• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 20 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ramadhan

Medsos, ‘Pak Pos’, dan Pesan Ramadhan

Oleh Eva F Hasan
8 tahun lalu
in Ramadhan
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Medsos, ‘Pak Pos’, dan Pesan Ramadhan 1 Ramadhan
0
BAGIKAN

Oleh: M Anwar Djaelani
Aktivis MIUMI Jawa Timur

BANYAK yang merasa diuntungkan oleh keberadaan media sosial (medsos). Contoh sisi baiknya, hubungan kekerabatan / pertemanan dari banyak orang menjadi lebih akrab. Atau, berbagai informasi lebih cepat tersiar. Tetapi, tetap berhati-hatilah dalam menggunakannya. Untuk itu, di titik ini, semoga ajaran menahan diri di Ramadhan dapat menyelamatkan kita saat ber-medsos.

Kapan Kritis

Medsos telah membuat banyak orang (merasa) makin pintar tanpa harus membaca banyak buku, koran, dan yang sejenisnya. Berbagai informasi lalu-lalang tiap saat, nyaris 24 jam dalam sehari. Pergerakan informasi sungguh sangat dinamis.

ArtikelTerkait

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

Lewat medsos, semisal WhatsApp (WA), sebuah informasi yang dianggap penting bisa tersebar luas secara viral dalam sekejap. Sebab, banyak orang yang lalu bersedia berperan sebagai ‘Pak Pos’ yang rajin mengantarkan surat.

Lihatlah! Sebuah informasi yang dianggap penting dan diterima seseorang di sebuah group WA, dalam hitungan detik oleh orang tersebut akan ditularkannya ke berbagai group WA lain yang diikutinya. Saat itu, bisa saja niat orang tersebut adalah untuk berbagi (baca: berbuat baik) kepada sesama.

Sementara, orang-orang yang mendapat kiriman informasi itu dan juga merasa mendapatkan ilmu atau pencerahan yang bermanfaat akan bersikap serupa yaitu segera meneruskannya ke berbagai group WA lain yang diikutinya. Demikian siklus perjalanan informasi itu berputar, menyebar sangat cepat bak virus.

Tapi, sayang! Sebagian dari pengguna medsos itu kurang kreatif (untuk tak menyebut malas). Berikut ini contoh sikap kurang kreatif itu. Postingan yang diterima seseorang berjudul “Renungan di Pagi Hari”. Saat di malam hari dia berkesempatan meneruskan postingan itu ke berbagai group yang diikutinya, dia tak mengubah judul itu menjadi “Renungan di Malam Hari”. Maka, bagi yang cermat akan segera tahu jika si pengirim tidak kreatif.

Tak hanya tidak kreatif, tapi bahkan juga tak kritis. Para ‘Pak Pos’ itu secara gegabah meneruskan berbagai postingan yang sejatinya tak bermanfaat. Bisa disebut demikian karena ‘ilmu’ yang dibagikan tak didasarkan kepada referensi yang meyakinkan dan bisa pula karena hanya berupa candaan yang tak bermutu.

Perhatikanlah, sekadar menunjuk tiga contoh berikut ini. Pertama, postingan undangan palsu. Sekitar tiga hari menjelang Ramadhan lalu, banyak orang dibuat masygul dengan beredarnya sebuah undangan “Buka Puasa Bersama” di sebuah hotel mewah yang ternyata hanya palsu meski –mungkin- diniatkan bercanda oleh si pengirim.

Ceritanya, di sebuah group WA muncul postingan dari salah seorang anggotanya. Isinya, mengharap seluruh anggota group berkenan hadir di acara “Buka Puasa Bersama” yang diadakannya di sebuah hotel mewah lengkap dengan alamat dan waktunya. Setelah maksud surat sudah tersampaikan, surat itu diakhiri dengan penjelasan yang menyebutkan bahwa rangkaian kalimat di atas adalah “Contoh dari surat undangan Buka Berbuka Bersama”.

Artinya, kita ‘ditipu”. Setidaknya bagi sebagian yang menerima, postingan itu bisa saja dirasa sangat “mengganggu hati”.

Kedua, postingan yang bermain-main di wilayah ‘sensitif’. Bunyinya: Waspadalah! Menjelang Ramadhan banyak hadits palsu di WA. Beberapa contoh Hadits palsu yang berhubungan dengan Ramadhan yang tahun lalu sudah beredar: “Dan barangsiapa yang menjalani malam-malam bulan puasa dengan tidak tidur dan tidak mengerjakan amalan-amalan sholeh, itu adalah contoh orang-orang yang Begadang tiada artinya,” (H.R. Oma Irama).

“Dan barangsiapa yang di saat berbuka puasa masih berada di jalan, maka orang yang demikian itu tergolong ke dalam golongan orang yang tersesat dalam kemacetan” (H.R. Rasuna Said). Pertanyaannya, buat apa mengambil tema canda dari hal-hal yang ‘sensitif’ seperti itu?

Ketiga, postingan tak bermakna. Intinya, postingan itu berisi permintaan maaf dari seseorang karena akan segera memasuki bukan Ramadhan tetapi disampaikan dengan bahasa yang “sangat asing”. Bacalah postingan ini: “De’ sadejeh Taretan se muljeh…. Angadebih deteng epon bulen se muljheh enggi ka’ dintoh Ramadhan…. beden kauleh sareng kaluarga nyo’onnah saporanah se tadek betesseh atas sajedeh lalampaan se sala tor lopot. Baden kauleh rep ngarep ben parnyo’onan malar mogeh sadejeh Taretan se bedeh e delem group ka’ dintoh eparengi gempang kalaben lancar ngalampae Ibade e bulen Romaden se paleng muljeh”.

