ISLAM adalah agama yang mengajarkan cinta, adab, dan penghormatan kepada semua yang dimuliakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Namun, di dunia Islam sendiri terdapat sebagian kelompok yang mengaku Muslim, namun justru melaknat istri dan para sahabat Rasulullah ﷺ. Mengapa hal ini terjadi? Berikut penjelasannya.
1. Perbedaan Pemahaman dalam Sejarah Islam
Salah satu penyebab munculnya pelaknatan terhadap istri dan sahabat Rasulullah ﷺ adalah adanya perbedaan pemahaman sejarah antara kelompok Sunni dan Syiah. Dalam keyakinan Sunni, para sahabat Nabi adalah generasi terbaik umat Islam setelah para Nabi, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku (para sahabat), kemudian yang setelahnya (tabi’in), kemudian yang setelahnya lagi (tabi’ut tabi’in).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Namun, sebagian Syiah ekstrem meyakini bahwa beberapa sahabat Nabi, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, telah “merampas hak kekhalifahan Ali bin Abi Thalib”. Karena keyakinan inilah, mereka melaknat para sahabat tersebut dalam ritual dan doa mereka.
BACA JUGA: 5 dan 8 Tanda Kiamat Menurut Yahudi dan Syiah
2. Melaknat Istri Nabi karena Kebencian kepada Aisyah
Selain para sahabat, ada kelompok yang melaknat Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha karena peristiwa Perang Jamal, di mana Aisyah berada di pihak yang berseberangan dengan Ali bin Abi Thalib. Padahal, meskipun terjadi fitnah dan konflik di masa itu, para sahabat saling memuliakan dan tidak pernah menuduh Aisyah sebagai pendosa atau kafir, sebagaimana yang dilakukan kelompok ekstrem.
Allah ﷻ telah menurunkan ayat khusus untuk membela Aisyah dari tuduhan keji saat terjadi fitnah Ifk:
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita baik-baik yang lengah lagi beriman, mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.”
(QS. An-Nur: 23)
Ayat ini menjadi dalil bahwa mencaci Aisyah adalah dosa besar, sebab Allah telah menegaskan kesuciannya.
3. Menyelisihi Perintah Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ melarang keras umatnya mencela para sahabat. Beliau bersabda:
“Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, maka itu tidak akan menyamai satu mud atau setengah mud infak salah seorang sahabatku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Melaknat istri Nabi dan para sahabat menunjukkan kurangnya pemahaman terhadap hadits ini dan kurangnya adab kepada manusia-manusia pilihan yang telah berjuang menegakkan Islam.
4. Akibat Fanatisme Buta
Pelaknatan juga muncul dari fanatisme buta kepada tokoh atau ajaran tertentu, tanpa meneliti dalil yang shahih. Kebencian yang diwariskan turun-temurun dalam madrasah atau lingkungan tertentu menyebabkan mereka tumbuh dengan penuh dendam kepada sahabat Nabi tanpa pernah mempelajari sejarah secara objektif dan ilmiah.
5. Mengancam Keimanan
Ulama Ahlussunnah menyebutkan bahwa mencaci sahabat dapat menggugurkan keimanan seseorang jika disertai keyakinan kufur. Karena itu, kita wajib berhati-hati dalam berbicara tentang istri dan sahabat Nabi. Allah ﷻ telah meridhai mereka, sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah.”
(QS. At-Taubah: 100)
BACA JUGA: Beda Imam Mahdi Versi Ahlus Sunnah dengan Syiah
Penutup: Menjaga Lisan dan Hati
Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk mencintai dan meneladani para sahabat dan istri Rasulullah ﷺ. Mereka bukan manusia sempurna, tetapi mereka adalah generasi terbaik yang langsung dibimbing oleh Nabi ﷺ. Membenci atau melaknat mereka berarti meragukan keputusan Allah dalam memilih manusia terbaik untuk mendampingi Rasul-Nya.
Semoga kita dijauhkan dari perilaku dan keyakinan yang mengundang murka Allah, dan diberikan taufik untuk menjaga lisan serta hati agar selalu menghormati siapa pun yang dimuliakan oleh Rasulullah ﷺ. []











