya. Bung Karno kerap menyamar agar bisa melebur dengan rakyat kecil yang tengah bergumul di desa. Ia juga dengan santainya bercakap, bercanda, serius, dengan mereka. Tanpa pengawal.

“Rakyat adalah roti kehidupan. Aku ingin bercampur dengan rakyat. Itulah yang menjadi kebiasaanku,” kata Bung Karno dalam buku ‘Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat’ karya Cindy Adams, yang terbit pertama kali tahun 1965.

Jika kesederhanaan seseorang bisa diukur dari makanan sehari-harinya, bisa dipastikan bahwa bapak proklamator sekaligus presiden RI pertama yakni Soekarno adalah orang yang bersahaja.

Dikutip dari “Menyusuri Kenang-kenangan Perjuangan Masa Mudaku” yang merupakan bagian Bunga Rampai Soempah Pemoeda yang terbit pada 1978, makanan favorit Bung Karno adalah sate ayam. Di buku tersebut dijelaskan, setelah penetapan Bung Karno sebagai presiden pertama dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), tanggal 18 Agustus 1945 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Bung Karno pulang berjalan kaki. Santapan berbuka puasanya adalah sate ayam yang dibelinya sendiri di pinggir jalan dari seorang pedagang tanpa pakaian atas, alias bertelanjang dada.

Selain sate, Bung Karno juga menggemari sambal pecel. Di meja makan keluarganya, bumbu itu selalu tersaji. Sambal pecel selalu menemani santap siang Bung Karno, biasanya disajikan bersama lele plus lalapan daun singkong dan pepaya. Ia akan mencomot langsung dari cobek dan menyantapnya dengan tangan tanpa sendok dan garpu.

“Kalau enggak ada, pasti Bapak menanyakan. Kalau lagi makan pecel lele, Bapak seperti tidak ingat sekitarnya,” ujar Muslih bin Risan (70), mantan pelayan pribadi keluarga Soekarno, seperti dikutip dari Historia.

Mohammad Hatta

Begitu bersahajanya wakil presiden pertama RI ini tampak pada keinginannya yang sederhana namun tak terpenuhi hingga akhir hayatnya. Mohammad Hatta pernah punya keinginan untuk bisa memiliki sepatu Bally. Sepatu dengan merek tersebut, pada tahun 1950-an, merupakan sepatu ‘keren’ yang bermutu tinggi. Harganya pun mahal.

Saking inginnya, Bung Hatta bahkan sampai menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjual sepatu Bally di sebuah tempat. Bertahun-tahun ia menabung untuk bisa membeli sepatu idamannya itu. Padahal, posisinya sebagai wakil presiden RI pada saat itu, memungkinkan dirinya untuk mendapatkan sepatu tersebut secara cuma-cuma dengan memanfaatkan koneksi dan relasi tentunya. Sebab, jika mengandalkan gaji pada masa itu belum memungkinkan.

Bung Hatta memilih untuk menabung sedikit demi sedikit. Namun, di balik keinginan besarnya akan sepatu Bally, Hatta tetaplah Hatta yang berjiwa penolong. Saat ada saudara, kerabat, dan sahabatnya meminta pertolongan, Hatta tak pernah menolak membantu. Uang tabungan pun akhirnya tidak pernah cukup. Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tidak memadai. Bahkan, guntingan iklan sepatu Bally itu masih tersimpan hingga Hatta tutup usia.

Agus Salim

‘Memimpin adalah menderita’. Begitulah kutipan Agus Salim yang sangat diingat hingga kini. Seorang diplomat ulung, penguasa 9 bahasa, tetapi tetap bersahaja. Bahasa asing yang dikuasainya antara lain Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Arab, Turki, dan Jepang.

Agus Salim pernah menjabat Menteri Luar Negeri periode 3 Juli 1947 – 20 Desember 1949. Di masa jabatannya, Agus Salim menjadi ketua delegasi Indonesia dalam Inter Asian Relation Conference di India dalam rangka pembukaan hubungan diplomatik dengan negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Di balik segala prestasinya, ekonom Faisal Basri pernah menyebut, tidak ada tokoh bangsa yang lebih bokek dari Agus Salim. Itu semua karena lelaki asal Sumatera Barat itu tidak memiliki rumah sampai akhir hayatnya.

“Sangat bokek jadi tidak ada tokoh bangsa yang semelarat namun sebahagia Haji Agus Salim. Hatta masih punya rumah di kawasan Menteng. Agus Salim boro-boro punya rumah. Sampai wafat ia tetap berstatus “kontraktor”,” kata Faisal dalam situs pribadinya.

BACA JUGA: Haji Agus Salim: Ulama, Diplomat dan Negarawan Sejati

Seperti apa kontrakan seorang pejabat negara secemerlang Agus Salim pada masa itu?

Saat itu dia tak tinggal di rumah kontrakan mentereng seperti Pondok Indah dan Menteng. Agus Salim hanya tinggal di rumah kecil, di gang sempit di berbagai kawasan kumuh Jakarta. Dari Tanah Abang, Jatinegara, Petamburan, Agus Salim pernah tinggal di sana. Yang paling terkenal adalah saat Agus Salim tinggal di Gang Listrik bersama istrinya, Zaianatun Nahar. Ironisnya, di Gang Listrik itu, Agus Salim pernah hidup tanpa listrik. Sebab, saking bokeknya, dia tak sanggup bayar listrik sehingga harus diputus.

Di kontrakan tersebut hanya ada kasur gulung, ruang makan, dapur, dan tempat menerima tamu bersatu dalam satu ruangan besar. Ketika para tetamu datang ke rumahnya, Agus Salim menyediakan makanan nasi goreng kecap. []

SUMBER: KUMPARAN

Tags: Kesederhanaan
Share36SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hukum Membatalkan Shalat Wajib

Next Post

4 Kiat Pilih Pasangan yang Tepat

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Imam Ahmad, Abu Hanifah, Imam Syafi'i, Ibnu Katsir, Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah yang Luar Biasa

15 April 2025
Sulaiman Al-Qanuni,

Sulaiman Al-Qanuni, Khalifah Tersukses dalam Sejarah Islam

1 Desember 2024
Abu Bakar, Nuaiman bin Amr,Umair bin Wahab Al-Jumhani

Mengapa Abu Bakar Dijuluki Al-Atiq?

14 Oktober 2024
Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid 1 kesederhanaan

Ibnul Jazari, Bapak Imu Tajwid

10 September 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 kesederhanaan

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Bait-bait syair Imam Syafi’i yang Menyentuh dan Menggetarkan Jiwa

Oleh Dini Koswarini
26 Oktober 2022
0
Penilaian Manusia, Muhasabah, Imam Syafi'i, ujian, akad

Inilah Bait-bait syair Imam Syafi’i rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini.

Lihat LebihDetails

Berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Semoga dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
25 September 2021
0
peran guru kerja keras Kunci Kesuksesan, Ayat-ayat Al-Quran tentang Bekerja, Etika Bekerja, Rekan Kerja Sombong dan Pendengki, Hadis Nabi tentang Keharusan Bekerja Keras

Tidak heran makanya jika ada ayat-ayat Al-Quran tentang bekerja, saking pentingnya bekerja ini untuk seorang lelaki Muslim dewasa.

Lihat LebihDetails

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.