Mengertikah Anda dengan postingan di atas? Jika Anda bukan orang Madura, bisa dipastikan Anda tak akan bisa memahami isi postingan tersebut. Pertanyaannya, buat apa memosting sesuatu jika yang kita posting isinya tak dimengerti oleh si penerima?

Apa akibat dari beredarnya informasi yang tak berkualitas seperti itu? Pertama, bagi si pengirim, bisa saja digolongkan bahwa dia telah melakukan sebuah pekerjaan yang tak bermanfaat, suatu aktivitas yang kita diminta untuk meninggalkannya.

“Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Kedua, bagi si penerima, dia akan sangat terugikan. Ilmu dia tak bertambah dan waktu dia yang sangat berharga menjadi hilang karena tersita di saat membaca informasi ‘sampah’ tadi.

Bisa saja semua pengirim “postingan yang bermasalah” itu sedang bermaksud bersedekah. Mereka mungkin bersandar kepada ajaran Nabi Muhammad Saw, bahwa segala macam perbuatan baik adalah sedekah. Maka, dengan anggapan bahwa postingannya akan dianggap lucu dan bisa menyenangkan orang, ‘bersedekahlah’ mereka dengan postingan yang aneh-aneh itu. Tentu saja, ini sikap yang perlu kita kritisi.

Sekarang, berbagai sarana komunikasi memang bisa kita gunakan untuk berdakwah. Dengan “hand-phone cerdas” yang kita miliki, kita bisa berdakwah, misalnya dengan cara mengirim ‘nasihat’, ‘hikmah’, atau lainnya yang dirasakan bisa menyentuh hati orang. “Barang-siapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun juga” (HR Muslim). Meski demikian, tetap harus berhati-hati dalam menulis atau meneruskan sebuah postingan! Tulislah atau pilihlah postingan yang isinya baik dan benar cara penyampaiannya.

Dua Pilihan

Puasa Ramadhan didesain agar kaum beriman bisa menjadi taqwa. Sementara, substansi taqwa adalah sebuah sikap untuk selalu berhati-hati di setiap langkah hidup. Maka, semoga taqwa dapat membimbing kita agar selalu selamat di setiap keadaan termasuk di saat kita berinteraksi di media sosial.

Sungguh, lulusan Universitas Ramadhan itu -orang yang bertaqwa itu- akan selalu berusaha untuk mengamalkan panduan di HR Bukhari – Muslim ini: “Barang-siapa beriman kepada Allah dan hari Akhirat, maka hendaklah berkata yang baik atau diam”. []

Tags: MedsosPuasaRamadan
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Soal Puasa, Ini Kata Para Ilmuwan

Next Post

Laporan Program Donasi Berbagi Kebahagiaan Untuk Jompo IslamposAid ke-1

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Lebaran

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

30 Maret 2025
gerd

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

30 Maret 2025
Puasa, Sunnah Puasa Ramadan, Puasa Syawal

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

30 Maret 2025
Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah, Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

30 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Penyebab Badan Cepat Lelah, 30 Tahun

Yang Harus Diperhatikan oleh Orang yang Sudah Berusia 30 Tahun Lebih Agar Sehat Mental

Oleh Saad Saefullah
19 Mei 2025
0

Diabetes pada Anak

Daftar Makanan Tinggi Gula yang Sering Dikonsumsi Anak-anak, Apa Saja?

Oleh Haura Nurbani
19 Mei 2025
0

Rezeki, Sunnah, Pintu Surga, malaikat, Muslim yang Bersyukur, Miskin, Rezeki

Manfaat Mencari Rezeki dan Memberi Nafkah

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0

Malaysia

Berapa Gaji Rata-rata di Malaysia?

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Surat An Nisa, aurat berat, wanita, neraka, keperawanan

8 Cara Muslimah Menjaga Keperawanan: Fitnah Akhir Zaman

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Berapa Lama Idealnya Memanaskan Motor di Pagi Hari?

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0
Anak Gadis, Cara Hadirkan Berkah saat Naik Kendaraan, Hukum Meminjam, Motor

Ada beberapa akibat yang bisa terjadi jika motor tidak dipanaskan terlebih dahulu.

Lihat LebihDetails

7 Jenis Pakaian yang Tak Boleh Dipakai saat Shalat: Panduan dari Syariat Islam

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0
wanita, shalat, pakaian

Pakaian yang tipis hingga memperlihatkan warna kulit atau bentuk tubuh secara jelas tidak memenuhi syarat menutup aurat.

Lihat LebihDetails

4 Raja Dunia yang Pernah Berkuasa

Oleh Yudi
20 Juni 2021
0
Foto: Unsplash

Raja dunia keempat ini bernama Bukhtanshar, raja kafir yang menjajah Bani Israil dan membunuh banyak kaum muslimin di kalangan bani...

Lihat LebihDetails

Berapa Banyak Jumlah Pasukan yang Dibawa oleh Muhammad Al-Fatih ketika Menaklukan Konstantinopel?

Oleh Haura Nurbani
18 Mei 2025
0
Konstantinopel

Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.